NovelToon NovelToon
Married With Single Daddy

Married With Single Daddy

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:15.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: NOVIA IP

Luna Anatasya Gerraldy seorang mahasiswa semester akhir harus berusaha keras untuk mengikuti pendaftaran magang di sebuah perusahaan terbesar, di negeri ini.


Kisah cintanya dimulai saat bertemu dengan Reza Aditya Winajaya seorang CEO yang berstatus Single Daddy yang ternyata adik dari Dosen killernya. Segalanya berubah saat seorang bocah laki-laki berusia tiga tahun memanggilnya 'Mommy' dan malah mengikat Luna dengan Reza semakin erat hingga keduanya saling jatuh cinta.


Bagaimana kisah keduanya saat tahu masalalu mereka seperti benang merah, yang dimana semua terasa mimpi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NOVIA IP, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

31. Pernikahan

Hari akad nikah akhirnya tiba juga dan Luna sudah siap dengan kebaya putihnya yang dia pakai untuk acara ijab kabul. Rasa gugup lebih dari hari dimana dia dilamar minggu lalu. Rasanya ingin kabur saja. Bukan ingin kabur tidak ingin menikah tapi kabur sekedar untuk menenangkan hati dan jantungnya karena hatinya begitu tersirat dan jantung berdetak tidak beraturan nadanya. 

Luna diantarkan Jessy dengan Rani menuntunnya untuk duduk di samping Reza yang terlihat tampan dengan balutan jas dan kopiah yang dikenakannya terlihat lebih gagah.

Penghulu sudah menyiapkan surat-surat begitu pula para saksinya sudah siap. Sedangkan Ayahnya duduk di hadapan pria yang akan menjadi suaminya.

"Saya nikahkan engkau Reza Aditya Winajaya Bin Galang Braham Winajaya dengan putri kandungku Luna Anatasya Gerraldy Binti Gerraldy Mohtiar dengan Mas Kawin seperangkat alat sholat dan uang berjumlah seratus juta rupiah dibayar tunai". Ucap Gerraldy seraya menjabat tangan Reza dengan suara lantang dan jelas.

"Saya terima nikah dan kawinnya Luna Anatasya Gerraldy binti Gerraldy Mohtiar dengan mas kawin tersebut dibayar tunai". Ucap Reza dengan satu kali hentakan.

"Bagaimana SAH?" tanya penghulu memandang kearah semua di sekeliling. 

"SAH".

"Alhamdulillah……."

Luna meneteskan air matanya senang akhirnya. Pria di hadapannya adalah suaminya. Reza terharu dan senang Luna menjadi istrinya dan menjadi miliknya seutuhnya.

Setelah itu keduanya saling menyematkan cincin nikah di jari manis. Luna mencium punggung tangan Reza dan mencium kening Luna penuh cinta.

Selesai akad nikah dilanjutkan dengan kedua sejoli untuk di pajang di atas punggung yang sudah di tata mewah dan begitu megah karena resepsi dilakukan di hotel bintang lima dan dihadiri oleh seluruh keluarga, teman, karyawan perusahaan dan kolega dari Galang maupun Gerraldy.

Acara resepsi malamnya Luna mengenakan gaun putih tanpa lengan membuat bahu Luna terekspos putih dan punya lekuk leher yang indah bagi yang melihatnya. Begitu pun Reza menggunakan tuxedo terlihat tampan. 

Ya kalian tahu, keduanya berdiri sepanjang waktu bersalaman dengan orang banyak, berfoto, dengan berbincang. 

Luna dan Reza memutuskan kembali ke ruang ganti yang dibuat untuk keduanya istirahat sejenak dari aktivitasnya sebelum mereka kembali.

"Huh! Capek banget seharian berdiri begini". Keluh Luna menyandarkan tubuhnya di sofa bersama Reza suaminya.

"Sama kali, sayang. Kesiksa tahu nggak". Reza sama mengeluhnya. 

Rara dan Abel datang menghampiri kedua pengantin yang terlihat lelah. 

"Cie pengantin kecapean. Berarti malam pertama hari ini ditunda dong". Abel meledek dan tertawa sama halnya dengan Rara ikut tertawa.

Mendengar ocehan keduanya Reza dan Luna hanya tertunduk malu dan juga malas menjawab saking lelahnya. 

"Aduh kasian penganten kecapean". Sahut Rani menggendong Bima. 

Luna menoleh. "Mbak, Aku mau cium Biboy" serunya merasa kembali semangat saat Bima datang dan mencium pipi anaknya sekarang. 

