Larasati , seorang gadis desa yang lugu dan sederhana, harus menghadapi takdir pahit ketika sepupunya, Gea, kabur di hari pernikahannya dengan seorang pria kaya bernama Nathan karena hamil dengan lelaki lain.
Orang tua Gea, yang merasa posisi perusahaan mereka terancam bangkrut jika pernikahan ini sampai gagal dan membuat keluarga Pratama malu, memaksa Laras, keponakannya untuk menggantikan posisi Gea sebagai pengantin.
Nathan, yang merasa tertipu dan marah, terpaksa menerima pernikahan itu demi menjaga nama baik keluarganya, meskipun hatinya dipenuhi kebencian pada Laras yang dianggap sebagai biak kerok yang menyebabkan Gea kabur di hari pernikahan mereka.
Intrik dan persaingan dalam perebutan kekuasaan di keluarga Pratama menyeret Laras kedalam pusaran kekacauan yang tiada henti.
Akankah Laras bisa menanggung semua ini?
Menjalani pernikahan tanpa cinta dengan suami yang hatinya masih terpatri nama orang lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julieta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EGO MASING-MASING ORANG
Setelah merasa cukup menangis, Larasati berjalan gontai menuju kamar mandi dan membiarkan air dingin yang mengalir dari shower, membasahi tubuhnya, menjernihkan hati dan pikirannya.
Semua percakapan antara Seno dengan Hartati kembali muncul, seperti video yang dia tayangkan ulang melalui memori dalam kepalanya.
FLASH BACK ON
Begitu tamu undangan sudah sepi, Laras yang tak terbiasa menggunakan highhell, segera melepaskan sepatunya dan turun dari pelaminan.
Tak ada yang memperhatikan kepergian Laras karena semua orang tengah sibuk dengan aktivitasnya masing-masing, begitu juga dengan sang suami yang telah menghilang bersama anggota keluarganya entah kemana.
Laras yang teringat jika kopernya masih ada diruang tamu berniat mengambilnya dan membawanya naik ke lantai dua dimana kamar pengantin berada.
Ketika tengah melewati kamar pakdhenya yang ada dilantai satu, Laras tak sengaja mencuri dengar percakapan suami istri tersebut karena pintu kamar tak tertutup dengan sempurna.
“Bagaimana Gea, apa sudah tiba dengan selamat?”, tanya Seno sambil melepaskan jas hitam yang dipakainya dan melemparkan secara asal ke sofa.
“Sudah. Dia baru saja menghubungiku”, jawab Hartati sambil memainkan ponsel yang ada ditangannya.
Melihat suaminya duduk disamping, Hartati pun menoleh. “Ulang tahun kedua puluh tahun Laras, dua bulan lagi akan digelar. Apa kamu yakin jika dia akan memberikan perusahaan sepenuhnya kepadamu setelah apa yang terjadi hari ini karena mami lihat, dia tampaknya sangat kecewa terhadap kita?”, ucapnya sedikit was-was.
Seno mengusap kepala istrinya dengan lembut, “Kamu tenang saja, Laras itu memiliki sifat seperti Melati. Kamu hanya perlu menitikkan air mata dan mengungkit kebaikan kita kepadanya, maka dia akan luluh seperti tadi. Begitu perusahaan dan semua asset yang kakakku wariskan kepadanya telah menjadi milik kita sepenuhnya, terserah kamu mau melakukan apa kepada dia, mau kamu lenyapkan sekalipun, aku tak lagi ikut campur. Yang jelas, sebelum waktu itu, jangan bertindak macam-macam karena hingga sekarang, Thomas masih mengawasi pergerakan kita”.
Ucapan Seno membuat tangan Hartati terkepal. “Thomas! Apa kita benar-benar tak bisa menyingkirkannya? Jika bukan karena dia yang selalu mengawasi kita, sudah aku antar gadis busuk itu berkumpul bersama kedua orang tuanya ke alam baka sana agar tak lagi mengotori mataku!”.
