NovelToon NovelToon
Bride Of The Fate

Bride Of The Fate

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Duda / CEO / Beda Usia / Mengubah Takdir / Romansa
Popularitas:689
Nilai: 5
Nama Author: Rustina Mulyawati

Anya Safira adalah gadis berusia 20 tahun. Ia bekerja sebagai petugas kebersihan di sebuah hotel. Suatu hari Anya tengah membersihkan kamar hotel yang sudah ditinggalkan oleh tamu. Namun, Seketika seorang pria masuk dan menutup pintu serta menguncinya. Pria itu mabuk dan tidak sadar kalau ia salah masuk kamar.

Melihat tubuh seksi Anya pria tersebut tidak tahan dan segera mendorong tubuh Anya ke atas ranjang. Pria itu pun naik dengan hasrat yang tidak tertahankan. Anya yang ketakutan hendak berteriak. Namun, pria itu segera membekap mulut Anya sambil berbisik.

"Jangan berteriak. Aku akan memberimu satu miliyar asal kau layani aku, " bisiknya.

Anya yang memang sedang membutuhkan uang, tidak pikir panjang dan menerima tawarannya. Dan disitulah awal dari semuanya.

Anya tidak tahu, kalau pria itu adalah tuan Elvaro. Duda kaya raya seorang Presdir perusahaan ternama YS.

Lalu, apakah yang akan terjadi selanjutnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rustina Mulyawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15. Bakso Pinggir Jalan.

  Hari baru sudah menanti. Anya masih terlelap tidur karena merasa sangat mengantuk semalaman tidak bisa tidur. Elvaro dengan penuh perhatian mengingatkan semua orang untuk jangan mengganggunya dan biarkan dia untuk istirahat.

  Elvaro berangkat bekerja seperti biasanya. Hari ini dia ingin mengumumkan tentang pernikahannya yang akan diadakan esok. Ia juga mengundang beberapa rekan bisnisnya.

 Dan hari ini juga, adalah hari baru untuk Syella. Pagi ini ia akan memulai hidup baru di sekolah yang baru. Ia menatap cermin cukup lama melihat dirinya memakai seragam mewah dengan bangga. Ketika ia keluar dari rumah ia disambut oleh sopir yang akan mengantarnya ke sekolah. Sopir itu bahkan membuka kan pintu mobil untuknya. Syella merasa sangat senang. Ia merasa jadi seorang putri.

 Sementara itu, Bima yang juga baru bangun melihat rumah terlihat sepi. Lagi pula ia ada kelas siang makannya tidak buru-buru bangun pagi. Bima duduk di meja makan dan minta dibuatkan sarapan kepada pelayannya.

 "Dimana semua orang?" tanya Bima ke pelayan yang sedang melayaninya sarapan.

 "Pak Elvaro dan tuan Aiden sudah berangkat kerja. Nyonya Dita dan Nyonya Ranti pergi keluar tadi pagi. Nona Syella sudah berangkat kerja. Kalau Nona Anya, masih tidur, " jawab pelayan itu.

 "Apa? Jam segini dia masih tidur? Enak banget hidupnya. Apa dia pikir dengan tinggal di sini dia bisa hidup seenaknya. Tidak bisa aku biarkan!"

 Bima beranjak bangun dari duduknya dan berniat untuk membangunkan Anya. Bima sampai didepan pintu kamar Anya. Ia menggedor pintu kamar dengan sangat kuat.

 "Mohon maaf tuan muda. Pak Elvaro melarang siapapun menganggu Nona Anya. "

 "Memang siapa peduli. Pokoknya aku akan memberinya pelajaran! "

 Bima kembali menggedor pintu kamar Anya dengan sangat kuat.

 "Tuan muda? "

 Tidak lama Anya keluar dan membuka pintu untuk melihat siapa yang menganggu tidur nya.

 "Ada apa?" tanya Anya.

 Bima bersedekap dada dan terlihat sangat marah.

 "Kamu pikir kamu siapa? Seenaknya saja. Jangan pikir karena kamu diperlakukan istimewa oleh Ayah. Kamu bisa tidur sepuasnya seperti ini, " ujar Bima.

 "Kamu bertanya siapa saya? Saya calon Mamah tiri kamu. Dan saya tidak pernah minta diperlakukan istimewa oleh tuan Elvaro. Itu keinginan sendiri. Apa kamu begitu cemburu melihat Ayahmu yang begitu perhatian sama saya?" balas Anya.

 "Kamu..."

 "Mamah! " Sela Anya.

 "Apa?! "

 "Mamah. Aku akan menjadi Mamah mu. Jadi sopan lah sedikit."

 "Kamu udah gila atau apa? Gak mungkin aku panggil kamu Mamah."

 "Kenapa tidak? Tapi faktanya saya akan menjadi Mamah mu, kan?"

 Bima merasa sangat kesal dan hendak akan mendorong tubuh Anya. Tapi, ternyata Anya peka yang akan dilakukannya dan segera menghindar kemudian ia menarik tangan Bima lalu memutarkan kebelakang. Bima meringis kesakitan.

 "Jangan membuat masalah. Saya hanya ingin hidup dengan tenang. Saya tahu kamu tidak suka sama saya. Dan kamu tidak perlu menganggap saya sebagai Mamah tirimu. Jadi berhenti bersikap kekanak-kanakan seperti ini. Kita berteman saja, yah?" pinta Anya.

