NovelToon NovelToon
Last Clan: The Living Legend

Last Clan: The Living Legend

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Manusia Serigala / Romansa / Fantasi Wanita
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: MyNamesEel

Klan yang kalian kira sudah punah akan kembali

Klan yang kalian takuti dan kalian benci akan menjadi jawaban dari kesembuhan alam di bumi

Gadis itu, telah kembali dengan anugrah kekuatan dari seorang legenda yang pernah dikagumi

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MyNamesEel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 4

"Kau bilang ke tempat yang paling kita butuhkan... yang kau maksud tempat ini?" tanyaku sambil menghela nafas yang cukup panjang dan kencang

"Untuk situasi sekarang, Osteria Gio yang kita butuhkan," katanya tanpa memandangku dan langsung masuk ke dalam bar di perbatasan wilayah peri selatan dan kerajaan Raksasa

Ya, Bar. Tempat para peri untuk menghilangkan penat mereka. Siapa yang mengatakan jika kaum peri tidak bisa minum sampai mabuk dan bersikap konyol seperti musuhnya, kaum kurcaci? Haldir salah satunya. Peri yang sangat suka menghabiskan waktunya keluar istana, mencicipi rasa anggur dari segala wilayah. Haldir adalah sosok peri sempurna. Dia baik, dia tampan, dia kuat dan kaya karena dalam darahnya mengalir darah bangsawan. Hanya saja kecintaannya terhadap anggur dan alkohol tidak bisa dihilangkan.

Jam sembilan malam. Aku tak mungkin kembali ke kediamanku sendirian. Jadi tak ada pilihan lain, Mau tak mau aku melangkah masuk memasuki bar milik raksasa tua bernama Gio yang baru-baru ini kukenal.

Sesaat setelah aku masuk, hal yang pertama kurasakan adalah aroma minuman keras yang menyeruak ke hidung mungilku. Disusul suara gelak tawa yang didominasi oleh suara laki-laki disertai benturan meja dan dentuman kaki dari para penjudi kelas bawah. Ya kusebut kelas bawah, karena para penjudi disini tidak menggunakan uang sebagai taruhan mereka. Kali ini indra penglihatanku disuguhi oleh beberapa dari mereka yang telanjang bulat dengan gelas bir di tangan mereka. Ya, taruhan yang mereka gunakan hanyalah pakaian yang melekat di tubuh mereka.Jika kalah, kau akan pulang saat tengah malam tanpa sehelai kainpun.Awalnya kukira mereka akan malu dan berhenti melakukan judi bodoh ini. Tapi dengan pemandangan malam ini, kukira mereka semakin menikmati dan menjadikannya sebagai agenda harian.

"OH... AKANA," seru Gio memanggilku dengan suaranya yang menggelegar. Serentak beberapa dari mereka menghentikan kegiatan bodohnya.

"Kami kesini hanya untuk bersenang-senang," kata Haldir mencairkan suasana yang sempat tegang. Mereka menghela nafas dan kembali dengan aktivitas awalnya

Akhir-akhir ini hubunganku dengan mereka tidak begitu baik. Bulan lalu aku sempat menghajar beberapa raksasa yang merusak pohon di wilayah kerajaan kami. Tidak hanya itu, mereka juga mengambil beberapa domba dan kuda kerajaan. Dari peristiwa itulah aku mengenal Gio, pemilik Bar Osteria yang kebetulan adalah sahabat dari Haldir

"Kau menyapaku seakan aku adalah teman lamamu," kataku pada Gio

"Daripada sebagai teman, aku lebih menganggapmu sebagai anakku." katanya sambil menyodorkan segelas besar minuman keras padaku

"Apa kau memberikan anakmu minuman keras?"sindirku

Gio tertawa dan mempersilahkan aku duduk di hadapannya

Aku melihat Haldir sepintas dan sepertinya dia sudah menghabiskan satu cangkir besar minumannya.

"Ada pesta besar kali ini di istana kalian. Tapi kalian lebih memilih berada di gubuk tua milik raksasa Atlas,"

"Hanya pesta ulang tahun biasa, sama seperti tahun-tahun sebelumnya." jawabku sambil mengamati kondisi sekitar yang tiba-tiba terasa sepi, Kemana semua orang orang bodoh tadi pergi?

"Kudengar ini bukan pesta biasa," kata Gio keluar dari meja barnya lalu membersihkan sisa-sisa gelas minuman dari tamu-tamunya tadi

Haldir melirik kearah Gio seakan memintanya untuk tidak meneruskan perkataanya

"Kemana orang-orang tadi? Dalam hitungan detik tiba-tiba bar ini terasa seperti pemakaman," tanyaku

"Seseorang mengusirnya," jawab Gio singkat sambil melirik ke arah Haldir, "Kadang aku merindukanmu, tapi saat kau datang, aku harus siap merugi karena kehilangan semua pelangganku," kata Gio lalu menutup pintu barnya seakan tidak mempersilahkan orang baru lagi untuk datang

Aku memasang muka bingung mendengar perkataan dari pak Tua Gio

"Temanmu Haldir, setiap datang kesini, dia tidak suka ada orang lain selain dirinya satu ruangan dengannya,"

"Kenapa?"