Laras yang mencuri dengar ucapan pakdhe dan budhenya hanya bisa menjerit dalam hati dan berusaha menahan tangisnya dengan menutup mulutnya dengan satu tangan rapat-rapat, agar suara tangis kepediahn dan kekecewaan hatinya tak terdengar hingga membuat kedua orang yang sudah dianggapnya sebagai orang tua yang ada didalam kamar, merasa curiga.
Melihat siluet pelayan yang hendak melintas di tempatnya berdiri, Laras buru-buru menyeka air matanya dengan kasar dan pergi dengan cepat ke lantai dua untuk menenangkan hatinya.
Dia sama sekali tak menyangka jika kebaikan pakdhe dan budhenya yang selama ini dia kira tulus, nyatanya menyimpan ambisi, untuk merebut semua warisan yang kedua orang tuanya berikan kepadanya.
Bahkan sejak lama mereka berniat untuk membunuhnya, hanya saja karena ada yang mengawasi dan warisan kedua orang tuanya masih belum mereka dapatkan, niat buruk itupun mereka tahan.
Laras tak tahu lagi bagaimana nasibnya setelah ini. Laras pun kembali menangis sesenggukan untuk menumpahkan rasa marah, sedih dan kecewa yang teramat sangat dalam hatinya ketika dia sudah berada didalam kamar, merenungi nasib buruknya, seorang diri.
FLASH BACK OFF
Laras yang membiarkan air dingin yang mengalir dari shower, membasahi seluruh tubuhnya agar pikirannya yang kusut bisa kembali jernih lagi.
Tiba-tiba kedua matanya yang tadi tertutup rapat, langsung terbuka. “Jangan-jangan Gea hamil dan dia akan kembali setelah janin dalam kandungannya di gugurkan”, batin Laras terkejut.
Mulut Laras terbuka lebar menyadari jika tebakannya kali ini tampaknya benar adanya.
Dengan kondisi kesehatan Gea, seharusnya dia tak melakukan aborsi karena itu akan berakibat fatal. Jika seperti itu maka Gea pasti akan melahirkan bayinya dalam tempat persembunyiannya dan baru akan kembali setelah bayinya lahir.
Jika di hitung-hitung, waktu Gea melahirkan dan memulihkan diri, satu tahun setengah yang diajukan Nathan untuk bercerai dengannya tadi, sangat masuk akal.
Melihat jika tampaknya ada skema jahat di dalam pernikahan paksa yang dijalaninya ini,membuat darah dalam tubuh Laras pun mendidih.
Sorot mata yang tadinya masih terlihat lembut dan senduh, kini terlihat tajam dan mengerikan karena sudah penuh dengan api kemarahan dan kebencian.
Iapun segera menyudahi acara mandinya, mengenakan handuk untuk melilit tubuhnya, dan segera keluar dari dalam kamar mandi.
Setelah berganti pakaian, Laras duduk dimeja rias sambil menatap kearah cermin. “Apa karena aku selalu bersikap baik dan selalu mengalah, membuat mereka semua merasa jika aku bisa diinjak seenak hati!”, guman Laras penuh emosi.
Semut pun akan melawan jika terus-menerus diinjak!
Api amarah dalam hati Laras yang sudah menyala semakin berkobar ketika dia mengingat ucapan pakdhe dan budhenya serta perilaku kasar yang Nathan berikan kepadanya.
“Kalian semua, lihat saja. Aku akan tunjukkan, siapa Laras yang sesungguhnya!”, guman Laras penuh tekad.
Dunia adalah panggung sandiwara dan kemunafikan adalah salah satu bentuk akting yang paling umum yang dimainkan semua orang untuk mencapai ambisinya, dan Laras melihatnya dengan sangat jelas hari ini dimana orang-orang terdekat yang ada disekelilingnya, tak ada satupun yang tulus.
Sebuah kehidupan yang penuh kepura-puraan, di mana tindakan dan perkataan seseorang tidak sesuai dengan hati mereka.
Mereka dengan lihainya memainkan peran mereka hanya untuk menutupi sifat asli mereka atau untuk mencapai tujuan tertentu.
