NovelToon NovelToon
Whispers Of The Enchanted Realm

Whispers Of The Enchanted Realm

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: MllyyyStar

Luna Delfina berprofesi sebagai seorang penulis di hidupnya, ia memiliki cukup banyak pengikut setia yang selalu mendukung setiap karyanya.

Suatu hari muncul satu komentar misterius di karya tulisannya yang pada akhirnya membawa dirinya ke dalam Dunia Karya Ciptaannya tersebut.

Segala cara telah ia lakukan agar dapat terlepas dari ikatan dunia ini, namun tak ada satupun cara yang berhasil. Satu-satunya jalan terakhir baginya adalah dengan menjodohkan kedua Pemeran Utama sesegera mungkin agar ia dapat segera terlepas dari tanggung jawabnya sebagai seorang Pemeran yang tidak diketahui Perannya disini.

Apakah ia dapat berhasil menjodohkan mereka di tengah badai-badai konflik yang ditulis olehnya sendiri? Ataukah semua tindakannya ini malah membuatnya terjerumus lebih dalam? Dan.. Siapakah orang misterius itu?

Ayo baca drama seorang Penulis kecil ini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MllyyyStar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 4 Menghadapi Sikap Dominasi

Suasana ramai terdengar menggema di ruang Aula Utama Akademi. Para Pelajar berkumpul membentuk beberapa kelompok mereka, berbicara sesuai tema tersendiri.

Ada yang membahas Berita atau Rumor yang sedang terjadi dan tersebar saat ini, ada juga orang-orang Ambisius yang setiap hari hanya membahas dan mengejar Prestasi bahkan pada saat seperti ini.

Serta ada beberapa orang yang suka melakukan perbandingan, seperti membandingkan Kemampuan Sihirnya sendiri dengan orang lain, menganggap jika diri sendiri lebih hebat. Itu adalah salah satu ciri orang-orang yang ada pada Abad ini tentunya sesuai dengan sifat mereka masing-masing.

Luna melangkah masuk, meski ia mengenakan pakaian yang sama dengan Pelajar lainnya, namun disana ia merasa seperti orang asing.

Tak ada siapapun yang ia kenal, ia hanya berdiri di antara kerumunan itu.

“Awas!” Teriak seseorang, namun belum sempat Luna mencari tahu ia segera terjatuh akibat dihantam oleh sesuatu yang cukup keras.

“Aduh..” Luna memegangi kepalanya.

“Sakit sekali, apa kepalaku jadi berlubang?” Gumamnya mengoceh.

“Maaf Nona, apa anda baik-baik saja?” Ucap seorang pria, mengulurkan tangannya untuk memberikan bantuan kepada Luna.

“Hei, untuk apa meminta maaf kepadanya, kita sudah memperingatkannya untuk minggir tadi.” Ujar pria lain, berbicara dengan tidak serius sembari memainkan bola-bola Sihir di tangannya.

Luna menepis uluran tangan pria tadi dan kemudian ia bangun dengan sedikit emosi. “Halo Tuan? Apa anda serius atas perkataan yang anda ucapkan sekarang?” Tanyanya.

“Tentu saja. Dan bukankah aku benar? Kami sudah memperingatkanmu sebelumnya untuk minggir, kau saja yang tuli.” Celetuknya, suaranya sedikit kecil ketika sampai dikata tuli, namun meski begitu Luna sempat mendengarnya.

“Hei, jaga ucapanmu. Aku tuli? Kau saja yang telat memperingatkanku, memangnya ada yang berteriak hati-hati setelah beberapa detik ia melemparkan bolanya? Orang hebat manapun pasti tidak akan dapat menghindar dari bola mu ketika kau memperingatkan mereka setelah bola mu terlempar.” Cecar Luna kepadanya.

“Pfft!” Pria itu menahan tawanya dan tentunya Luna merasa bingung.

“Bola? Apa Sihirku ini benar-benar mirip bola, Jasver?” Tanyanya kepada temannya secara sarkas.

Pria itu memandangnya tajam sementara pria yang lainnya mencoba untuk menghentikannya agar tidak emosi.

“Sudahlah, minta maaf saja. Dia hanya seorang gadis.” Bisik Jasver, pria di sampingnya. Maksudnya ialah agar pria itu tidak melanjutkan perdebatan kembali.

“Lalu kenapa?” Ujarnya.

“Justru seorang gadis sepertinya harus diajari dengan baik, karena kedepannya dia tetap hanya akan masuk menjadi keluarga orang lain. Betapa menyedihkannya jika wataknya tidak diubah dari sekarang.” Lanjutnya, tersenyum mengejek.

Luna diam sejenak, hanya untuk memperhatikannya.

“Kenapa? Sudah merasa malu sekarang?”

“Tidak, hanya merasa kasihan untuk wanita yang akan menjadi pendampingmu di masa depan. Tidak hanya harus bertahan dari tampang burukmu setiap harinya, ia masih harus menghadapi sikap Dominasi darimu yang sok itu.” Cibir sinis Luna.

“Kau!-”

“Easton.” Seorang gadis datang mendekat, ia Elena.

“Apa yang sedang terjadi?” Tanyanya, memandang bergantian ke arah Luna dan kedua pria itu dengan penasaran.

“Gadis ini memiliki mulut yang sangat tajam, dia mengataiku dengan buruk. Bukankah seharusnya sekarang dia segera meminta maaf kepadaku?” Ucap pria itu, Easton. Yang sedari tadi berdebat dengan Luna.