"Mommy, cantik". Kata Bima menyentuh wajah Luna yang di lapisi make up tebal membuat tidak nyaman. 

"Thank you, Biboy. Anak Mommy juga ganteng kayak Daddy-nya". Ucap Luna dan sekilas menoleh ke arah Reza yang sekarang tampak bersemangat dengan kedatangan anaknya. Sedang asyik dengan Bima lalu Sarah datang dan menghampiri keduanya.

"Kalian kayaknya harus kembali ke tempat semula, para tamu nanyain penggantinya tuh". Perintah Sarah. 

Luna dan Reza menghela nafas. Keduanya mengikuti kembali Sarah dan memang menunggu keduanya untuk bersalaman atau pun bersapa dan orang tua mereka pun masih setia dengan singgahannya tanpa mengeluh sama sekali.

•••

Setelah akhirnya acara resepsi ditutup Luna dan Reza masuk ke kamar hotel untuk istirahat sejenak namun sebelumnya, Luna teringat kembali ucapan Rara dan Abel tentang malam pertama. Luna merasa sangat gugup.

Bagaimana ini, apa yang harus aku lakukan?

Sementara Reza sudah masuk kekamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dan Luna duduk di depan cermin dan mencopot kalung dan antingnya tak lupa dia membersihkan makeup dengan toner khusus agar semua makeup di wajahnya bisa terangkat semua.

Luna bangun dari meja rias dan berjalan kesana kemari dengan tangan saling meremas dan detak jantungnya mulai amburadul tak karuan. Ketika ia berjalan mondar-mandir suara pintu kamar mandi terbuka dan terkejut karena Reza hanya memakai handuk sampai pinggang dengan telanjang dada. Dan rambut yang masih basah. 

Luna reflek menutup wajahnya. "Mas Reza kenapa nggak pakai baju".

Reza senyum menggoda. "Kenapa sayang? kenapa harus malu?" Ia melangkah mendekati menyentuh tangan yang berada di wajah Luna dan membukanya.

Sontak membuat Reza gemas dan mengecup bibir Luna sekilas dan matanya pun terbuka, membuat Reza sumringah. "Kamu mandi gih, biar segaran". bisik Reza.

Melihat tingkah Istrinya Reza semakin tidak sabar untuk menggodanya.

"Iya, ini juga mau kok" Luna berlari ke kamar mandi dan tak lupa membawa piyama tidur. Masih dengan gaunnya dan mengunci pintu agar Reza tidak bisa masuk dan menyandarkan tubuhnya di dinding.

"Sumpah. Mas Reza sexy banget". Desis Luna saat hendak melepas gaunnya. 

Setelah berkutik dengan ritual mandinya hampir setengah jam. Luna memakai piyama couple dari hotel yang menyediakan. Reza duduk di sofa sibuk dengan ponselnya sambil menikmati wine.

Melihat kehadiran Luna. Reza menyuruhnya duduk di sofa untuk menemaninya. Luna menghampiri Reza, dan duduk bersandar di bahu suaminya. "Ada apa Mas?"

"Dari siapa?" Reza menyodorkan kotak kecil pada Luna dan sebuah surat. "Dari Aldo". Balas Reza. 

Luna membuka kotak berisikan sebuah jam tangan couple dengan merek Brand Alexandre Christie. Luna membuka suratnya juga.

To: Reza and Luna

From: Aldo

Hai Mr & Mrs Winajaya 

*Selamat untuk pernikahan kalian berdua. Memang berat untukku bisa menerima. Untuk kebahagian kalian aku mundur. Aku juga minta maaf sama kamu Luna karena kesalahanku dulu dan juga aku minta maaf sama Mas Reza karena sudah membuat kamu marah karena ucapanku tentang keinginanku untuk memiliki Luna lagi. Sekarang kalian jangan cemas aku ikhlas untuk kebahagian kalian berdua dan aku juga mau ucapkan terima kasih karena Mas Reza masih mau mengurusku dan memberikan keluarga yang begitu baik sama aku. 

Ada satu lagi. Jangan membuat Luna menangis dan jangan selingkuhin dia. Karena kalau itu terjadi aku tidak akan segan untuk rebut Luna kembali. Jangan dianggap serius aku hanya bercanda*.

HAPPY WEDDING 

Aldo. M

Membaca surat dari Aldo membuat Luna terharu begitu pula dengan Reza. Sekesal dan semarahnya Reza tidak membuat dirinya membenci Aldo.

Selesai membaca surat. Reza menatap Luna yang sedang duduk di sofa dengannya dan membuat wanita itu merona malu. 

