NovelToon NovelToon
Tritagonis

Tritagonis

Status: sedang berlangsung
Genre:Pihak Ketiga / Poligami / CEO / Cintamanis / Dark Romance / Cintapertama
Popularitas:700
Nilai: 5
Nama Author: Girl_Rain

Setelah kesalahan yang dilakukan akibat jebakan orang lain, Humaira harus menanggung tahun-tahun penuh penderitaan. Hingga delapan tahun pun terlewati, dan ia kembali dipertemukan sosok pria yang dicintainya.

Pria itu, Farel Erganick. Menikahi sahabatnya sendiri karena berpikir itu adalah kesalahan diperbuat olehnya saat mabuk, namun bertemu wanita yang dicintainya membuat Farel tau kebenaran dibalik kesalahan satu malam delapan tahun lalu.

Indira, sang pelaku perkara mencoba berbagai cara untuk mendapat kembali miliknya. Dan rela melakukan apapun, termasuk berada di antara Farel dan Humaira.

Sebenarnya siapa penjahatnya?

Aku, Kamu, atau Dia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Girl_Rain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

4. Negosiasi

   Yang di luar tersenyum lantaran dibalik pintu rupanya ada orang. Oma Rena mendorong pintu dan menghampiri wanita berpakaian tertutup yang berdiri ketika ia sudah di hadapan.

   "Ah, anak buahku bilang perempuan bernama Humaira bekerja di sini. Benarkah ada karyawan yang bernama Humaira bekerja di sini?" tanya Oma Rena bersikap angkuh.

   "Mau apa Anda mencari Saya?" seru Humaira diiringi dada yang naik-turun. Entah mengapa berhadapan dengan wanita yang sadari dulu menghampirinya untuk menghina, membuatnya naik darah.

   Oma Rena mengerjap. "Kamu, Humaira? Dan sekarang kamu menutup wajahmu?"

   Oma Rena langsung tertawa terbahak-bahak sampai mengeluarkan air mata diujung pelupuk mata. Menarik kursi dan duduk. "Pasti malu banget ya, sampai tutup muka gitu biar nggak dikenal. Kenapa nggak bunuh diri aja, biar sekalian menghilang dari muka bumi ini."

   "Nggak 'deh, sayang Farel nangis darah nanti."

   "Hei!" pekik Oma Rena mengejutkan Humaira.

   Humaira tersenyum miring dibalik cadarnya. Tentu saja ia tau cara memancing kemarahan wanita paruh baya di hadapannya ini. Dan beliau yang menyempatkan waktu mendatanginya ini, pasti ada sesuatu.

   Humaira kembali duduk.

   "Inilah alasan mengapa Aku mendatangimu, untuk memastikan Kamu diam di tempat, dan tidak mengacaukan pernikahan cucuku," balas Oma Rena.

   Humaira bersidikap dada, ikut bersikap angkuh juga. "Wah, memang seberapa berbahayanya Saya sampai mampu mengacaukan pernikahan semegah itu? Apa Farel menikahi Indira karena cinta?"

   "Heh, Kamu tau apa? Farel sangat mencintai Indira, hingga rela mati untuknya," tutur Oma Rena sembari menggertakkan gigi disertai tubuh yang gemetaran.

   "Oh, benarkah? Kalau begitu, kenapa Farel nggak donorin aja jantungnya ke Indira? 'Kan Indira menderita penyakit jantung," papar Humaira, tetap mau memanas-manasi. Tentu saja ini serasa hiburan baginya.

   "Tentu saja karena--- ah, sudahlah. Pokoknya Farel akan menemani Indira selamanya. Aku ke sini bukan untuk membicarakan itu, tapi Aku mau bernegosiasi denganmu," ucap Oma Rena mulai mengontrol emosi.

   "Katakanlah, Nenek. Saya senang bisa bekerja sama dengan, Nenek." Humaira tersenyum dan itu tampak dari matanya yang menyipit.

   Oma Rena kembali menggertakkan gigi, cara terbaik agar menahan diri untuk tetap bersikap rasional. "Kamu lihat komentar baik di vidio Kamu dipukul?"

   Spontan mata Humaira memandang tajam. "Owh, dari Nenek ternyata."

   "Tentu saja, memang Kamu pikir orang masih mau berkomentar baik tentang Kamu?" Oma Rena menyeringai.

   "Saya harusnya dihujat bersama Farel. Ah, haruskah Saya mengunggah vidio yang wajahnya juga terlihat di sosmed? Saya jadi menerka-nerka komentar apa yang para netizen berikan, 'si yang disetu®buhi, malah lain yang dinikahi, cowok ini b®engsek?"

   Seketika Oma Rena memukul meja. "Kamu mengancamku?"

   Humaira tersenyum. "Enggak terima? Begitulah manusia. Apa yang Nenek harapkan dari komentar baik yang muncul di video jilidku? Saya sendiri melihat orang tua Saya juga mampu melakukan itu, bahkan lebih agar nama baik Saya kembali."

   "Kalau begitu, Aku akan menghancurkan usaha orang tuamu. Aku akan menjatuhkan mereka, bahkan pesantren yang Kamu cintai," ancam Oma Rena.

   "Coba saja, Saya tidak takut. Pesantren Madinatul Huda milik orang tuaku, tapi jika seseorang menyerang, maka akan jadi milik semua orang," kata Humaira dengan tenang.