 "Berteman? Jangan harap! Bagaimana aku bisa berteman dengan cewek seperti kamu, " balas Bima menolak.

 Anya melepaskan tangan Bima dan menghela nafas.

 "Jadi, kamu mau saya bagaimana?"

 "Tentu saja pergi dari kehidupan Ayah! "

  Anya lagi-lagi menghela nafas berat.

 "Entahlah. Aku akan pikirkan, " balas Anya.

 Ia mendorong tubuh Bima untuk keluar dari kamar dan segera menutup pintu kamarnya.

 Bugh! "

 "Hei! Iiihhh ngeselin ngeselin ngeseliiiiin! Awas kamu yah!" teriak Bima sambil pergi dengan langkah yang terhentak.

 Sementara pelayan yang tadi mencegah Bima hanya tersenyum kecil melihat tingkah keduanya.

         ***

  Siang ini Anya dan Elvaro pergi ke butik untuk mencoba gaun pengantin. Ada tiga pilihan gaun yang sudah disiapkan untuk Anya.

 Anya mencoba satu persatu gaun tersebut untuk meminta pendapat Elvaro gaun mana yang ia suka.

 Tetapi, Elvaro hanya terpukau melihat kecantikan Anya saat memakai satu persatu gaun pengantin itu. Baginya apapun yang Anya pakai akan cocok dengannya.

  "Anda suka gaun yang mana?" tanya Anya.

 "Semuanya juga boleh. "

 "Ya kali, saya pake semua bajunya."

  Elvaro tertawa.

 "Oke oke. Saya lebih suka gaun yang terakhir. Keliatan sexy dan elegan."

 "Tapi saya suka yang pertama, lebih tertutup dan sopan, " bantah Anya.

 "Lalu, kenapa kamu meminta pendapat saya kalau begitu?" sahut Elvaro.

 "Yah... pokoknya aku pilih yang pertama, " kekeh Anya.

 "Yang terakhir. Yang pertama itu, kesannya biasa saja. Kalau yang terakhir kamu akan terlihat lebih sexy dan menawan, " balas Elvaro juga terkekeh.

 Anya menyipitkan kedua matanya menatap Elvaro tajam.

 [Dasar mesum! Dia ingin aku pakai gaun yang terbuka seperti itu. Ternyata dia suka cari-cari kesempatan.] Bathin Anya.

  Elvaro hanya membalas dengan senyuman yang lebar.

 "Mbak? Kami pilih gaun yang terakhir. Nanti tolong kirim gaunnya dengan hati-hati, " ucap Elvaro kemudian.

 Anya hanya mendelik kesal sambil pergi meninggalkan Elvaro yang masih melakukan transaksi.

 Langkah Anya semakin jauh, Elvaro harus berlari untuk mengejarnya. Untungnya langkah Elvaro sangat besar sehingga ia bisa menyusul Anya. Elvaro menarik tangan Anya dengan lembut.

 "Waktunya makan siang. Ayo, kita makan bersama, " ucap Elvaro sambil menarik tangan Anya masuk ke dalam mobilnya.

  Anya masih dalam diamnya. Ia tidak mau bicara sama Elvaro. Justru hal seperti ini sangat disukai Elvaro.

 "Kamu mau makan apa?" tanya Elvaro.

 Namun, Anya tetap dalam diamnnya dan menatap lurus ke depan. Ia bahkan tidak ingin menoleh untuk melihatnya.

 "Oke, saya yang putuskan. Kita akan makan di restoran Korea dekat sini saja."

 "Jangan!" sahut Anya seketika menolak.

 "Terus?"

 "Saya gak mau makan direstoran. "

"Ja-di, kamu mau makan apa?"

 "Saya mau makan bakso! Disana! Turun disana, buruan!" seru Anya sambil menunjuk tukang bakso pinggir jalan.

 Elvaro hanya menurut dan berhenti disana untuk parkir.

 "Kok disini?" tanya Elvaro.

 "Mau makan atau enggak? Kalau gak mau saya pergi sendiri saja, " jawab Anya sambil turun dari mobil dan pergi memesan bakso dengan happy.

 Elvaro sejenak tertegun. Tetapi ia tetap turun untuk ikut makan bersama Anya.

 "Bang! Bakso daging, campur satu yah!" ujar Anya ke Mas tukang bakso.

"Siap Mbak! Ditunggu sebentar!" balas Mas tukang bakso.

 Elvaro mencolek bahu Anya dengan jarinya. Anya menoleh dengan tatapan bertanya-tanya. Elvaro pun mendekat dan berbisik ke Anya.

 "Serius, mau makan disini?" tanyanya.

 "Yah, serius lah! Kenapa? Gak suka? Yaudah pulang sana!" ketus Anya mengusirnya.

 Anya pun pergi duduk di bangku yang disediakan seadanya dengan santai. Elvaro menyusul dengan ragu. Karena ia memang belum pernah makan di tempat seperti itu. Selain suasananya yang terlalu ramai dan bising. Juga udaranya sangat panas dan sedikit kotor.

 Tapi, Elvaro mengesampingkan semua itu dan duduk di samping Anya.

 "Mau makan di sini? "

 Elvaro mengangguk mengiyahkan.

 "Bang! Baksonya satu porsi lagi. Samain aja, yah Bang!"

 "Siap!"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!