"Hm. Akhirnya kita sudah Halal juga, ya". Goda Reza memandang wanita yang sekarang menjadi Istrinya. 

"Ih. Aku malu tahu nggak". Balas Luna memukul dada bidang suaminya.

"Kamu gemesin banget sih? Jadi kita mau ngapain?" tanya Reza membuat malu Luna dengan ucapannya. 

Luna polos. "Kok nanya ke aku sih? mana aku tau". 

"Pura-pura. Padahal tahu kan".

"Nggak tahu tuh".

"Beneran?"

Luna mengangguk.

Reza mengecup bibir Luna gemas. "Mas, aku ngantuk". Luna polos mengelus rambut Reza yang berada diatasnya. 

Reza tertawa pelan. "Ya sudah. Kita tidur saja. Aku tahu kamu pasti capek kan". Kata Reza paham dan mengerti melihat wanita di hadapannya terlihat lelah.

Luna mengangguk pelan "Kamu nggak marah".

"Kenapa harus marah? Aku juga capek kok pengen cepat tidur. Lagian kita masih punya banyak waktu buat melakukannya."

"Mesum".

Reza tertawa gemas. 

"Oh iya, kamu nggak marahkan? acara Honeymoon ke paris kita tunda. Aku ajak kamu ke Jepang karena aku ada kerjasama sama Mr. Kanazawa di sana".

"Aku bagaimana Mas Reza saja, karena seorang istri harus patuh dan mengikuti ucapan suaminya".

"Terima kasih sudah mengerti, istriku".

"Iya, suamiku".

"Ya sudah kita tidur".

Keduanya pun hanya tidur sambil berpelukan, tanpa melakukan malam pertamanya. Bukan karena fisik yang capek tapi pikiran juga Karena satu hari ini keduanya begitu capek dan lelah sehingga seluruh badan mereka terasa pegal.

•••

Paginya Luna bangun dengan sebuah lengan kokoh yang memeluknya dari belakang. Awalnya terkejut tapi ia sadar bahwa Reza sekarang Suaminya dan tidak masalah bila harus tidur bersama. Kemudian Luna melepaskan dekapan itu namun pelukannya semakin erat.

Luna pun pasrah dan berdiam sesaat, dan merasa geli saat Reza menggigit lehernya dan merasa kesakitan. "Aw, Mas Reza. Kamu vampire main gigit-gigit saja".

"Aku gemas sama kamu". Ucapnya seraya menghela nafas menahan gairahnya dipagi hari.

Luna bingung. "Kamu kenapa menghela nafas begitu?" 

"Mau tau?"

"Kamu kenapa ja…Mmpptt…" ucapan Luna terhenti saat Reza ******* bibirnya dalam dan cepat hingga membuat Luna kewalahan untuk menyimbangkan cumbuan Reza yang tergesa-gesa. Hingga bibir Luna menjadi bengkak karena ulahnya. 

"Mas.. " bisik Luna. 

"Aku mau melakukannya?"

Luna melebarkan matanya dan menelan salivanya cepat. Ia tahu maksud dari suaminya ini. Apa harus sekarang? 

Namun sebelum itu terjadi suara bel kamar hotel keduanya terdengar nyaring dan membuat keduanya menoleh ke arah suara. 

Sial. Lagi tanggung begini ada pengganggu. Batin Reza resah karena gairahnya sudah diujung harus ditunda begitu saja.

Luna memandang wajah Suaminya terlihat resah karena apa yang diinginkannya belum terlaksana. 

Mas Reza pasti kesal tuh, lagian siapa sih pagi-pagi datang. Dalam hati Luna.

"SIAPA SIH. GANGGU AJA" teriak Reza dan bangun dari ranjangnya.

Namun Luna menahannya. Agar Luna yang membuka pintunya. "Mas, tunggu disini aja biar aku yang buka". 

Reza mengangguk setuju. Dan memijat keningnya merasa pusing karena, harus menahan gairahnya yang sudah memanas.

Shit. 

Setibanya di depan pintu dan menarik knopnya Luna melihat sosok wanita yang amat tidak disukai Reza, siapa lagi kalau bukan Abel adiknya. 

"Kenapa Abel?" ucap Luna kesal. Melihat ekspresi Luna, Abel tahu kedatangannya pasti mengganggu keduanya sebagai pengantin baru. 

"Apa aku ganggu?" Abel penasaran mendongkrak badannya untuk melihat ke dalam. 

"Sudah tahu tanya lagi. kamu tahu Mas Reza kesalnya kayak apa sekarang". Balas Luna sedikit melebihkan ucapannya. 

