NovelToon NovelToon
Asmara Jajar Genjang

Asmara Jajar Genjang

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:4.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: Rha Setia

Kisah cinta rumit terjalin di antara empat bersaudara, seorang wanita hadir menjadi rebutan.

Dialah Art Tara Biancasandra, seorang wanita cantik yang memiliki nasib buruk semenjak memiliki ibu tiri. Nasibnya berubah setelah mengenal seorang pria kaya yang memanfaatkan dirinya. Dari sanalah ia mendapatkan kisah asmaranya yang rumit, segala keluh kesah kehidupan di dapatinya mulai dari hal baik hingga hal buruk.

Bagaimanakah kisah selanjutnya?
Apakah ia mampu menghadapi asmara jajar genjang itu?

Tidak ada permasalahan yang tidak mendapatkan jalan keluarnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rha Setia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

AJG 30

Dari sanalah ia membenarkan tebakannya jika sang pria calon suaminya memiliki hubungan dengan orang yang disebutkannya sesaat tadi apalagi ada nama yang sama tergantung pada bagian ujung nama-nama mereka.

Tebakannya ini terbenam dalam benaknya tanpa menyerukannya kepada Sammuel. Namun, ada satu hal yang membuatnya mengutarakan kecurigaannya. Sejenak ia mempertimbangkan apakah ini layak diutarakan dan ditanyakan atau tidak, tapi dia penasaran jika tak ditanyakan, jika ditanyakan mungkin ini bisa menyinggung sesuatu.

Tapi pada akhirnya Tara memutuskan untuk mengajukan pertanyaan itu, terserahlah apa jawabannya, terserah apa yang akan terjadi. Apa salahnya dia bertanya?

Dia menoleh ke arah Sammuel, pria itu menggerakkan kepalanya dan memasang ekspresi seolah sedang berkata “Apa ada yang mau ditanyakan? Karena aku yakin dan pasti kau memiliki beberapa pertanyaan untuk diajukan.” Tatapannya juga tampak jika dia menunggu untuk ditanya.

"Hanson Mike Charington itu siapa?" Tara menatap wajah Sammuel penuh harap menanti sebuah jawaban.

"Pengacara di perusahaan gue," jawab Sammuel dengan datarnya. "Lo sempet ketemu juga sama dia,” tambahnya. Tapi meski sudah mendapat jawabannya, kepalanya masih belum sampai pada sesuatu yang diharapkannya.

"Aku pernah denger sih namanya, tapi rada lupa juga." Tara memicingkan matanya mencoba memutar ingatannya mencari jawaban dari pikirannya yang merasa janggal dan curiga terhadap nama ini.

"Waktu pertama kita ketemu di tempat kerja lo, di sana ada si Jack sama si Hans." Karena tak kunjung mendapat jawaban dan sepertinya Sammuel agak tak sabar, dia membantu tuk menjawab dan mengingatkannya.

"Oh orang itu." Tara mengangguk paham setelah mengingat sesuatu. Akhirnya dia ingat juga.

Sammuel kini memaparkan tatapan herannya, apakah wanita di sampingnya itu tidak protes atau mempertanyakan tentang persyaratan terakhirnya? Atau memang sang wanita masih tidak akan menghiraukan segalanya selama membuahkan hasil uang di dalamnya. Jika demikian, tebakannya tidak salah sama sekali, bahwa dalam sejarah kehidupan wanita itu, tidak ada kata cinta, ia hidup hanya untuk mencari uang saja.

Siapa pun pasangannya tidak akan menjadi bebannya selama uang yang di dapatinya melebihi penghasilannya kini. Atau mungkin, wanita ini tak mau menyinggung hubungan antara dia dan dirinya dengan pria-pria yang namanya disinggung tersebut.

Setelah mereka bungkam, Nicky merasa jika ini adalah waktu dan bagiannya untuk berbicara.

"Nyonya, itu persyaratan dari Tuan. Jika Anda melihat lima poin yang kosong di bawahnya, itu adalah persyaratan yang berhak Anda ajukan," ujar Nicky pada wanita yang masih setia duduk di samping calon suaminya, namun berhasil mencabik lamunan sahabatnya.

Tara tersenyum kaku, sejenak ia menolehkan arah pandangnya pada calon suaminya yang membuat pria itu membalasnya dengan tatapan herannya.

