seorang janda muda yg terpaksa menikah dengan atasannya. dan terlibat cinta segitiga antara dia, suami dan mantan suaminya. siapakah yang akan dia pilih?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lin Aiko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31
Monic panik melihat bisa yang ditumpangi timnya mengalami kecelakaan.
"Ayooo pak, berhenti disini pak." pinta Monic
"Gak bisa bu, nanti bisa tambah macet." tolak sopir bis
Langit berdiri dan ikut menghampiri sopir "Berhentikan saya disini. Anda bisa langsung berjalan lagi!!" ucap Langit.
"Iya pak, tolong. Saya harus tau keadaan rekan saya." tambah Monic.
Akhirnya Sopir bis menghentikan Bisnya di posisi jalan yang datar.
Langit, Hengky dan Monic segera turun, menyebrangi kemacetan dan mendekati kerumunan pegawainya yang jadi korban kecelakaan bis.
"k"alian semua bagaimana???" tanya Monic khawatir ketika menghampiri anak buahnya.
Tapi tidak dengan Langit, matanya sibuk mencari seseorang. Wajahnya juga terlihat panik.
Hengky menyenggol lengan Langit, menyadarkan untuk menanyakan bagaimana kondisi semua karyawannya itu.
"Bagaimana keadaan kalian, apa ada yang terluka??" tanya Langit.
"Tidak apa apa pak"
"Baik-baik saja pak"
"Kami semua selamat pak."
"Masih kaget saja pak"
"Jika ada yang terluka saya minta segera kedepan." kata Langit, ia berjalan diantara karyawannya sekaligus mencari tahu keadaan Senja.
Langit mencari Senja diantara kerumunan karyawannya. Tapi ternyata Senja, Enna, Zia dan Kartika malah duduk tak dibawah pohon tak jauh dari kerumunan teman-temannnya.
Hengky yang melihatnya memberikan kode kepada Langit. Langit menghampiri Senja, diikuti Hengky dan Monic.
"Kenapa kalian disini? apa ada yang terluka?" tanya Langit.
"Tidak pak?" jawab Senja, Enna, Zia dan Kartika.
Hengky menatap Zia dan Kartika, berkomunikasi lewat mata. Menanyakan apa Senja benar baik-baik saja. Zia dan Kartika meyakinkan Hengky dengan anggukan pelan.
Sementara Monic terus memperhatikan Langit yang hanya fokus ke Senja.
"Gini saja bu Monic, untuk divisi desain product saya memberikan penawaran khusus . Jika mereka ingin melanjutkan perjalanan, saya akan pesankan armada lain untuk mengantar mereka. Jika ada yang ingin pulang tidak apa-apa. Saya akan menanggung biaya pengobatan mereka semua." kata Langit ke Monic.
"Baik pak, saya akan mencoba berdiskusi dengan mereka. saya akan segera kembali lagi." Monic kembali ke rekan-rekannya. Senja, Enna, Zia dan Kartika juga mengikutinya.
"Kenapa bisa kejadian gini sih!! mereka kan punya SOP sebelum kendaraan ini dipakai. Lalai banget!!" ucap Langit memperhatikan badan bus bagian belakang yang remuk.
"Polisi sudah perjalanan kemari, mereka pasti akan menemukan penyebabnya. Terlalu aneh memang jika perusahaan transportasi sebesar itu melakukan kesalahan seperti ini." Hengky menanggapi Langit.
Tak lama Langit menunggu, Monic kembali.
"Sebagian dari kami memutuskan untuk kembali, dan sebagian lagi ingin lanjut, Pak." kata Monic.
"Berapa yang ingin kembali? dan berapa yang ingin lanjut?" tanya Langit.
"Yang ingin kembali 8 orang pak, yang lanjut 38 orang pak." jawab Monic.
Hengky segera melakukan panggilan keluar, memesan transportasi yang paling dekat dengan lokasi mereka.
"Mereka akan tiba kurang lebih 30 menit lagi pak." kata Hengky.
"ssaya akan menunggu bersama rekan saya, permisi" Monic ijin pamit.
Monic menghampiri teman-temannya, sedangkan Langit dan Hengky masih berdiri dipinggir jalan. sesekali menyita perhatian pengguna jalan yang lewat. hehe.
Polisi akhirnya datang, mengatur lalu lintas dan bergotong royong dengan warga sekitar untuk membuat badan bis terparkir rapi di pinggir jalan. Karena sebelumnya badan bis mangkrak memenuhi hampir setengah jalan. membuat kemacetan yang panjang.
"Kenapa kamu gak ikut kesana aja sih, Nja?" tanya Enna.
"Capek aku En, Benernya malas juga mau ikutan. Semalem aku nyampe rumah jam 11 malem lhoo" kata Senja.
"Gak asyik, ah!!" Enna kecewa dengan keputusan Senja.
trrt trrrt trrrt
Ada panggilan masuk di ponsel Senja, ia langsung menatap Langit yang juga sedang menatapnya.