"Dia punya kebiasaan mabuk yang menyeramkan. Tunggu dan lihat saja," kata Gio sambil terkekeh

Aku mengangguk ringan. Ya, semua orang memang punya kebiasaan mabuk bukan? Aku sendiri tipe orang yang langsung lelap setelah semalaman muntah ketika mabuk. Aku penasaran dengan Haldir. Apa yang bisa laki-laki dingin ini lakukan saat dia mabuk.

"Apa dia membayarmu lebih kerugian itu?" tanyaku

"Tentu. Di tambah tips untuk menggendong dia,"

Belum sempat aku menanyakan maksud perkataannya, kudengar suara benda jatuh cukup kencang, Aku menoleh ke sisi kananku dan kulihat Haldir sudah terkapar pingsan karena mabuk.

"Apa dia bercanda? Belum 5 menit kita ada disini dan dia sudah pingsan? " kataku dengan nada tak percaya

"Dia bukanlah peminum handal,"

"Kalo kau bukan peminum handal, kenapa kau mengajakku kesini? Hey, Haldir!" kataku sambil menggoyangkan badannya, mencoba menyadarkan pemabuk bodoh ini

"Dia tidak akan bangun sampai besok hari. Biarkan saja dia tidur disitu. Aku akan membersihkan barku. Kemudian akan kuantar kalian pulang,"

"Ah, yang benar saja. Harusnya aku tak datang kesini,"

"Haldir tidak biasa seperti ini. Apa terjadi masalah?"

"Masalah? Tidak juga. Mungkin satu satunya masalah yang akan terjadi adalah besok hari Raja menyadari dia tidak datang ke pesta Putri Gwen dan memilih pingsan karena minuman keras di bar milik raksasa yang bulan lalu keluar dari penjara," cerocosku

Lagi-lagi Gio hanya tertawa sambil merapikan meja barnya

"Ya, kurasa kalian berdua akan mendapat masalah besar sebagai pengawal utama kerajaan tapi tidak hadir di pesta pertunangan putri Gwen,"

"Pesta ulang tahun," ralatku

"Ya tapi di pesta ulang tahun kali ini, Raja akan memperkenalkan tunangan Putri Gwen,"

"Darimana kau dapat kabar itu?"

Gio melirik pada Haldir

"Haldir?"

"Dia tidak mengatakan padamu? Bukankah seharusnya kau tahu sebagai bagian dari pengawal utama kerajaan?"

"Tidak. Aku tidak tahu,"

"Aneh sekali, kalian bahkan tidak menghadirinya,"

"Lebih aneh lagi karena Haldir merahasiakan kabar ini dariku,"

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kabar tentang pertunangan Putri Gwen yang kudengar dari Gio tidak begitu kupikirkan. Apa yang lebih menganggu otakku adalah kondisiku saat ini. Terjebak diantara satu raksasa tua mantan kriminal dan satu peri ceroboh yang pingsan cuma karena menengguk 3 gelas bir. Adanya pesta ulang tahun... kuralat, pesta pertunangan Putri saat ini tidak memungkinkan kami membawa Haldir kembali ke kerajaan dengan kondisi yang sangat memalukan ini. Mau tak mau aku menerima tawaran Gio untuk tinggal di rumahnya.

"Kau mau minum sesuatu?" tawarnya sesaat setelah keluar dari kamar tempat ia membaringkan Haldir

"Tidak terima kasih," kataku sambil mendekat ke tungku perapiannya

"Aku penasaran, apa hubunganmu dengan Haldir? Ini kali pertama dia ke barku membawa seorang perempuan,"

"Hanya teman, tidak melibatkan perasaan apapun. Kau terlihat akrab dengan Haldir. Terakhir kali kau ditahan pun, dia yang menjamin untuk kebebasanmu,"

"Aku mengenal orang tuanya lebih tepatnya. Mereka adalah orang orang baik yang hidup di jaman yang tidak tepat," terangnya sambil menghisap pipa berisi tembakau yang beraroma sangat kuat ,"kau keberatan?" tanyanya sambil mengangkat sedikit cerutu itu di atas bibirnya seakan meminta ijinku untuk merokok.

Aku menggeleng diikuti senyumnya yang khas orang tua.

