Aku Tiara, usiaku baru 23 Tahun...Mereka semua menertawakan ku sebagai Janda di usiaku yang sangat muda.. kehidupanku berubah.. aku sukit menatap masa depanku..
Kak adam.. aku mencintaimuu sebagai Imamkuu . haruskah aku kubur rasa ini bersamaan dengan kepergianmu????
atau aku akan menemukan cinta yang lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mynamei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JHS - Penjelasan
Pukul 08.00 malam di kediaman Andin...
Mereka tengah bersiap memulai membakar beberapa menu seperti ikan bakar, ayam bakar juga iga bakar.. Sebagai sekertaris Barry selama 7 tahun tentu banyak pundi yang telah Andin kumpulkan, Andin anak seorang Guru PNS, ayah dan Ibunya bekerja sebagai Guru SMP di daerahnya.. Kebetulan Kedua orang tua Andin tengah melakukan Dinas luar guna melakukan seminar di kota Bandung maka itu Andin mengundang teman kantornya sebagai salam perpisahan juga melepas rasa kesepiannya... Andin memiliki dua adik laki-laki yang kini berada di pesantren di daerah Jawa Tengah..
Mereka Tengah sibuk mempersiapkan segala sesuatunya, namun tidak dengan Barry, Ia hanya duduk di atas kursi teras memperhatikan Tiara yang tertawa lepas tanpa memikirkan dirinya atas ucapan teman-temannya tadi...
Fardhan hanya cekikikan melihat ekspresi Barry kala itu... Ia tau kalau saudaranya tengah menahan amarahnya kepada Dirinya juga Tiara...
Pukul 10 malam satu persatu masakan matang...
"pak silakan di coba, ini Bumbu nya Tiara yang buat" kata Syifa menyodorkan dua potong Iga bakar yang sedari tadi sudah menganggu indera penciumannya
"bapak mau tambah Nasi?" celetuk Andin
"Tidak ini cukup" kata Barry sedikit tersenyum..
Dicicipnya Iga bakar itu dan benar saja Rasanya Enak, pedas manis dan gurih menjadi satu...
enak... pedas nya pas, manisnya muncul, gurihnya terasa dann tentunya ini begiru spesial karena kamu yang membuatnya.. Dalam hati Barry menatap Tiara yang sudah berkeringat itu...
"Gimana pak Enak ga bakaran saya?" Kata Anwar yang sedari tadi sibuk mengipas pangangan di depannya
"enak, bumbunya pas" kata Barry membuat Tiara merasa sangat bahagia , pipinya pun merona..
"asik deh, Tiara udah pas ya pak jadi Isteri" celetuk Andin
uhuk uhuk uhuk
Barry tersedak, dengan cepat Tiara memberikan minum.. Tiara sedikit panik, beberapa pasang mata tak menemukan hal aneh atas sikap Tiara, karena memang Tiaralah yang tengah memegang teko berisi air syirup yang di sediakan Andin...
"minum pak" kata Tiara menyodorkan gelas berisi air
"pelan-pelan Pak Barry, kalo kurang Besok Tiara masakin lagi,,, yakan Tiara?" kata Fardan yang membuat jantung Tiara berdebar
"ah.. ah iya Pak jika ada kesempatan" kata Tiara asal..
Mereka akhirnya melanjutkan makan malam ala tahun baru itu..
Pukul 11.30 mereka bersiap untuk pulang...
"Maaf saya duluan yaa, karena pacar saya sudah rewel minta di telfon"bkata Anwar jujur sambil memasukan ponselnya di saku celana... semua pun memberi ruang kepulangan Anwar...
Hingga tersisa Empat orang di rumah Andin,
Andin sebenarnya meminta Syifa dan Tiara menginap, namun Tiara besok harus ke cafe, sementara Syifa harus menemani adiknya malam ini karena kedua orang tuanya tengah berada di rumah neneknya...
"Syifa kamu bareng saya aja, kita se arah," kata Fardhan tiba-tiba
"ah engga pak, makasih.. saya sama Tiara naik Taxi aja" kata Syifa yang telah membuat janji dengan Tiara jika akan pulang bersama..
"jangan, kalian beda arah kan? biarin aja Tiara sama Pak Barry,,,, Pak Barry ga keberatan kan?" kata Fardhan membuat beberapa orang menatap Barry
"Ah iya gapapa kalo Tiaranya mau" kata Barry seolah memberi jebakan pada Tiara..
