NovelToon NovelToon
Tunangan Kesayangan Nadilla

Tunangan Kesayangan Nadilla

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta Seiring Waktu / Enemy to Lovers
Popularitas:701
Nilai: 5
Nama Author: QUEENS RIA

Paksaan sang ibu sukses merubah 'Status Hidup' Nadilla menjadi bertunangan.

Awalnya Nadilla punya rencana untuk membatalkan pertunangan karena si pria sudah mempunyai kekasih.

Semua situasi itu berubah saat mengetahui sisi baik pria yang ingin membahagiakan kedua orang tua melalui prestasi yang akan pria itu lakukan sendiri di sekolah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 04.

"Ibu maaf saya telat, apa barang nya sudah semua di pindah?" Kata Disky yang begitu sampai di kediaman rumah baru nya Nadilla.

Bu Gita menjawab "Udah semua tadi di bantu sama novia dan yang lain den"

"Hm.. Dimana mereka bu?"

"Tadi sih Nadilla diajak Novi sama Sheva ke toko seragam, ibu gak tau dimana tokonya"

Hening sejenak, Disky merogoh saku untuk mengambil ponsel, kemudian menelpon adik nya untuk menanyakan keberadaan.

Sayangnya sambungan telepon itu tidak di angkat, Novia sedang fokus menyetir motor memboncengi Nadilla.

"Bu, saya minta nomor ponsel Nadilla" Pinta Disky.

"Oh iya, bentar den" Bu Gita langsung mencari ponselnya, kemudian menyerahkan nomor ponsel Nadilla.

Disky menelpon Nadilla.

Disana,

Nadilla mengerut kening menatap layar ponsel, nomor tidak ia kenal sedang menelpon nya.

Tulisan tolak ia pencet, gadis itu sukar untuk mengangkat telpon dari nomor asing.

Disky menelpon kembali Nadilla.

"Nov, berhenti dulu" Titah Nadilla. Novia menuruti keinginannya.

"Ada apa kak dilla?" Tanya Novia.

"Tau gak nomor siapa?" Jawab Nadilla seraya memaparkan layar ponsel berisi nomor disky.

"Belakangnya 470... Wait" Novi pun membuka ponsel, ia ingat ga ingat nomor ponsel abang nya.

Mencocokan nomor Disky, benar saja apa yang novi pikirkan terbukti. "Itu nomornya abang disky kak"

"Oh gitu, oke bentar nov" Nadilla menjawab, sekaligus menerima panggilan telepon disky.

"Novi ada apa?" Tanya Sheva yang ikut berhenti karena penasaran.

"Pssst" Novia menyuruh Sheva untuk tidak berisik. Menunjuk gerak tangan ke arah Dilla yang sudah mengobrol dengan Disky di balik sambungan telepon.

"Saya cuma diajak, habisnya kan kamu sibuk sama cewek kamu" Kata Nadilla

'Iya tapi kata ayah saya, saya yang harus sama kamu, saya tadi pulang cepat karena ingat sama suruhan ayah saya'

"Ya tinggal nyusul aja heboh amat" Kata Dilla.

'Iya, posisi kamu dimana'

"Ya mana saya tau, saya belum hafal jalan di jakarta" Nadilla sedikit menjauhkan ponsel dari jangkauan mulutnya.

"Nov ini jalan apa?" Tanya Nadilla ke Novia.

"Mau apa kak?" Tanya balik Novia.

"Abangmu nanya Nov"

"Lah sih, ada apa sama ceweknya? kok malah nanyain dimana kakak. Gak jelas banget"

"Nov, jalan apa?" Tanya Nadilla tidak sabaran.

"Pangeran antasari kak" Jawab Novia.

"Oke sip, makasih nov" Kata Nadilla, sekaligus memberi tahu dimana ia berada kepada disky.

"Abang mau kesini kak?" Tanya Novia.

"Iya"

"Ampun dah"

Nadilla tersenyum sembari berpikir. "Oh Nov, Shev, kalian kalau mau ke salon duluan aja ya, gak apa-apa kan?"

"Terus kamu?" Sheva kali ini berbicara.

"Saya nungguin Disky disini, dia lagi otw"

"Aih, giliran begini disamperin" Kesal Novia.

"Bisa lain waktu Nov main barengnya"

"..." Novia turun dari motor, kemudian gadis itu menghampiri Sheva untuk duduk di jok motor nya.

Nadila mengerut kening "Kok pindah tempat duduk nov?"

"Kakak bawa motor novi ya, nanti Novi ke rumah kakak kalau sudah selesai dari salon"

"Lah nov kalau saya nyasar gimana? saya masih belum tau jalan disini"

"Selagi ada yang jagain kakak, Novia yakin kakak bakal tau jalan"

"..." Nadilla terdiam. Hingga Sheva tiba-tiba berbisik kepada Novia "Kamu sengaja lakukan ini biar mereka dekat ya?"