"Baiklah akan saya katakan." Kini tatapan Tara menuju kepada Nicky bermaksud ucapannya berbahasa untuk pria itu. "Untuk syarat yang pertama, jangan larang saya untuk bekerja. Untuk kedua, jangan larang saya untuk memiliki teman. Untuk ke tiga, izinkan saya mendapati kebebasan untuk menggunakan uang yang sudah Anda berikan, saya garis bawahi untuk hal baik dan juga saya akan mengatakan untuk apa uang itu saya pakai." Sejenak ia mengalihkan pandangannya kembali menuju arah sampingnya di mana seorang pria masih menatapnya di sana. "Dan yang terakhir, jangan larang saya untuk dapat menemui keluarga!" imbuhnya menjabarkan ucapannya dalam lirihannya yang kian membuat pria di sampingnya terheran-heran. Sepertinya Tara mengucapkan semuanya sesingkat, sepadat dan sejelas mungkin.

Sementara Tara berucap, dengan sigap Nicky mencatat apa yang diutarakan Tara pada kolom kosong yang tersedia di atas kertas. Tangannya bergerak cepat dan telaten sehingga setiap kata yang terucap tak sampai ada yang dilewatkannya, semua sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Tara.

Sedang Sammuel meresapi pernyataan calon istrinya, hingga memaknai bahwa wanita itu mengingat pengalaman buruk yang tengah menimpanya berbalik dengan apa yang diutarakannya.

"Hanya itukah, Nyonya? Satu lagi Anda melewatkannya," ucap Nicky setelah selesai menuliskan semua persyaratan itu, tapi dia merasa heran karena melihat jika Tara sepertinya sengaja menyisakan poin terakhir di sana.

"Sementara itu saja dariku,” jawab Tara disertai senyuman manisnya. Nicky hanya mengangguk dan mengiyakan saja.

"Tunggu!” tepis Sammuel menginterupsi dengan lantangnya. “Gue tambah syarat gue. Syarat ke sepuluh lo cuma bisa kerja di perusahaan gue!" pintanya buru-buru. Mengingat syarat pertama dari wanita itu, dia merasa curiga dan takut-takut jika Tara akan kembali lagi ke pekerjaan yang dia jalani terakhir kali. Persyaratan itu ternyata tak disangkal dan ditolak oleh Tara, dia langsung membalas anggukan ringan olehnya, masih saja setia duduk di samping Sammuel, ekspresinya tampak sama sekali tak keberatan dengan tambahan itu.

"Oke aku setuju!" Tentu Tara akan menyetujuinya jika ada pekerjaan yang lebih layak dari pekerjaan sebelumnya.

"Mulai besok lo harus udah keluar dari The Views, mulai besok juga lo tinggal di sini!" titah Sammuel tegas, setegas tatapannya kini yang kembali menatap wajah calon istrinya yang telah mengangguk keras dalam bungkaman mulutnya.

Sementara Nicky kembali menyibukkan tangannya untuk mencatat semuanya. Seusainya, ia segera mengetiknya dalam alat media yang tersedia hingga mencapai tahap untuk mencetaknya. Lalu, Nicky kembali menyerahkan kepada wanita satu-satunya yang berada di ruang itu.

Tanpa bicara, Tara kembali menelaahnya. Hingga bermenit ke depan Tara usai membaca keseluruhannya, benar-benar sama seperti yang dia baca dan persyaratan yang dia ajukan tak ada yang kurang dan tak ada yang lebih dari persyaratan yang dia ajukan. Pria ini memang memiliki skill dalam mengurusi hal-hal semacam ini.

"Sesuai seperti yang saya baca sebelumnya," ucap Tara bertutur sopan.

Ia menyodorkan kertas itu kepada Nicky, mengembalikannya penuh sopan santun yang langsung disambut Nicky dengan meraihnya dan meletakkannya di atas meja.

"Baiklah, Nyonya, Tuan, silakan Anda menandatanganinya pada kolom yang tersedia." Nicky mempersilakan keduanya untuk menuntaskan bagian akhir.

Tanpa kata, mereka berancang-ancang untuk segera menyuratkan sebuah tanda tangan pada kolom yang ditunjukan Nicky, dalam keraguan batin Tara masih menggundam.

Salahkah ia mengambil keputusan hidupnya? Bagaimana dengan anaknya? Apakah masih mampu ia menemuinya jika ia harus berurusan dengan orang hebat yang akan menjadi suaminya itu?

Sudah telanjur, persetujuan sudah dicap lekat di atas materai. Tara pun hanya mampu melanjutkan nasibnya tanpa tahu bagaimana hasil akhirnya. Ini sudah dia putuskan, mau tak mau, suka atau tidak, semua harus dia jalani.

