NovelToon NovelToon
Daniel & Hana

Daniel & Hana

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Duda / Percintaan Konglomerat
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Arashka

Welcome to the sequel of You're Mine Brianna

Perjalanan seorang Hana Elodie Brown menghindari Ayahnya yang otoriter terhadap dirinya. Berbagai cara ia lakukan agar hidupnya bisa terbebas dari aturan yang menurutnya tak sesuai dengannya. Sampai pada suatu ketika, Hana dipertemukan oleh takdir dengan seorang pria yang tak pernah ia inginkan semasa hidupnya, Daniel Leonardo Smirnov. Seorang mafia yang dunianya penuh dengan kegelapan melebihi tempat tergelap di dunia. Mampukah Hana menjadi penerang bagi Daniel dan akankah Daniel mampu memberikan kehidupan yang diinginkan oleh Hana? Simak terus kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arashka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

4. Hari yang Sial

Malam harinya, Hana menyusuri jalanan di sekitar Pelabuhan. Dengan santai ia menikmati angin malam bercampur dengan aroma laut, membuatnya begitu menenangkan. Ponselnya pun bergerak ke sana dan kemari untuk merekam pemandangan indah di malam hari. Hingga tanpa sadar, Hana berjalan terlalu jauh bahkan sampai ke sudut yang paling sepi. 

BRAAKK BUGHH BRAAKK

Hana mendengar suara gaduh dari arah depan yang cukup gelap. Hana berusaha mendekat untuk memastikan apa yang terjadi di sana. Mungkin saja seseorang yang terjatuh dan membutuhkan bantuannya. 

Langkah Hana perlahan tapi pasti hingga akhirnya ia melihat sekitar sepuluh orang pria berpakaian serba hitam sedang memukuli pria lain hingga terkapar di tanah. Dan salah satu diantaranya menembak pria tersebut dengan pistol yang tidak memiliki suara. Hana tercengang melihat itu, ia membalikkan tubuhnya untuk berlari namun sayang ia malah terjatuh. Semua pria di sana melihat ke arah Hana dan siap untuk mengejarnya. 

"Shit! Bos akan murka jika ada orang lain yang mengetahuinya." ujar salah satu pria di sana.

"Kejar sampai dapat dan bawa ke markas! Jangan sampai wanita itu lepas dan melaporkan kejadian ini pada polisi. Pastikan semua barangnya kalian bawa." jawab yang lainnya.

"Fuck!!!" Pekik Hana kemudian ia segera bangkit dan berlari sekencang mungkin untuk menghindari kejaran dari mereka. 

Hana terus berlari tanpa menoleh ke belakang. Salah satu pria tadi menembak ke arah Hana guna untuk menghentikannya.

"Berhenti atau ku tembak!" Teriak salah satu pria yang mengejarnya.

ZLEEBBB

Peluru itu nyaris bersarang di bahu Hana, beruntung hanya menggores bagian atasnya,

"Aaakkhhhh...." Pekik Hana kesakitan. 

Hana berhenti dan melihat darah mulai keluar, ia tak bisa menahan sakitnya. Ini pertama kalinya Hana merasakan sakit yang seperti ini. Saat hendak melanjutkan pelariannya, pria tadi memukul tengkuk Hana dan membuat ia seketika tak sadarkan diri. 

*** 

Daniel kini berada di ruangan yang temaram, berbau juga lembab. Ruangan itu adalah penjara bagi siapapun yang tertangkap oleh Bratva. Penjara yang berada di bagian bawah mansion utama milik Daniel di Moskow. Di bagian tengah ruangan terlihat seorang pria dalam kondisi kedua tangan diikat ke atas. Wajahnya sudah tak berbentuk serta tubuh yang dipenuhi dengan sayatan dan bermandikan darah yang mulai mengering. Sebuah peluru juga masih bersarang di perutnya. 

"Bau pengkhianatan tercium sangat kuat dari tubuhmu, Erik." ujar Daniel memulai percakapan yang menegangkan. 

Erik hanya tersenyum sinis, tak ada penyesalan dari dirinya. 

DORR 

Sebuah tembakan melesat dari tangan Daniel dan tepat mengenai di tempat yang sama di mana anak buahnya memberikan timah panas semalam. 

