Di balik hutan Alaska, Rowan menikahi cinta pertamanya, Anna. Mereka tinggal di rumah yang ia bangun dengan harapan suatu hari akan di penuhi tawa anak-anak. Tapi Anna belum siap menjadi ibu dan Rowan menghargainya.
-
Kabar tak terduga tiba “Rowan, Anna mengalami pendarahan di Prancis”.
-
Pria muncul di tengah penantian Rowan, Anna tengah mengandung.
“Aku ingin melakukan Tes DNA pada bayi kembar itu!!”
-
Kesetian, Kepercayaan, Penghianatan serta Penantian.
Segelas teh hangat di tengah hutan gelap.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tilia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bar baru di kota
“Kau memikirkan, Anna?” tanya Velma menikmati teh hangat. Rowan terdiam memandang gelas kopi di tanganya.
“Kalian bertengkar?” tanyanya lagi.
“Ya, ini salah ku” Rowan dengan pelan.
“Minta maaflah padanya, kau akan baik-baik saja” Velma mengelus punggung adiknya, Rowan tersenyum tipis padanya.
“Aku akan membangunkan Andrew untuk bersiap, mereka akan segera datang” Velma pergi menaiki tangga menuju kamar anaknya. Tak lama teman-teman kindergardennya bersama dengan orang tua mereka, pesta pun di mulai dengan Benjamin yang meletakan kue ulang tahun di meja.
Rowan berdiri di bagian belakang pesta melihat anak-anak yang ceria dan tertawa bersama menikmati pesta ini, ia berharap suatu saat dapat melakukan ini dengan anaknya sendiri.
“Teman-teman, Paman ku bisa menggendong kita semua!!” Andrew menunjuk Rowan di belakang sana, mendengar itu mereka dengan cepat menghampiri Andrew dan berlomba-lomba siapa yang akan di gendong di pundaknya.
Rowan kewalahan dengan anak-anak yang mengerumuninya, Andrew anak pertama yang di gendongnya kemudian beberapa anak lainya segera melompat mengisi kedua tangan Rowan dan memeluk kakinya. Semua orang dewasa yang melihat ini ikut bahagia karenanya.
“Anna?” tanya Daisy pada Velma, ia tersenyum tipis dan menghela napas berat.
“Huhhh…, dia sangat dekat dengan Andrew pasti di dalam hatinya menginginkan anaknya sendiri” Daisy menatap Rowan di sana bermain dengan anak-anak.
“Dia sudah dewasa ibu..” Velma merangkul pundak ibunya dan bersandar padanya.
“Aku tau” Daisy memahami putrinya, Velma tidak ingin membuat hubungan ibunya dan Anna memburuk walaupun mereka telah berusaha untuk tetap mendukung pernikahannya dengan Rowan.
Setelah pesta selesai sebelum jam malam, Rowan menuju kota untuk membeli hadiah untuk Anna dan berharap mereka akan berbaikan.
......................
Di dalam greenhouse, Anna dan Lucy tengah melihat warna-warna bunga geranium.
“Anna, kau sudah mendengar adanya bar baru di kota?” Lucy melihat bunga pink geranium di depanya.
“Bar? milik Mr.Devino?” Anna dengan santai sambil melihat-lihat bunga di pot.
“Bar baru dekat dengan studio mu, menurut kekasihku khas spanyol”
“Pemiliknya masih muda dan berasal dari spanyol”
“Bagaimana jika esok kita melihatnya?” Lucy membujuk Anna, Anna awalnya tidak tertarik dengan bar namun mengingat ia sedang bertengkar dengan Rowan.
“Baiklah” Anna menyetujuinya, setelah melihat-lihat bunga dan pergi ke beberapa tempat lainya keduanya pulang menjelang malam hari.
Anna turun dari mobilnya, melihat cahaya lampu di jendela rumahnya pertanda Rowan telah pulang terlebih dahulu ia pun memasuki pintu.
“Akh!!!” Anna terkejut saat Rowan berdiri di depan pintu dan hampir terjatuh, Rowan segera memeluk pinggangnya dan memberikanya bunga mawar pink.
“Maafkan ku, Anna” ia dengan tulus, Anna menerima buket bunga itu dan mencium aromanya.
“Tak sengaja melihatnya dan terpikir tentang mu” Rowan membuka kotak baby pink di dalamnya terdapat kalung dengan liontin indah mutiara putih di kelilingi bunga mawar pink di sekitanya, Anna melihat lebih dekat memang kalung ini sangat indah ia tersenyum dan berjinjit mengecup wajah Rowan.