"Iya, kalau tau diem aja shev"

"Ada baiknya juga sih, oke"

Novia kembali menatap Nadilla, sekaligus pamit meninggalkan Nadilla di tepi jalan dekat toko asesoris.

Kini Nadilla bergeser untuk duduk menunggu di halte terdekat, teriknya matahari sedikit membuat nya tidak nyaman luar dalam.

Melihat jam di tangan beberapa kali, melihat layar ponsel untuk mengirim pesan kepada Disky.

Hingga yang ditunggu akhirnya muncul, Disky datang sendirian dan menghampiri. "Dilla"

"Iya"

"Maaf lama"

"Gak apa-apa"

"Kemana Novi sama Sheva?" tanya Disky

"Pergi duluan, saya capek nunggu kamu disini kaya anak hilang, Ayo buruan!" Kata Nadilla.

"Kena lampu merah tiga kali"

"Terus cewekmu kemana?" Nadilla mengalihkan pembicaraan.

"Pulang"

"Kamu usir dia?" Tanya Nadilla.

"Enggak.."

"Apa mau temanin saya beli seragam sekolah yang baru?"

"Saya udah izin pulang lebih cepat sama Maurel, jadi aman aja"

"Oh, lagi pula saya gak peduli"

Nadilla menatap disky dengan dingin, sesaat ia di tatap balik dengan tatapan yang sama, gadis itu lekas mengalihkan pandangan sekaligus bangun dari tempat duduk.

"Kamu yang pemandu jalannya, tolong jangan ngebut"

Disky mengerut kening "Pemandu jalan?"

"Novia ninggalin motor, jadi saya kesana pakai motor dia"

"Astagaaa.. Oke-oke" Disky menarik nafas, tanpa berkata lagi ia langsung menuju ke motor, Nadilla mengikuti dari belakang.

**

Di luar toko seragam setelah semua seragam yang dibutuhkan Nadilla terbeli.

"Disky" Panggil Nadilla.

"Kenapa?"

"Tolong nanti untuk kedepan nya rahasiakan pertunangan ini dari teman kamu, termasuk pacar kamu"

"Kenapa?" Tanya Disky.

"Gak apa-apa"

"Apa kamu baper kalau saya ada cewek?"

"Apa sih aneh banget"

"Lalu? Apa cuma itu aja?"

"Enggak. Ada satu lagi"

"Apa?"

"Saya sudah kenyang sama yang nama nya diselingkuhin. Mungkin saya sudah mati rasa" Nadilla mulai berjalan sesaat Disky berhenti melangkah.

"Ingat pertunangan kita anggap saja hanya status aja ya" Lanjut Nadilla berbicara.

"Oke, Saya juga ada permintaan"

"Apa?" 

"Saya mau nurutin keinginan orang tua, izinkan saya jaga kamu disekolah"

"Oke itu gak masalah"

Disky mengangguk dan kali ini ia tersenyum.

Senyuman itu langsung di balas oleh Nadilla.

Keduanya berjalan bersama menuju toko seragam sekolah. Memilah dan memilih ukuran yang pas untuk Nadilla.

Sehabis dari toko seragam, Disky membawa Nadilla ke tempat yang barusan ia singgahi bersama Maurel.

"Bentar ya" Kata Disky seraya berjalan menuju kasir. Nadilla hanya menatap apa yang akan di lakukan pria itu.

Membeli makanan yang sama dengan pesanan Maurel, namun makanan itu akan Disky bawa pulang.

Setelah urusan di kasir selesai, Disky menghampiri Nadilla yang sudah duduk di meja makan. Gadis itu menopang dagu tanpa melihat Disky yang sudah ada di dekatnya.

"Lagi di masak makanannya" Kata Disky.

"Ngapain sih mampir kesini, emang saya bilang minta dibelikan makanan? enggak kan?" 

"Kamu pasti capek kan belum makan?" 

"..." Nadilla berpikir, kok ada ya laki-laki bisa peka dengan kondisinya saat ini.

"Sabar, gak lama kok"

"Iya, kalau saya gak sabar, saya sudah ngerengek minta pulang"

"Hm" 

Setelah itu, mereka canggung sampai diam-diaman tanpa ngobrol apapun, yang pria sibuk main ponsel, yang wanita gabut potong-potongin lembaran tissue.

"Berasa jalan dengan patung" Kata Nadilla.

"Ngomong apa?" Disky menoleh menatap Dilla.

"Enggak, makananya lama datangnya"

Disky melihat jam di layar ponsel nya, kemudian pergi ke kasir untuk menanyakan pesanan.

Saat itu Disky tidak kembali ke meja makan, ia menunggunya sampai makanan itu di proses pengemasan oleh kasir yang berjaga.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!