"Sekarang lo packing baju lo, jangan bawa barang yang lainnya!" ucap Sammuel penuh penekanan yang dirasa Tara sebuah ancaman.

"Oke." Ia menjawab dengan singkatnya, berpikir tidak akan mampu menolak seluruh perintah pria di sampingnya. Lantas, jawaban apalagi yang diperlukannya selain kata iya?

"Terus jangan angkat telepon siapa pun yang berhubungan sama tempat kerja lo!" imbuh Sammuel berseru sadis.

"Siap." Kembali ucapan singkat itu menjadi tak berarti bagi Sammuel.

Jawaban Tara yang singkat membuat hati Sammuel memanas lantaran dinginnya sikap itu terhadapnya tidak mendapati kepuasan hatinya. Tak ada pemberontakan dan tak ada adu argumentasi, ini terlalu mudah dan cepat.

Sammuel membatin, secepat itukah perubahan sikap seorang wanita?. Ia menatap wajah calon istrinya yang berakhir pada bibir mungilnya. Merasa tidak puas Sammuel lantas menyosor bibir itu tanpa perasaan.

Tara jelas akan menolaknya ketika mengetahui Nicky masih berada di sekitarnya. Segera ia mendorong kasar tubuh Sammuel hingga bibir pria itu menjauh darinya.

"Setan mesum ini." Tara menghapus jejak kecupan yang berada pada bibirnya, malu-malu ia mencuri pandang ke arah Nicky berada.

Sammuel terkekeh menyikapinya, itulah seharusnya sikap Tara yang selalu membuatnya gemas.

Sedang Nicky memutar tubuhnya membelakangi sepasang insan yang tengah mengumbar kemesraannya.

"Bukannya gue iblis cabul?" ucap Sammuel penuh godaan, kembali ia menatap gemas wajah jelita itu.

"Sama aja bukan?" Tara memalingkan arah pandangnya menuju arah sampingnya, enggan membalas tatapan yang selalu membuatnya salah tingkah itu.

"Lebih suka setan mesum apa iblis cabul, hm?" Sammuel meraih tubuh calon istrinya dengan kedua tangan agar menghadapnya.

"Iblis cabul!" jawab Tara asal secepat petir menyambar dunia.

"Bukan panggilannya lho, tapi aksinya." Kembali Sammuel menggodanya, kini senyuman penuh pesona itu terpapar dari wajahnya. Namun, Taradelik kesal dalam dengusan penuh dendamnya. "Serah kamu deh, aku bisa apa?" ketusnya pasrah yang membuat Sammuel kembali menyosor bibirnya.

Namun kali ini, cumbuannya melembut.

Melihat aksi Sammuel, Nicky segera melangkahkan kakinya menghindari pandangan yang akan membuat jantungnya menggebu bahkan mengontaminasi pikirannya.

Beberapa menit berlalu, cumbuan pun terhenti.

"Kamu ga malu apa sama temen kamu?" protes Tara menatap jengah mata sipit itu.

"Lo sendiri?"

"Aku mikirin kamu nanti diomongin di tempat kerja, omongan jelek dikit bisa ngerusak reputasi kamu tau," gerutunya yang diabaikan Sammuel dengan sikap santainya.

"Ga akan ada yang berani ngejelekkin gue di dalem perusahaan," ungkap Sammuel, rupanya ia belum puas untuk menggoda wanita itu hingga kini ia mempermainkan rambut hitam panjang sepinggang milik sang wanita.

"Bener juga, siapa yang mau berurusan sama orang gila kaya kamu." Tara mendengus penuh umpatan. Ia melupakan jika seorang pria yang berasal dari keluarga Charington bukanlah manusia biasa.

Sammuel terkekeh menyikapinya, menggemaskan baginya melihat amarah wanita di sampingnya yang tertahan itu.

"Pernikahan kita lusa, mending lo siapin mental," ujar Sammuel, mengabaikan umpatan itu hingga ia melepas rambut dari tangannya.

"Cepet banget!" Tara memekik tidak percaya. Ini memang pernikahan rahasia dan sirih pula, tapi ini adalah jeda waktu yang terlalu singkat, persiapan pernikahannya apa akan selesai dan secepat itu? Jika iya, dia tak akan sempat untuk mempersiapkan diri dan mentalnya untuk menghadapi ini, pernikahan macam apa ini?

"Nikah sirih ga susah kayak nikah normal kan?" ujar datar Sammuel tanpa menghiraukan perasaan sang wanita yang tersinggung di sana.

Tara tertegun menyikapi pernyataan itu yang membuat hatinya kembali mendapat goresan kecil.