Laras, yang selama ini hanya menjadi figuran tak berarti dalam panggung kejamnya dunia ini mulai bangkit dan akan menunjukkan kepada semua orang jika dia layak menjadi pemain utama yang diperebutkan semua orang.
Merekalah yang dengan paksa menyeretnya masuk kedalam permainan ini maka jangan sampai menyesal jika apa yang mereka rencanakan akan Laras buat kocar-kacir tak karuan.
Menghadapi keluarga Pratama yang serakah dan licik, Laras memerlukan banyak topeng kemunafikan agar dia bisa siap naik keatas panggung pertunjukkan.
.
.
.
Di kediaman Pratama, diruang kerja Gerry, sang bawahan masuk sambil membawa sebuah amplop coklat berisi informasi mengenai Gea dan alasannya kabur dihari pernikahannya.
Setelah melihat foto dan laporan yang anak buahnya dapatkan, Gerry melempar amplop coklat beserta isinya itu keatas meja kerjanya dengan kasar.
“Dasar penipu! Berani bermain-main dengan keluarga Pratama rupanya!”, ucap Gerry geram.
Dari laporan yang didapatkan oleh anak buahnya, Gerry baru tahu jika selama ini Gea telah menipu anak dan istrinya dengan menyamar sebagai penyelamat hidup keduanya demi bisa mendapatkan manfaat dari keluarga Pratama.
Bukan hanya sekedar menipu identitas, Gea berani berselingkuh dan hamil serta kabur tepat dihari pernikahan tanpa pemberitahuan dan hampir saja membuat keluarganya kehilangan kesempatan untuk menjadi pewaris utama keluarga Pratama.
Gerry akan baik pada orang yang baik terhadap dirinya. Dia bisa juga sangat jahat jika ada seseorang yang berani bermain dan mengusik kepentingannya serta anggota keluarganya. Dan Gea, sudah melanggar semua batas toleransi itu.
“Cari sampai ketemu dan buat hidupnya menderita hingga dia lebih memilih mati!”, Gerry berkata dengan ekpresi datar dan dingin.
“Dan satu lagi, cari tahu penyebab kematian tuan Hendarto, pendiri dan pemilik HD Group sebelum diambil alih oleh Seno dan juga gali informasi dari kuasa hukumnya karena aku sangat yakin ada hal besar dibalik itu semua”.
Begitu kalimat terakhir Gerry tambahkan, bawahannya pun segera berjalan mundur dan keluar dari dalam ruang kerja putra bungsu Fery Pratama itu untuk segera menjalankan tugasnya.
Dari balik kantong celananya, Gerry membuka kotak rokok dan mengambilnya sebatang, kemudian menyalakannya.
Dia menghisap gulungan nikotin tersebut dalam-dalam sambil menyusun rencana untuk membatu Laras mendapatkan kembali perusahaan kedua orang tuanya yang diambil alih begitu keduanya meninggal dunia tanpa gadis itu ketahui.
“Kurasa, aku harus buat kesepakatan dengan menantuku itu. Jika dia bisa membujuk wanita tua itu menunjuk Nathan sebagai pewaris utama, maka perusahaan dan kematian kedua orang tuanya yang tak wajar bisa aku bantu”, guman Gerry pelan.
Menyadari jika rencana kecilnya ini cukup bermanfaat, Gerry merasa kepergian Gea juga merupakan keuntungan baginya.
Tipe gadis seperti Laras cukup disukai oleh ibunya sehingga dia sangat yakin jika nyonya tua Pratama juga pasti akan menyukai menantunya itu. Tinggal dia dan sang istri yang nanti akan mengarahkannya.
Soal Nathan, secara perlahan dia akan memberikannya pengertian. Putra sulungnya itu hampir mirip dengannya, cerdik dan penuh ambisi. Jika tahu bahwa HD Group itu sebenarnya milik Laras, maka Gerry sangat yakin penilaian putranya terhadap Laras akan jauh berbeda dari apa yang dia lihat sekarang.
thanks teh
😍💪
thanks mbak 🙏😍💪