“Jika begitu, bukankah seharusnya kau menceritakan dengan lengkap sedari awal hingga kemudian ketika aku mengataimu? Tolong jangan menghilangkan beberapa bagian yang akan menguntungkanmu, karena itu bisa disebut sebuah kecurangan yang sengaja dilakukan.” Ujar Luna, pria itu terdiam.

“Jasver, apa yang terjadi?”

“Kami bermain Sihir dan tidak sengaja mengenai gadis ini. Kami tahu bahwa ini adalah kesalahan kami karena tidak berhati-hati.” Katanya.

“Minta maaf lah.” Pinta Elena.

“Nona, kami minta maaf karena telah melukai anda.” Ucap Jasver namun tidak dengan Easton yang tampaknya masih bertahan dengan egonya.

“Easton?” Tekan Elena.

“Maaf.” Ujarnya, tampak tidak sudi untuk melihat.

“Apa? Aku tidak mendengarnya.” Tanya Luna dengan sengaja, meminta agar pria itu mengulangi perkataannya kembali.

Easton memandang ke arahnya tajam. “Aku minta maaf, sudah kan?” Katanya lalu kemudian pergi tanpa menunggu lagi.

“Cih, apa itu permintaan maaf yang tulus?” Batin Luna, masih memandang mereka yang telah pergi.

“Kamu baik-baik saja?” Tanya Elena kepadanya.

Luna mengangguk. “Ya, terima kasih karena telah membantu.”

“Tidak masalah, memang sudah tugasku.”

“Tugasnya? Elena di Novel yang kutulis memang sedikit sibuk sih.. Apa dia masuk ke semacam Organisasi yang bertugas untuk membantu para Pelajar?” Pikir Luna, tanpa mempertimbangkan bahwa Elena hanya melakukan itu karena sifatnya yang baik hati dan peduli.

“Tapi Luna.. Lain kali sebaiknya kamu menghindar saja dari orang-orang semacam itu yang berbuat masalah, anggap tidak terjadi apapun.”

“Kenapa? Jika begitu bukankah itu akan membuat mereka bertindak menjadi lebih semena-mena terhadap orang lain?” Tanya Luna, ia sangat tidak mengerti.

“Orang seperti mereka biasanya tidak akan berhenti begitu saja setelah diprovokasi. Tapi kali ini sepertinya kamu beruntung karena hanya bertemu dengan Easton dan Jasver, mereka adalah orang yang kukenal. Meski tampak sedikit liar tetapi mereka cukup baik.” Jelas Elena.

Luna akhirnya mengerti mengapa Easton, pria yang tadi masih kokoh pada pendiriannya, akhirnya meminta maaf kepadanya ketika Elena datang dan berbicara kepadanya.

Elena membawa Luna ke tempat yang lebih nyaman. “Sebentar lagi para Profesor akan memasuki ruang Aula. Kamu duduklah disini sebentar, aku harus pergi.” Katanya.

“Kemana?”

Elena tersenyum. “Kamu akan segera tahu nanti.” Jawabnya kemudian pergi, menghilang di kerumunan orang-orang.

“Memang layak menjadi Tokoh Utama wanita yang kuciptakan. Dia cantik, pemberani, dan yang paling penting sifatnya sempurna.” Gumam Luna, bangga atas sempurnanya Karakter ciptaannya.

Suasana tiba-tiba menjadi hening setelah sebelumnya masih cukup bising, beberapa Profesor masuk ke ruangan, itu dapat diketahui karena ciri khas dari pakaian yang mereka kenakan tentunya berbeda dengan Jubah dari para Pelajar.

Beberapa Pelajar tampak berdiri di samping, salah satunya ialah Elena.

“Elena?”

Salah satu pria maju, tampak sedikit lebih tua dibanding yang lainnya. Ia menyampaikan sedikit pidato singkatnya.

“Hari ini kita berkumpul disini untuk turut menyaksikan penyampaian Penghargaan kepada beberapa Pelajar yang telah berhasil membanggakan Akademi kita, Akademi Aden. Beberapa Pelajar ini telah menunjukkan dedikasi dan bakat yang luar biasa dalam Kompetisi Sihir yang baru saja berlangsung di Porus tempo hari yang lalu.”

“Kompetisi Sihir.. Porus. Aku ingat! Aku menulis cerita ini pada beberapa saat setelah Alur awal dimulai. Berarti saat ini aku masih berada di awal-awal cerita baru dimulai.”

Pidato singkat pria itu akhirnya selesai, Penghargaan mulai diberikan satu-persatu untuk Pelajar tersebut, semuanya masih terasa normal sampai ketika nama pria itu disebut untuk menerima Penghargaan. “Alsean Denzel Vatroslav.”

Luna terpaku, jantungnya berdetak tak karuan. Ia memang sudah menduga akan segera bertemu dengan Tokoh Utama Pria setelah sebelumnya sudah bertemu dengan Elena, Pemeran Utama Wanita dalam Novel Whispers of the Enchanted Realm ini. Namun ia masih tak menyangka akan merasa segugup ini bahkan hanya ketika mendengar namanya disebut.

Setelah nama Alsean disebutkan, selanjutnya Elena Evigheden. Nama itu disebut dan ia maju untuk menerima Penghargaan disana.

“Elena Evigheden, Pelajar Putri Tahun Pertama dan merupakan yang termuda dalam berpartisipasi Kompetisi Sihir di Tahun ini, saya menyatakan bahwa ia pantas untuk menerima Penghargaan. Dan sebagai tambahannya, saya selaku Kepala Akademi akan memberikan Lencana Khusus untuknya.”

Setelah Penyampaian itu, tepuk tangan dari para Pelajar memenuhi seisi ruangan Aula.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!