"Tii mau saja ya, aku harus tiba dengan cepat dirumah, adiiku sendirian.. Pak Fadhan bawa motor jadi akan cepat aku tiba" kata Syifa yang baru saja menerima pesan singkat dari adiknya
"baiklah" kata Tiara singkat
"oke, Hati-hati yaa.. Pak barry titip Tiara yaa, jangan di Goda nanti kalian bisa-bisa saling Jatuh Cinta" ledek Syifa yang kemudian mendapatkan tatapan tajam Dari tiara..
*******
Didalam Mobil Barry perjalanan pulang...
Terjadi sedikit kecangungan juga keheningan, entah Tiara merasa sedikit cangung setelah tadi banyak hal yang Barry ketahui...
setelah Keheningan itu terjadi cukup lama...
"bisa di jelaskan tentang perkataan temanmu Sayang?" kata Barry sedikit menekan
"yang mana sayang, aku lupa" kata Tiara berusaha menetralkan suasana
pintarnya gadis ini, bisa-bisanya dia memanggilku sayang saat aku kesal dengannya...
Batin Barry...
"Tentang banyaknya cowok-cowok yang menggoda kamu, ngajak kamu jalan, makan, nonton, semuaa!! tolong Jelaskan, aku tidak suka Penghianatan!" kata Barry Tegas dan sedikit menaikan nada suaranya..
"menepilah, aku akan menjelaskan" pinta Tiara, agar mereka berdua selamat karena Tiara melihat Barry sedang membendung amarahnya..
Barry pun menepi, menekan tombol Rem tangannya...
"bukalah..." kata Tiara menyodorkan Ponselnya dan memperlihatkan Aplikasi chat
Barry bingung , lalu mengerutkan keningnya, namun tangannya tetap meraih ponsel itu...
"lihat, pesan dari nomer yang aku tak kenal sama sekali gak aku buka chatnya, bahkan beberapa dari mereka ngatain aku sombong.. lihatlah ke chat paling bawah, jauh sebelum aku mengenal kamu lebih jauh mereka suka chat aku,, tapi gak pernah aku gubris satu pun" kata Tiara sementara barry sibuk menaik turunkan jemarinya di layar ponsel Tiara
"dulu mungkin karena aku masih menyimpan rasaku dengan Adam, Tapi sekarang lain... sekarang aku telah menyimpan dan harus menjaga hati orang yang aku sayangi" kata Tiara lembut kemudian menggundang tatapan Barry...
"aku gak mau salah menjalin hubungan dengan banyak drama, salah faham, kekangan juga pertentangan orang tua... untuk itu mari saling terbuka, sekalipun aku terkesan tertutup selama ini tapi aku akan menceritakan hal yang menyangkut hubungan ini" Kata Tiara dengan sedikit Rasa sesak di dada, ia teringat akan ucapannya dulu dengan Adam, sama persis dengan apa yang barusan ia ucapkan dengan Barry..
Barry merasa tersentil hati nya akan ucapan Tiara, ia meletakkan Ponsel Tiara, ia meraih tanggan tiara, Ia kecup kedua tangan Tiara..
"maafkan aku, aku hanya trauma akan penghianatan" kata Barry dengan Tulus
Tiara mengangguk..
"aku juga sama... aku merahasiakan Hubungan ini semata-mata ada sedikit rasa traumatik menjalin hubungan yang banyak orang tahu, Jika hubungan ini berakhir maka akan menambah luka hati bukan?" kata Tiara sontak membuat Barry kesal
"entah aku sangat membenci ucapanmu tentang berakhir nya hubungan" kata Barry sambil meletakkan tangan Tiara perlahan lalu memalingkan Wajahnya
"aku bilang kan Jika..." Tiars protes
"jika, meskipun, kalau, misal.. semua itu kata-kata yang tidak aku sukai kalo di kaitkan dengan perpisahan..."
"maaf sayang... Ayo antar aku pulang, sudah hampir tengah malam.."
"baiklah" kata Barry mengalah lalu kembali menginjak gas mobilnya menuju rumah Tiara..
*****
"hati-hati di jalan, jangan ngebut.. kabari aku jika tiba dirumah mu" kata Tiara dari luar mobil
"iya sayang, terimakasih atas penjelasanmu tadi.. Aku percaya padamu"
Tiara tersenyum mengangguk..
"masuklah, aku akan pergi jika kamu sudah di dalam rumah" kata Barry lalu Tiara berjalan membuka pagar rumahnya yang kemudian membuka pintu rumahnya, saat sudah tak nampak lagi sosok Tiara, Barry segera melaju menuju Rumah nya...
kok gimana gitu bacanya
ohh akhirnya...... 🥰🥰