Menjadi ibu tunggal bukanlah hal yang mudah bagi Aluna, karena terlalu percaya dengan bujuk rayuan sang kekasih Aluna menyerahkan mahkotanya pada Abizar lelaki yang baru 6 bulan menjalin hubungan dengannya. Akibat perbuatan itu Aluna positif hamil di usianya yang masih 17 tahun, Aluna meminta pertanggung jawaban dari kekasihnya Abizar tapi bukan kabar baik yang Aluna dapatkan, Abizar malah tidak mau bertanggung jawab dan berkata bahwa dia belum siap jadi seorang ayah. Aluna yang sedang bingung dan kalut memutuskan untuk kembali ke rumahnya tapi sayang saat masuk ke dalam rumah Aluna malah disambut oleh tamparan dari sang ayah. Ayahnya yang murka langsung mengusir Aluna saat itu juga tapi nasib sial masih setia mengikuti Aluna diusir dari rumah, selalu berpindah tempat tinggal karena ketahuan hamil diluar nikah, belum lagi cacian dan hinaan dari masyarakat sekitar yang mengetahui Aluna hamil sebelum menikah.
Bagaimana nasib Aluna selanjutnya?
Yang penasaran terus pantengin dan baca ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda SB, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31 - Bertemu untuk yang pertama kali
Abizar bahagia bukan kepalang, perjuangannya mendapatkan Aluna kini membuahkan hasil, Aluna sudah menerima lamarannya dan status Aluna sekarang sudah sah menjadi calon istrinya
Saat keluar dari apartemen Abizar terus menggenggam tangan Aluna dengan lembut, senyum pun selalu berkembang menghiasi wajah tampannya, tak henti hentinya Abizar mencium tangan Aluna
" Abi gak capek apa? mencium tangan Aluna terus dari tadi! " tanya Aluna seraya tersenyum manis
" Tidak sayang, bahkan seharian penuh pun aku sanggup sayang! " jawab Abizar yang lagi lagi mencium tangan Aluna
" Abi malu ah di lihat orang! " sahut Aluna lagi, saat ini mereka sedang berada di parkiran apartemen
" Ngapain malu sayang, aku kan hanya mencium tanganmu bukan bibirmu! " jawab Abizar yang membuat pipi Aluna kembali memerah karena mengingat kejadian di halte
" Hayo kamu mikirin apa? pasti mikirin kejadian di halte ya? " ucap Abizar yang menggoda Aluna
" Abi... udah jangan diingat lagi! " sahut Aluna dengan manja
" Tapi bibir kamu rasanya masih sama seperti dulu sayang, selalu terasa manis! " sahut Abizar lagi yang membuat pipi Aluna semakin memerah
" Abiiii udah dong stop jangan di bahas terus! "
" iya iya gak lagi, tapi kalau cium bibirnya boleh lagi gak? "
" Abiii! " sahut Aluna yang membulatkan kedua matanya
" He he... bercanda sayang, aku gak mungkin lah melakukan kesalahan yang sama! " jawab Abizar yang membuat Aluna menjadi lega
" Ya sudah yuk kita ke rumah sakit Kiara pasti sudah menunggu! " ajak Aluna
" Ayo aku gak sabar ketemu Kiara! "
Abizar pun lantas membukakan pintu mobil untuk Aluna
" Silahkan masuk calon istri! "
" Terimakasih calon suami! " balas Aluna yang membuat Abizar tersenyum senang
Setelah memastikan Aluna duduk dengan nyaman, Abizar baru melajukan mobilnya menuju ke rumah sakit
" Oh iya Abi itu tadi apartemen siapa? "
" Itu apartemenku sayang, dulu sewaktu kita SMA, aku sering tinggal di sana! "
" Ooh sekarang Abi masih tinggal di sana? "
" Udah gak sayang, paling hanya sesekali saja mampir kesana!