"Hallo?" sapa Senja
"Lo ikut tim balik apa tim lanjut?" tanya Langit.
"Emm, yang balik." kata Senja ragu, ia tak mau Enna curiga.
"Oke"
Sambungan telpon terputus, terlihat Langit kembali ngobrol dengan beberapa petugas kepolisian.
"Siapa sih, Nja?" tanya Enna
"Temen." jawab Senja
Enna menatap curiga, "Temen siapa? mau jemput kamu?? Siapa sih?"
"Temeeen." jawab Senja.
"Temen kamu siapa yang gak aku tahu?" tanya Enna masih penasaran.
Enna mengintip layar ponsel Senja yang masih menyala, namun Senja segera menutupnya.
"Aku kog baru sadar kalo kamu pake cincin, sejak kapan?" Enna manarik tangan Senja, melihat cincin silver dengan sebuah permata kecil. "Tapi ini bukan cincin nikahmu sama mas farhan, Nja."
"Iya, yang dari mas Farhan aku simpen En. Takut kenapa-kenapa" jawab Enna.
Monic yang mendengar percakapan Senja dan Enna langsung ikut nimbrung. Ia menarik tangan kiri Senja. "Kok gue gak asing yaaa dengan cincin ini." kata Monic
"Hahahahaha" Senja menarik tangannya, "Ya iyalah bu Monic, kan cincin murah. Dipasaran banyak."
"Iya juga sih, modelnya standart banget." kata Enna
Senja sangat Lega dalam hati.
Setelah menunggu cukup lama, Lalu lintas sudah berjalan normal karena badan bis sudah berada dipinggir jalan. Mini bus dan sebuah bis yang telah dipesan Hengky akhirnya tiba.
Senja dan Enna terpisah, karena Enna memutuskan untuk lanjut ikut liburan. Bis yang ditumpangi tim yang lanjut liburan sudah berangkat, Langit dan Hengky ikut di dalamnya. Sedangkan Senja dan teman-teman yang ingin pulang naik mini bus.
Sepanjang perjalanan Senja ingin memejamkan mata karena kantuk, tapi ada rasa takut kejadian di bis sebelumnya terulang lagi dan membuat matanya benar-benar menatap jalanan.
Ia jadi teringat suaminya, Farhan. Dia mengalami kecelakaan juga saat pergi berwisata dengan teman-teman kantornya.
Perjalanan kembali membutuhkan waktu cukup lama. Mobil mini bus yang ditumpangi Senja dan teman-temannya berhenti di halaman kantor. Senja langsung menuju parkiran motor, mengambil motornya dan segera kembali kerumah dengan diikuti Zia dan Kartika.
Sesampainya dirumah, Senja langsung merebahkan diri. Badannya sangat lelah, tanpa ganti baju dan masih memakai sepatu Senja terlelap diatas Sofa.
**********
"Aaaaarrrghhh!!!"
Teriak Senja, matanya terbuka. Nafasnya tidak beraturan dan merasa kebingungan melihat sekitarnya. Ia berdiri dan berjalan tak tahu arah mencari sesuatu. Rambut dikeningnya basah karena keringat.
"Ada apa??" Langit membuka pintu kamar, nafasnya tak beraturan seperti baru berlari.
Senja langsung memeluk Langit Erat, badannya gemetar. Air matanya mengalir tanpa dia sadari.
"Mas Farhan, akuuuu takkkuuut. Aku taakuuut kecelakaaan dan kamu gak bisa nemuin aku."
Pelukan Senja pada Langit semakin erat. Langit mencoba mengerti keadaan Senja dengan memeluk Senja, membelai lembut rambutnya.
"Kamu akan baik-baik saja, gak akan ada kecelakaan lagi." Langit menenangkan.
Senja mengangguk kencang, kedua tangannya masih mencengkram kaos Langit.
Perlahan nafasnya kembali normal dan mulai tenang.
"Sudah, tenang aja. Lo dah aman dirumah." kata Langit.
Senja mulai sadar dengan gaya bahasa itu. "maaaf..." ucap Senja pelan.
Perlahan-lahan Senja melepaskan pelukannya dari tubuh Langit. Wajahnya tetap tertunduk, tak mau menengok keatas dan perlahan menjauhkan tubuhnya dari Langit.
Namun Langit segera menarik tangan Senja dan kembali memeluk Senja. Senja sangat terkejut namun tak berani memberontak.
"Nama gue Langit, ketika lo peluk badan ini, lo cium aroma parfum ini, gue harap lo gak salah sebut nama pria lain."
-bersambung-
HHEEHH BAPAK LANGIT YANG TERHORMAT., AKU INI DEWI PENOLONG ANDA JADI PERLAKUKAN SAYA DENGAN BAIK KLO TIDAK MAU SAYA MEMBATALKAN INI SEMUA
🤣🤣🤣😆😆😆😆
ini pertama kali baca karya'mu rekomendasi dari Kak NingNong...