Delavar sudah lama memendam rasa pada seorang wanita bernama Amartha. Tapi, Amartha selalu menolaknya karena alasan dia sudah hamil tanpa tahu siapa ayah bayi yang sedang dikandung.
Delavar yang mengetahui hal tersebut pun meminta Amartha untuk bercinta dengannya. Sebagai imbalan, Delavar akan mengakui bayi dalam kandungan Amartha sebagai anaknya.
Apakah Amartha bersedia menerima tawaran tersebut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NuKha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 31
Sepanjang perjalanan Delavar mengantarkan Amartha ke kantor, keduanya tak ada percakapan. Mobil mercedes benz milik anak ketiga keluarga Dominique itu terasa dingin dan sunyi.
Sekeras apa pun Delavar mengajak Amartha mengobrol, wanita itu hanya menjawab dengan singkat. Sebuah fakta yang diungkap oleh Dariush saat di meja makan tadi sungguh tak membuat hati Amartha bergetar sedikit pun.
Wanita itu tetap dingin hingga membuat Delavar kehabisan ide untuk berbicara dengan Amartha. Hingga kendaraan roda empat tersebut berhenti tepat di depan gedung perusahaan milik keluarga Giorgio tempat Amartha bekerja.
“Nanti aku jemput saat jam pulang, mobilmu masih tertinggal di hotel,” ucap Delavar sebelum Amartha keluar.
“Tidak perlu, aku bisa sendiri.” Amartha langsung menolak dengan tegas. Sudah cukup sampai hari ini saja berhubungan dengan keluarga kaya itu, dia tak mau lagi. “Terima kasih atas tumpangannya dan permisi.”
Amartha langsung keluar begitu saja dan tak lupa membawa tasnya. Dia tak menoleh sedikit pun untuk melihat kepergian Delavar.
Sementara itu, Delavar menghembuskan napasnya kasar. “Mendekati wanita dengan lembut tak berhasil, menggunakan cara licik seperti Dariush juga dia sendiri belum berhasil,” keluhnya. “Apa memang harus dengan cara seperti Danesh yang menghamili anak orang dulu?” gumamnya kemudian.
Delavar menggelengkan kepala saat ide gila itu tak sesuai dengan pemikirannya. “Amartha berhati dingin, sedangkan Felly sangat hangat. Sudah pasti aku akan semakin dibenci oleh Amartha.”
Kendaraan roda empat itu kembali melaju. Tujuan Delavar sebelum ke kantor adalah rumah sakit terlebih dahulu untuk melakukan tes DNA.
Kaki Delavar segera mengayun menuju tempat pendaftaran. Dia diberikan beberapa dokumen untuk diisi dan diantarkan untuk menemui pihak yang bertanggung jawab mengurus laboratorium.
“Berapa lama kira-kira hasilnya keluar?” tanya Delavar kepada seorang pria yang menggunakan alat pelindung diri lengkap.
“Dua sampai empat minggu, Tuan,” jawab petugas tersebut seraya mengambil sampel yang diberikan oleh Delavar.
“Apa tak bisa lebih cepat lagi? Aku sangat membutuhkan segera.”
“Maaf, sudah prosedurnya seperti itu. Paling cepat dua minggu, bagaimana?”
“Oke, lakukan saja.”
“Baik, jika hasilnya sudah keluar, pihak rumah sakit akan menghubungi Anda.”
Setelah selesai dengan urusan tes DNA, Delavar langsung menuju perusahaan tempatnya bekerja. Matanya memicing saat ada sosok pria yang membuat dirinya kembali merasa jauh lagi dengan Amartha.
“Bagaimana, apakah Amartha jadi terkesan denganmu setelah tahu jika kau seorang goodboy?” Dariush, dialah orang yang pagi-pagi sekali sudah duduk manis di kursi ruangan kembarannya hanya untuk menanyakan reaksi Amartha. Sebab saat di ruang makan, wanita itu terlihat datar dan biasa saja.
“Ck! Percuma, dia justru semakin dingin denganku,” keluh Delavar seraya menghempaskan pantatnya ke singgah sananya.
“What?” pekik Dariush dengan alisnya yang mengkerut. “Ku rasa Amartha itu aneh, mungkin dia menyukai pria yang tak sopan dan lancang. Coba saja sekali-kali kau kasar dengannya dan berhenti menjunjung tinggi harga dirinya, percuma saja kau berbuat baik tapi tak dipandang,” cetusnya memberikan ide.
Delavar langsung menoyor kepala kembarannya. “Lalu apa bedanya aku dengan keluarganya atau pria yang sudah membeli tubuhnya?” Dan pertanyaan itu dijawab kedikan bahu oleh kembarannya.
“Tidak ada bedanya, aku sama brengseknya dengan mereka jika seperti itu!” pungkas Delavar agar pikiran Dariush tercerahkan bahwa tak selamanya mendekati wanita harus menggunakan cara yang kotor.
Obrolan keduanya pun terjeda saat pintu ruang kerja Delavar ada yang mengetuk dari luar. Sekretarisnya masuk ke dalam setelah dipersilahkan. “Tuan, ada seorang pria bernama Roxy datang ingin menemui Anda.”
...*****...
...Memang harus ada manusia kaya Dariush yang setengah setan wkwkwk biar hidup Delavar ga lempeng-lempeng aja....