Mendengar soal nama Reza membuat Abel merinding saat membayangkannya. Bagaimana wajahnya yang marah.

"Ya, maaf aku kan mana tahu kalau―" belum selesai bicara Reza datang menghampirinya dengan muka sangarnya siap menerjang musuhnya. Panjang umur.

Abel menelan salivanya menatap Reza yang sudah dihadapannya. Mampus. Hulk ngamuk. Batin Abel. 

Reza melipat kedua tangannya didada. "Abel tukang ganggu, nggak senang lihat kakaknya senang dikit. Ini masih pagi sudah ganggu saja". Ketus Reza dengan raut muka dingin. 

Luna menenangkan Reza dengan mengusap bahu tangan Suaminya. "Sudah Mas. Mungkin ini penting makanya Abel kesini". 

Abel menunduk lalu mengangkat kembali wajahnya menatap kedua orang dihadapannya sekarang. 

"Jangan marah dong. Abel di suruh Ayah sama Ibu buat bagunin kalian. Lagian ini sudah jam 9 pagi kali. Ganggu dari mananya coba. Cepetan mereka tunggu kalian di bawah". Ujar Abel.

"Kan bisa telpon. Nggak ada kerjaan kamu".

"Ponsel kalian nggak aktif. Sengaja biar nggak diganggu".

"Anak kecil sok tau".

"Lagian Making Love itu malam, bukan Pagi. Bagaimana sih nggak pengalaman banget".

Ledekan Abel membuat Reza hendak menjewernya tapi Abel terus saja memohon untuk memaafkannya.

"Jadi adik jangan nyebelin."

"Ampun Kak―"

"Jangan sok ngajarin juga".

"Iya―"

Luna tertawa pelan dengan tingkah keduanya. Tiada hari tanpa merusuh. "Sudah sana ke bawah. Nanti kita menyusul."

"Okay kakak ipar."

•••

Kedatangan Reza dan Luna si pasangan pengantin baru di sambut ria keluarga mereka dengan sedikit godaan dan candaan. Wajah mereka dibalut senyum senang atas persatuan antara dua keluarga yang dulu sempat di tolak oleh kedua anaknya. Sekarang jodoh yang sempat tertunda menjadi jodoh yang di berikan oleh-Nya dengan cara takdir mereka sendiri bukan campur tangan kedua orang tuanya.

"Jadi, acara hooneymoon kalian ke paris, kalian batalkan?" tanya Galang memecahkan keheningan beberapa saat. 

Reza menoleh. "Mungkin lain waktu kita bisa ke sana. Aku sudah bilang ke Luna kita akan honeymoon di Jepang sambil mengurus pekerjaan di sana". Jawab Reza dan masih sibuk dengan sarapannya. 

"Kamu sendiri tidak keberatan Luna?" Sahut Yunita merespon ingin tahu pendapat wanita yang sekarang menjadi menantunya. 

"Aku sama sekali nggak keberatan. Selama aku berada di sisi Mas Reza. Turut mendukung kerjaan suamiku yang memang tanggung jawabnya". Luna memberi senyum pada suaminya.

"Ayah senang karena Ayah sudah dewasa. Dan jadi Istri yang pengertian". Seru Gege bangga anaknya memandang penuh cinta.

"Luna memang istri idamankan, Za?" seru Jessy.

"Iya tante Istri idaman banget".

"Za. Panggil aku Mom jangan tante, kita semua sudah keluarga. Luna anak Mom begitu juga kamu". Jelas Jessy pada menantunya. "Yes, Mom."

"Kamu tuh bagaimana masa begitu saja harus di ajarkan. Mau sekalian Ayah ajarkan buat nanti hooneymoon." ujar Gerraldy goda menantunya.

"AYAH".

Luna sontak mengerutu akan ucapan frontal Ayahnya karena membuat Reza mati kutu. Malu bukan main. 

"Nggak usah di ajarkan. Reza mah jago soal beginian. Buktinya Biboy ada di dunia." kata Galang bela dan memandang ke Bima yang sedang sarapan di suapi oleh baby sisternya. 

"Kira saja dia Lupa cara buatnya kan udah lama". Goda Gege lagi dan lagi. 

Kalian tahu betapa malunya Reza sampai-sampai mukanya seperti kepiting rebus membuat begitu malu godaan Galang dan Gege terus-terus tanpa kehabisan kata-kata ejekan mereka. 

"Sudah jangan ledekin Reza terus, kasihan". Seru Yunita bela anaknya di ledekin terus.

"Bener tuh. Yang ada nanti pengen cepat-cepat bawa Kakak ipar kekamarnya lagi". Ledek Abel senang.