Sammuel memang menyadari lirihan itu, namun atas sikapnya yang dingin, dengan mudahnya ia mengabaikannya.

"Udah sana lo angkut baju lo dulu, Nicky udah nunggu di luar!" seru Sammuel menepis, agar hatinya tidak goyah untuk menggapai rangkulan pada hati wanitanya.

Tara mengumpat sebal, namun ia bangkit dari duduknya tak lantas melangkahkan kakinya. "Dasar sinting! Kamu sendiri yang bikin dia nunggu." Lalu melanjutkan umpatannya dalam benaknya.

1
☠ℛᵉˣ🍾⃝ ͩ ʏᷞᴜͧɴᷡᴀͣ
selamat atas tamatnya novel nya kakak, moga novel selanjutnya tamat dengan bagus seperti ini
☠ℛᵉˣ🍾⃝ ͩ ʏᷞᴜͧɴᷡᴀͣ
moga kandungan Tara baik baik aja dan untuk mama Tara semoga cepat insyaf
☠ℛᵉˣ🍾⃝ ͩ ʏᷞᴜͧɴᷡᴀͣ
jangan minta maaf kalau itu bukan dari hati, karena itu gak akan berguna
☠ℛᵉˣ🍾⃝ ͩ ʏᷞᴜͧɴᷡᴀͣ
hadeh disuruh punya anak Mulu nih, yang susah nya pihak perempuan.pihak laki laki cuma ingin enak buat aja
☠ℛᵉˣ🍾⃝ ͩ ʏᷞᴜͧɴᷡᴀͣ
aku baca dulu nya kakak, semangat kakak
🍒⃞⃟🦅 R⃟tunggadevi👻ᴸᴷ
aahh berbuah jua akhirnya ,tumbuh seorang putra yg sangat tampan.

hmm...apakah jackson tahu bahwasanya dia telah jadi seorang ayah??
semoga segera dipertemukan oleh takdir.
🍒⃞⃟🦅 R⃟tunggadevi👻ᴸᴷ
waah ...kejadian lalu itu ,rupanya sangat membekas dihati jackson hingga kini....
dan perasaan mendalam antara kasihan sesal dan tumbuhnya cinta ...
🍒⃞⃟🦅 R⃟tunggadevi👻ᴸᴷ
tak mengerti sepenuhnya sikap ibu kandung tara,kenapa seolah dia keberatan mengasuh anak2 nya??
mengapa pula sikap nya sungguh terlihat kejam ke tara,mungkinkah tara anak yg tdk di inginkan kelahirannya??

selamat berjuang tara,menata masa depan dengan peluh halalmu.
🍒⃞⃟🦅 R⃟tunggadevi👻ᴸᴷ
puitis
☠ᵏᵋᶜᶟᴠͥɪͣᴘͫ✮⃝🎯™𝐀𝖙𝖎𝖓𝐖❦︎ᵍᵇ𝐙⃝🦜
semoga tara gk kena napa yah
Qia'badR⃟i 💤
mampir moms😊
ujian terberat tara akan segera dimulai,kenapa kebablasan?kenapa tdk dengerin sahabat kamu tara
ᴠͥɪͣᴘͫ✮⃝⏤͟͟͞R. ALICE
ishhh keren keren
saya langsung cus ngingip visualnya mom😁
VIDAYA
Buat anak sama jack tapi nikahnya sama samuel🙄
ᵃⓂᵉⓁ☪️𝐙𝐨ͤ𝐍ᷤ𝐞ͣ🌏
berharat Tara sm Jackson 😭😭
ᵃⓂᵉⓁ☪️𝐙𝐨ͤ𝐍ᷤ𝐞ͣ🌏
si Jack jd kaget kan
ᵃⓂᵉⓁ☪️𝐙𝐨ͤ𝐍ᷤ𝐞ͣ🌏
pokok ny lanjut baca aja
ᵃⓂᵉⓁ☪️𝐙𝐨ͤ𝐍ᷤ𝐞ͣ🌏
sadarkanlah Tara thor 🤣🤣
ᵃⓂᵉⓁ☪️𝐙𝐨ͤ𝐍ᷤ𝐞ͣ🌏
oh jd Tara sama Jack udh ktmu ?
ᵃⓂᵉⓁ☪️𝐙𝐨ͤ𝐍ᷤ𝐞ͣ🌏
Tara jd kupu2 malamkah ???
ᵃⓂᵉⓁ☪️𝐙𝐨ͤ𝐍ᷤ𝐞ͣ🌏
kasian anaknya cm bs memandang sang ayah dr kejauhan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!