Berniat menolong wanita yang tengah mabuk di klab malam, Aidan justru terjebak pernikahan dengan wanita yang ternyata adalah adik kelasnya di kampus.
Perbedaan sikap antara keduanya membuat kehidupan rumah tangga mereka berjalan tidak seperti kehidupan rumah tangga pada umumnya.
Apakah akhir cerita mereka akan berakhir bahagia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
OMIH-31
Bi Inah menatap heran pakaian Alea yang tidak seperti biasanya. Jika biasanya Alea berpakaian minim dan terkesan seksi. Kini Alea terlihat memakai baju lengan panjang dan celana panjang. Walau pun merasa aneh. Namun wanita paruh baya itu enggan untuk mempertanyakannya.
"Mau masak apa, Bi?" Tanya Alea mendekati Bi Inah yang sedang membersihkan bawang.
"Mau masakin ayam kecap kesukaan Non Alea. Mumpung Non Alea lagi di rumah. Nanti sekalian Bibi bungkusin buat bawa ke rumahnya, Non." Jawab Bi Inah membuat Alea tersenyum.
"Terimaksih, Bi... Apa yang bisa Lea bantu, Bi?" Tanyanya memperhatikan satu per satu bahan-bahan masakan di atas meja.
"Sudah siap semua, Non. Non duduk saja di situ." Ucap Bi Inah tidak enak.
"Lea kan ke sini mau ikut bantu-bantu, Bi..." Sungutnya.
"Ya, sudah... Non bisa liatin cara Bibi dan pelayan yang lain saat memasak. Sekalian buat Non belajar." Saran Bi Inah.
Alea mengguk menyetujui. Dari pada niatnya yang ingin membantu di dapur sia-sia. Alea mendekat ke arah Bi Inah. Memperhatikan dengan seksama cara Bi Inah dan pelayan yang lain saat memasak. Sesekali Alea juga memberi pertanyaan hal apa saja yang belum ia mengerti.
Kenapa gue jadi sangat ingin pandai memasak hanya karna Aidan menyuruh gue untuk belajar memasak. Dan kenapa juga gue menuruti permintaan gunung es itu? Batin Alea merasa bingung dengan hatinya.
-
Setelah selesai membantu para pelayan membantu menata makanan di atas meja, Alea pun memilih untuk kembali ke kamar untuk membersihkan tubuhnya. Ia juga harus cepat kembali ke rumahnya karena hari ini ia ada kelas pagi dan perlengkapan kuliahnya pun masih berada di rumah.
Saat memasuki kamar, Alea mengedarkan pandandangan karena tidak melihat keberadaan Aidan. "Dia kemana?" Kening Alea berkerut. Namun saat mendengar bunyi pintu kamar mandi terbuka membuat mata Alea mengarah ke arah sana.
Deg
Lagi-lagi jantung Alea tidak bekerja dengan normal ketika melihat pemandangan memanjakan mata di depannya. Aidan keluar dari dalam kamar mandi hanya menggunakan handuk yang melilit pinggangnya. Alea dapat melihat dengan jelas badan kekar suaminya ditunjang dengan enam kotak di perutnya.
Alea masih berdiri mematung di posisinya. Tanpa sadar jika kini Aidan sudah berada tepat di depannya. Aidan menatap heran Alea yang berdiri diam menatapnya bagaikan patung.
Tangannya melambai di depan wajah Alea. "Hey..." Ucapnya sedikit keras.
Alea tersentak dari lamunannya. Matanya kemudian membola melihat wajah Aidan yang kini begitu dekat dengannya. Alea bahkan bisa melihat dengan jelas setiap pahatan sempurna di wajah suaminya. Tetesan Air yang berjatuhan dari rambutnya yang masih basah menambah kesempurnaan mahkluk ciptaan tuhan di depannya ini.
Alea mendorong tubuh Aidan agar menjauh dari tubuhnya. "Lo apa-apaan sih!" Ketus Alea menormalkan raut wajahnya yang nampak mengagumi wajah suaminya.
"Gue butuh baju ganti sebelum ke rumah. Apa lo punya baju yang bisa gue pakai?" Tanya Aidan tanpa memperdulikan raut wajah Alea yang masih memerah menahan malu.
Alea nampak berpikir. "Tunggu di sini." Ucapnya kemudian keluar dari dalam kamar. Kakinya kini melangkah ke arah kamar kedua orangtuanya yang letaknya tidak terlalu jauh dari kamarnya.
Alea memasuki kamar Bara dan Zaskia setelah mengambil kunci cadangan. Setelah berada di walk in closet, mata Alea menelisik satu per satu pakaian Papa Bara yang masih baru.
*
Happy reading!:)
Jangan lupa like, komen, vote dan rate bintang 5 supaya author makin semangat nulisnya. Dukungan teman-teman sangat berarti untuk kinerja jari author dalam menulis😉
Terimakasih sudah membaca karya recehku:)