"Sotoy kamu". Cetus Reza menatap tajam pada Abel.

__

Selesai makan mereka semua melanjutkan untuk menikmati keseruan untuk berenang berbeda dengan Luna dan Reza memutuskan untuk kembali ke kamar dan tidak lupa membawa Bima anaknya, semenjak pernikahan keduanya yang sibuk tidak sempat untuk mengurus dan memperhatikan Bima. 

Mereka memasuki kamar hotel dan duduk di sofa sambil berbincang-bincang tentang langkah mereka kedepannya.

"Mas, kita kan sudah nikah nih. Bentar lagi aku juga wisuda. Maksud aku―aku mau kerja lagi, tapi kalau memang kamu nggak izinin aku nggak apa-apa, aku bisa urus Biboy. Aku merasa harus bilang sekarang". ucap Luna menatap suaminya di sebelahnya seraya memangku Bima yang main dengan robot-robotnya.

"Aku kan sudah bilang aku mengizinkan. Asal kamu kerja diperusahaanku. Aku nggak mau kamu kerja di tempat lain".

"Tapi apa nggak masalah? Aku nggak enak saja sama karyawan kamu".

"Kalau begitu kamu kerja sebagai Asisten aku saja bantu Soni, bagaimana?"

"Boleh sih. Tapi nanti aku pikiran lagi deh".

"Pikirin yang matang-matang".

Luna mengangguk pelan seraya tersenyum. Ternyata setelah resmi menikah membuat keduanya semakin bebas melakukan apa saja tanpa harus diomelin oleh Sarah yang memang sangat cerewet kalau Keduanya berdua seperti ini.  Reza menyadari kalau dia bersama dengan Bima anaknya. "Ada yang mau aku bicarakan ini penting jadi kita harus bicarakannya pelan-pelan. Mungkin bakal jadi perdebatan antara kita berdua?"

"Tentang apa?"

"Tentang Anak."

Luna bingung tidak mengerti "Maksudnya?"

"Kamu memutuskan buat kerja kembali?" tanya Reza berhenti sejenak. Melihat Luna mengagguk. "Secara tidak langsung kamu mau menunda untuk punya anakkan?".

Luna terdiam dan berpikir ulang. Luna hampir lupa akan momongan. Pasti keluarganya mengharapkan Luna hamil. 

Reza menatap Istrinya yang sedang melamun atau berpikir tentang ucapannya tadi. Reza memecahkan lamunan Luna dan berhasil membuat istrinya-Luna menoleh ke arahnya dengan pandangan yang tidak bisa dibaca Reza. 

"Katakanlah yang ingin kamu katakan kita bisa bicarakan ini dan Mas juga nggak keberatan dengan keputusan kamu kok. Lagian Biboy juga masih kecil masih butuh kasih sayang penuh dari kita berdua".

"Terima kasih Mas, tapi aku juga nggak masalah kalau memang Mas ingin punya baby. Kita jalanin saja dulu. Aku nggak mau egois sendiri. Aku juga harus pikirin kemauan kamu Mas".

"Iya sayang."

1
Fitri Astriah
reza berguling2🤣🤣🤣🤣🤣
Widya Sari
👍👍👍
Anonymous
/Good/
Adhie Ningsih
banyak banget typo nya...
dikoreksi lagi ya thor
Hamizan Al Muqqit
Lumayan
prima yanary
Luar biasa
Ririn Nursisminingsih
ayolah luna jg jdi cwek lemah....and mudah ditindass
Pak On
terima kasih Thor karyamu sangat bagus teruslah berkarya dan sukses selalu
Mutia
koreksi

menagis => menangis
laili_TQ
♥️♥️
Mutia
koreksi + baca ulang thor

berjakan => berjalan
Mutia
koreksi + baca ulang thor

calon suami => calon istri
Mutia
koreksi + baca ulang thor

Reza => bi
Mutia
koreksi + baca ulang thor

sedikir => sedikit
Melii Zee🐣
Luna aku saingan mu gong Yo adalah suamiku🤣
Laili Dwi Agustina
bisa direkomendasikan kepada orang lain
Sri Widjiastuti
nyimak nihh
Megumiia
boleh to mas Reza siapa yg larang kalo bisa cepat nikahin biar kejadian di masa lalu tidak terulang kembali
Nisaa
seru sih, tapi kadang bahasanya agak aneh sedikit
Lasmanah Ramdani
yuuuhuuu udah ada mas Yudha nih buat calon saingan 🤣🤣🤣🤣🤭🤭🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!