" Hmm sayang kita mampir beli boneka dulu yuk untuk Kiara? kita kira Kiara sukanya boneka apa sayang? " tanya Abizar
" Boleh, Kiara suka sekali sama boneka panda Abi! "
" Oke kita cari boneka panda sekarang! "
Abizar lantas menambah laju kecepatan mobilnya menuju ke sebuah toko boneka yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumah sakit
Setelah mendapatkan boneka panda, Abizar melajukan mobilnya kembali menuju ke rumah sakit, jantung Abizar berdetak dengan sangat kencang, pasalnya ini kali pertama Abizar akan bertemu dengan anaknya
" Aku grogi banget sayang, padahal kalau ada meeting penting dengan nominal yang fantastis aku biasa saja, gak pernah segrogi ini! " ucap Abizar yang semakin mengeratkan pegangan tangannya, saat ini mereka sedang berjalan di Koridor rumah sakit
" Tarik nafas terus buang nafas, Abi rileks saja jangan di bikin tegang! " sahut Aluna yang di sertai tertawaan kecil
" Ah kamu kok malah menertawakan aku sih sayang? "
" Abisnya Abi lucu tau gak, yang mau Abi temui itu Kiara loh anak Abi sendiri, bukannya Presiden RI! "
" Karena mau ketemu Kiara itu lah yang membuat aku grogi sayang, aku takut Kiara akan menolak untuk bertemu aku! " sahut Abizar yang menceritakan tentang ke khawatirannya
" Itu tidak akan mungkin terjadi Abi, percaya sama Aluna semua akan baik baik saja! "
" Huuuuh semoga apa yang kamu katakan itu benar sayang! "
Karena mereka berjalan sembari bercerita, tidak terasa mereka sudah tiba di depan kamar Kiara, sebelum masuk Abizar menarik nafasnya terlebih dahulu, setelah lebih tenang barulah Abizar melangkahkan kakinya masuk ke dalam
" Assalamu'alaikum! " ucap Aluna dan Abizar bersama
" Wa'alaikum salam, " Jawab Wati dan Kiara
" Mamaaa! " panggil Kiara seraya merentangkan kedua tangan mungilnya
" Anak mama, gimana kabarnya hari ini? " tanya Aluna yang langsung memeluk putrinya sambil mencium puncak kepalanya
" Kiara baik mama, kata bu dokter tadi Kiara semakin sehat! " ungkap Kiara dengan suara khas anak kecilnya
" Kiara tebak mama datang sama siapa! " ucap Aluna sambil melerai pelukan mereka
" Abi sini! " panggil Aluna
Abizar berjalan mendekati ranjang Kiara, sedangkan Kiara terus memandang Abizar dari bawah hingga ke atas
" Om ini siapa ma? kenapa wajahnya mirip Kiara? terus Kiara sepertinya pernah lihat om ini, tapi Kiara lupa dimana! "
" Kok om sih sayang, ini papa Kiara loh! " sahut Aluna
Mendengar kata papa Kiara langsung membulatkan kedua matanya
" Papa? ini papa Kiara ma? " tanya Kiara dengan antusias sedangkan Aluna hanya mengangguk
" Papaaaa! " ucap yang merentangkan kedua tangannya
Dengan perasaan yang sudah bercampur aduk Abizar langsung memeluk Kiara untuk yang pertama kalinya
Mereka berpelukan dengan sangat erat, melepaskan dan meluapkan rasa rindu yang sudah di pendam sekian lama
" Papa Kiara kangen! papa kenapa lama sekali pulangnya? " tanya Kiara yang semakin mengeratkan pelukannya
" Maafin papa ya sayang, papa baru menemui Kiara sekarang? " ucap Abizar sambil mencium puncak kepala anaknya berkali kali
" Iya Kiara maafin papa tapi papa gak akan kerja di luar negri lagi kan? " jawab Kiara yang melerai pelukan mereka
" Kerja di luar negri? " Beo Abizar
" Iya kata Mama kan papa kerja di luar negri, makanya papa gak bisa pulang cepat! " jawab Kiara dengan jujur
Sedangkan Abizar meminta jawaban dengan memandang Aluna, Aluna yang mengerti arti tatapan mata Abizar langsung mengangguk kecil
" Iya sayang pekerjaan papa di sana banyak sekali, jadi baru sekaranglah papa bisa pulang! "
" Ya sudah gak apa apa, tapi papa gak akan kerja ke luar negri lagi kan? "
" Tidak sayang, papa akan selalu ada di sini bersama Kiara! " jawab Abizar yang mencium pipi kanan dan kiri Kiara
" Papa duduk sini dong, Kiara mau di pangku papa! " pinta Kiara sambil menepuk ranjangnya
Abizar lantas menuruti keinginan Kiara, lalu Kiara pun duduk di pangkuan papanya
" Oh iya sayang papa punya hadiah untuk kamu! "
" Mama tolong ambilkan hadiahnya dong! " pinta Abizar
Aluna pun mengambil paper bag yang berisi boneka panda yang Abizar letakkan di sofa samping tempat duduk Wati
" Nah ini hadiahnya! " ucap Aluna lalu menyerahkan paper bag tersebut kepada Kiara
" Ini apa pa? "
" Buka aja sayang! " jawab Abizar, lalu Kiara langsung membuka paper bag tersebut
" Waah boneka panda, terimakasih papa? " ucap Kiara dengan bahagianya
" Kiara suka dengan hadiahnya?
" Huum suka sekali papa! " jawab Kiara seraya mengangguk lucu
Kiara langsung memeluk boneka tersebut sambil duduk di pangkuan papanya
" Hmm papa! "
" Iya Kiara ada apa nak? " jawab Abizar dengan lembut
" Papa tau gak, waktu itu kan Kiara punya temen namanya Ani, nah pas Kiara main kerumahnya Ani, mamanya marah katanya Ani gak boleh main sama Kiara karena Kiara gak punya papa, dan Ani juga bilang Kalau papa sengaja buang mama dan Kiara! " ungkap Kiara dengan polosnya
Kraaakk
Hati Abizar serasa patah dan hancur mendengar cerita pengakuan dari putri kecilnya, rasa bersalah dalam dirinya semakin membumbung tinggi, karena kebodohannya anaknya mendapatkan hinaan yang begitu menyakitkan