   Oma Rena menjadi tidak tahan, memutuskan untuk bangkit dan berniat pergi. "Jangan pernah muncul di hadapan, Farel. Jika tidak, Aku tidak akan membiarkan permainan kosakata ini lagi."

   Pada akhirnya wanita paruh baya itu, dan Humaira menghela napas.

   Humaira berdiri dari duduknya dan berniat pergi ke dapur, tapi suara pintu berdecit membuat Humaira menoleh. Sontak mata terbelalak akan pistol yang ditodongkan tepat di dahinya.

   Delapan tahun kemudian.

   Satu tangan yang tidak digunakan menggendong Rifqa digunakan mendorong pintu kaca. Farel membawa putrinya ke rak yang berisikan beragam cake.

   "Permisi. Saya mau pesan kue," ujar Farel pada perempuan berhijab yang saat ini membelakanginya.

   Seketika mata Humaira membola. Padahal ini bukan pertama kalinya ada sosok yang bersuara mirip, tapi tiap kali mendengar Humaira selalu terkejut. Beberapa tahun berlalu, namun tidak dapat membuatnya lupa pada suara itu.

   Humaira menghela napas sebelum berbalik. Naas kali ini jantungnya seakan keluar dari tempat, matanya membola sempurna memandangi sosok yang di depannya. Kali ini bukan suara yang mirip, tapi memang orangnya ada di sini.

Farel pun menatap intens, dan berhasil menemukan sepasang mata indah yang selalu memikatnya sadari dulu. "Humaira, Kamu Humaira 'kan?"

Humaira mundur, tapi dibelakangnya dinding. Humaira memalingkan wajah.

Farel tersenyum senang. "Kamu pakai cadar sekarang, kayak Khalisah ya. Ah, Aku sedih setelah mendengar kematian Khalisah tiga tahun lalu. Waktu itu.... Aku memikirkanmu."

"Aku baik-baik saja. Apa tujuan Kamu ke sini?" tanggap Humaira buru-buru, dan mendekatkan diri ke rak.

Farel melirik putrinya. "Rifqa, pengen kue."

Spontan Humaira memerhatikan anak perempuan digendong oleh Farel, dan fokusnya terhenti pada wajah. Wajah kecil tirus itu.... Humaira jadi membandingkannya dengan wajah Farel.

Ah, ini mungkin karena Aku sudah lama tidak melihat Indira.

"Namanya Rifqa ya. Rifqa, mau yang mana?" tanya Humaira memberikan atensi pada Rifqa.

"Mau yang itu, Tante Ninja." Rifqa menunjuk ke salah satu kue.

Sontak panggilan dari Rifqa membingungkan Humaira, sementara Farel tertawa.

"Rifqa, memanggil teman Papa Tante Ninja, Apa karena Tante Humaira menutupi wajahnya?" tanya Farel, meski begitu pandangannya tetap pada Humaira. Sungguh, perasaan rindu bergejolak dalam dirinya meminta dipuaskan. Sadari tadi Farel menahan diri untuk tidak memeluk Humaira, sampai tangannya bergetar hebat.

Namun sikap Humaira yang mengambil kue yang ditunjuk Rifqa dan langsung membungkusnya tanpa menanyakannya sekali lagi, menunjukkan ketidaknyamanan perempuan itu.

Farel tersenyum sendu.

"Iya, mirip di film yang Rifqa tonton. Tapi di film yang Rifqa tonton baju nggak kebesaran," jawab Rifqa sampai mengangkat keduanya tangan untuk memperagakan besar yang dimaksud.

"Ini ya, Rifqa. Harga seratus dua puluh ribu," ucap Humaira meletakkan plastik toko yang sudah terisi kue di atas rak.

Farel membuka dompet dan meletakkan kartu kredit di atas rak.

Humaira mengambil dan menggeseknya tanpa basa-basi. "Mohon jangan datang kembali?" Setelah mengatakannya, Humaira ke belakang dapur.

Para pelanggan yang menonton drama itu menjadi melongo lantaran tumben-tumbenan pelayanannya buruk. Mereka menebak pasti ada sesuatu dengan pria yang menggendong anak itu.

Farel yang ditatap orang-orang pun mengambil pesanannya, mencoba bersikap santai saat keluar dari toko.

Meski perlakuan Humaira sangat menolak keberadaannya, tapi tak bisa dipungkiri Farel bahagia bertemu kembali dengan wanita yang dicintainya. Makanya Farel bisa memasuki mobil dengan tersenyum.

Dan Rifqa yang pertama kali melihat Farel tersenyum selain kepadanya pun ikut tertegun, memerhatikan.

...🌾🌾🌾🌾...

1
kalea rizuky
hmmmm gass mp
kalea rizuky
anakmu yg jalang kok nyalahin orang oh tua bangka
kalea rizuky: tau ih sebel bgt liat modelan aki2 tolol
total 2 replies
kalea rizuky
Farel ma Indira selama jd istri sering tidur bareng gk thor
@Girl_Rain67: Nggak pernah 😄
total 1 replies
kalea rizuky
Farel uda tau bukan anak nya np g cerai oon amat
kalea rizuky
uda tau kn berarti Rifka bukan anak mu jd jangan sok baik
kalea rizuky
Indira jahat amat lu
@Girl_Rain67: Cinta, Mbak🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!