"Haldir tidak pernah menceritakan orangtuanya padaku. Bagaimana mereka meninggal dan bagaimana dia bisa berada di bangsa peri sebagai pengawal utama kerajaan. Yang kutahu pengawal utama hanya dipilih untuk mereka yang berdarah murni peri,"

"Haldir sama sepertimu. Dia merupakan peranakan campuran. Ayahnya seorang penyihir dan ibunya seorang Peri. Mungkin kemampuan sihirnya lah yang membuat Raja tertarik menjadikan dia sebagai pengawal utama kerajaan. Lagipula siapa yang tidak tertarik pada peranakan campuran. Kau tahu bahwa mereka biasanya memiliki kelebihan." terang Gio

Aku diam mendengar jawaban Gio. Ada sesuatu yang menganggu.

"Kau bilang Haldir sama denganku? Bagaimana kau tahu aku peranakan campuran?"

"Aku tahu sedikit tahu tentangmu Akana, si Misc. Aku sudah hidup terlalu lama untuk mengetahui sedikit rahasia orang-orang disini,"

"Haldir yang memberitahumu?"

"Sebaliknya, aku yang memberitahunya."

"Ah, jadi kau salah satu informannya," kataku dengan senyum menyungging

Gio hanya menganggukan kepala sambil kembali menghisap cerutunya

"Jadi ada hal lain yang kau tahu tentangku yang tidak kau beritahukan pada Haldir?"

"Ada hal lain yang ingin kau tahu?" pancingnya membalikan pertanyaanku

"Bagaimana tentang kabar monster yang ada di dalam tubuhku?"

Gio tertawa terbahak-bahak mendengar pertanyaanku, Sama halnya seperti aku menertawai Haldir saat menanyakan pertanyaan yang sama.

"Tidak pernah ada monster tercipta di Misc. Itu hanyalah cerita buatan kaum pecundang yang ingin menjadikan bangsa itu sebagai ancaman,"

Aku kembali tersenyum. Kukira aku akan sangat cocok dengan raksasa ini.

"Bangsa bodoh itu, yang tahu bahwa Misc bisa menjadi bangsa terkuat dan menggeser posisi mereka di piramida yang mereka ciptakan," lanjut Gio

"Jadi kau tahu alasan kenapa mereka tetap membiarkan aku hidup sebagai satu-satunya yang tersisa?"

Gio menatapku tajam

"Dengar Akana, aku memang mengatakan tidak pernah ada monster tercipta di Misc. Tapi bukan berarti monster itu tidak ada," katanya

"Kau benar. Tidak ada yang bisa menciptakan monster. Sedari awal dia sudah ada. Namun apakah monster akan tumbuh menjadi penjahat atau pahlawan, itu adalah cerita yang berbeda,"

Gio kembali tertawa

"Kau benar Nak, itu semua tergantung dari jalan yang akan dipilih oleh monster itu. Jadi Akana, jalan mana yang akan kaupilih?"

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

1
Alfi Hidayati
cerita bikin penasaran.
JustForFun: terima kasih.
total 1 replies
Khaira Delisya
pokoknya seru,sukaaaaa😍
JustForFun: pokoknya terus baca sampai tamattttt😍😍
total 1 replies
Wiji Lestari
💪💪💪
JustForFun: waduh... ngebut ni bacanya. tau tau udah bab 21 aja🤭
total 1 replies
Wiji Lestari
up up up
JustForFun: go go go💪
total 1 replies
Wiji Lestari
kasihan
JustForFun: ga sampe nangis kan???
total 1 replies
Wiji Lestari
mhantap
JustForFun: asyek asyek
total 1 replies
Wiji Lestari
makin seru💪
JustForFun: di slow in dulu ga nih alurnya? biar ga tegang2 amat🤭
total 1 replies
Wiji Lestari
lanjoot
JustForFun: gassss
total 1 replies
Khaira Delisya
seru
JustForFun: makasih feedbacknya kak. mohon kritik sarannya kak
total 1 replies
JustForFun
terima kasihhh. bikin semangat buat nulis. 🤭 alurnya kecepetan atau terlalu lambat ni menurut kakak? biar bisa jadi perbaikan kedepan.
JustForFun
😍jangan sungkan kasih masukan ya. penulisan memang agak sedikit berantakan di tanda baca. ini aku sambil coba revisi2 biar gampang dipahami bahasanya🙏
Wiji Lestari
makin penasaran 💪💪 thor
JustForFun: thor nya makin pusing pembacanya ngebut kali bacanya🤭
total 1 replies
Wiji Lestari
aq suka cetitanya
JustForFun
jangan lupa tinggalkan jejak kalian di kolom komentar
JustForFun
HaiHaiHalo semua
Bagi yang suka novel panjang, Last Clan: The Living Legend ini bisa menjadi pilihan kalian
mohon tinggalkan kritik dan saran di kolom komentar untuk perbaikan kedepan ya
terima kasih
Mayuyuuuuu
lanjut
JustForFun: per hari 2 bab ya kak. sabarrrr😄🤭
total 1 replies
Mayuyuuuuu
udah lama ga baca novel genre fantasi kayak gini

dan ga kecewa sih
ceritanya bagus
JustForFun: terima kasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!