“Mau ku pakaian?” Rowan tersenyum lebar dengan itu, Anna telah memaafkannya. Memakaikan kalung di leher putih istrinya, Rowan mengecup leher hingga ke pundak Anna.
“Kau masih lelah, aku telah menyiapkan sesuatu untuk mu” Rowan berbisik lembut di telingan Anna membuat tubuhnya lemah.
“Ada hal lain?” Anna tersenyum dan meliriknya.
“Tentu saja, tapi tutup mata mu terlebih dahulu” Rowan menutup kedua mata Anna dengan kain di sakunya kemudian menggendongnya.
“Ahhh! Rowan!!” Anna terkejut dan tertawa ia memeluk leher Rowan.
Rowan membawa Anna menuju kamar mereka memasuki kamar mandi, Anna dapat mecium aroma lavender. Saat Rowan membuka kain yang menutupi matanya, cahaya-cahaya lembut lilin menerangi bethup di tambah kelopak bunga mawar putih di sekitanya air di berthup nampak hangat di tengah Alaska yang mulai dingin.
“Silahkan” Rowan menuangkan wine di gelas dan memberikanya pada Anna.
“Kau!!” Anna sangat senang melihat ini, ia mendorong dada Rowan menggunakan jarinya dengan genit.
“Silahkan menikmati waktu, sayangku. Aku ada di dalam” Rowan mencium wajah Anna dan pergi.
Anna telah melepas semua pakaiannya dan memejamkan matanya bersandar menikmati hangatnya air. Setelah beberapa saat ia membuka matanya, melirik dengan kesal ke arah pintu kamar mandi yang terbuka.
“Dia terlalu jujur” guman Anna.
“Rowan!! Kemarilah tolong aku dengan air hangat!!” teriak Anna dari dalam bethup.
“Perlu lebih banyak air?” Rowan memasuki kamar mandi, namun yang di lihatnya adalah Anna perlahan keluar dari bethup dengan tubuh basah dan uap dari tubuhnya duduk di pinggiran bethup menyilangkan kakinya.
“Cobalah” Anna meminum wine. Rowan tersenyum padanya mendekat pada bethup mencelupkan tanganya memang air sudah mulai dingin ia pun menambah air hangat. Anna di sampingnya geram dan memutar matanya.
“Rowan, aku ingin kehangatan tubuh mu di dalam sana bukan genangan air itu” Anna berbisi padanya, Rowan melihat padanya dan menatap ke arah bibir istrinya.
“Kau yakin?” tanyanya dengan dalam.
“Sangat yakin” Anna menyentuh wajah Rowan dengan penuh godaan, Rowan segera mencium Anna dengan kuat sembari melepas pakaiannya, memasuki bethup karena Rowan tinggi dan cukup berotot di balik kaosnya air segera meluap.
Tanpa di duga Rowan, Anna mengambil langkah pertama mendorong dada Rowan untuk bersandar pada bethup dan memegang pinggangnya membantunya bergerak dan menjaga kesimbangan.
......................
Esok hari, beberapa mobil terpakir dekat bar baru, cahaya menyinari halaman bar Anna dan Lucy memasuki bar terdapat beberapa meja yang sudah di isi. Anna cukup terpukau dengan dekorasi bar ini sangat berbeda dengan bar-bar yang ada di kota ini.
“Kursi itu masih kosong!!” Lucy menunjuk dua kursi di bar counter mereka pun duduk di sana.
“Selamat malam, senorita..” seorang pria muda dengan penampilan yang menawan menyapa keduanya.
“Selamat malam” Lucy dan Anna tersenyum sopan padanya.
“Apa yang kalian di inginkan malam ini, senorita” tanyanya dengan menatap
ke arah Anna dengan dalam dan senyum tipis di bibir tipisnya.
“Sesuatu yang segar khas spanyol” Lucy memberikan idenya.
“Rebujito? Vermut?” tanyanya lagi, sambil mengelap tanganya.
“Sesuai rekomendasi mu” Lucy tersenyum padanya, segera pria itu membuat minuman untuk keduanya.
“Vermut, senorita” pria itu menambahkan es batu, Anna dan Lucy meminumnya.
Anna mengerutkan dahinya dan Lucy terkejut dengan sensasi manis namun berubah aga pahit herbal.
“Terbuat dari apa ini?” tanya Anna dengan sensasi aneh di mulutnya. Pria itu memberikan gelas lemon segar padanya Anna segera meminumnya.
“Khas spanyol, senorita anda akan terbiasa” pria itu tersenyum manis padanya.
Anna dan Lucy saling melirik.
...----------------...