"Aarrrkkhhh.... shit!!" Umpat Erik. 

"Itu adalah salam pembuka dariku sebagai hadiah karena kau sudah berani mengkhianatiku." ujar Daniel. 

"Katakan siapa dirimu? Apa kau mata-mata Vinson Petrov?!" 

"Aku tidak akan menjawab apapun, Daniel Leonardo Smirnov." jawab Erik sembari memandang wajah Daniel meremehkan. 

"Lakukan apapun yang bisa membuatnya bicara." perintah Daniel kepada Gaston. "Tapi ingat jangan dulu membuatnya mati."

"Dimana wanita itu?"

"Di ruangan sebelah, Tuan." jawab salah satu anak buahnya.

Daniel berjalan dengan langkah lebarnya dan memasuki ruangan yang terlihat sedikit bersih dan berlantai putih. Berbeda dengan ruangan tadi yang hanya beralaskan tanah. Wanita itu tak sadarkan diri dengan posisi terduduk dan tangan diikat di belakang serta kepala yang ditutupi dengan sebuah penutup dari kain hitam.

Hal itu sengaja dilakukan kepada warga sipil yang ditangkap oleh Bratva karena mengetahui kegiatan eksekusi yang dilakukan oleh klan mereka. Gunanya agar mereka tidak melihat dan mengetahui siapa pemimpin dari klan tersebut saat dilakukan introgasi. 

"Bangunkan dia." titah Daniel.

BYUUURRRR

Wanita itu dibangunkan dengan satu ember air kotor dan cara itu berhasil.

"Uhuukk... Uhuuukk..." 

Hana mengerjapkan matanya ketika ia merasakan air membasahi tubuhnya. Ia merasa kesulitan untuk bernafas karena wajahnya tertutup rapat oleh kain hitam. 

"Tulikan pendengaran dan tutup mata. Berperanlah seakan tidak terjadi apa-apa. Itu adalah jalan paling aman saat kau mengetahui kegiatan mafia. Nasibmu sangat sial, Nona." ujar Daniel.

Nikolai berjalan menghampiri Hana lalu menyerahkan secarik kertas.

"Tanda tangani perjanjian terlebih dahulu." ucap Daniel.

Nikolai pun melepas ikatan di tangan Hana.

"Jangan coba-coba melepas penutup matamu, Nona." ujar Nikolai. 

"Lepaskan penutup ini, aku tak bisa melihat isi dari perjanjian itu." jawab Hana.

"Hahaha.. Kau masih berani meminta kepadanya di saat nyawamu entah akan selamat atau tidak, Nona?" Kekeh Nikolai di samping Hana. 

Tak ada pilihan lain, Hana pun menanda tangani kertas yang entah apa isi sebenarnya di dalamnya. Di bantu oleh Nikolai, Hana selesai menanda tanganinya dan berharap setelah ini ia bisa bebas dengan selamat. 

"Le-pas-kan a-ku.." ujar Hana. 

Daniel terdiam sejenak, rasanya sedikit aneh. Ia merasa bahwa suara itu tidak asing baginya. Tapi Daniel mencoba untuk memastikannya lagi.

"Tak akan semudah itu, Nona. Nikol, ikat lagi tangannya." Titah Daniel.

Tanpa ba bi bu, Nikolai melakukan perintah Daniel dengan cepat. 

"Apa salahku?" 

"Salahmu adalah berada di wilayah kami disaat kami akan melakukan eksekusi." jawab Daniel tidak bertele-tele. 

"Aku berjanji akan bertindak seolah tak terjadi apa-apa. Ku mohon lepaskan aku." rengek Hana.

"Aku tak bisa percaya padamu begitu saja, Nona." 

"Kau bisa melakukan apapun agar kau percaya padaku. Asal kau melepaskan aku, Tuan." Hana mulai terisak karena ia sangat ketakutan. 

"Tuan, kejadian semalam juga terekam di ponselnya." ujar seorang anggota Bratva lalu menyerahkan ponsel tersebut kepada Daniel. 

Daniel melihat rekaman video tersebut dan tersenyum menyeringai.

"Sialan.." umpat Daniel.

Saat Daniel akan membanting ponsel tersebut, tiba-tiba saja ponselnya berdering. Daniel mengangkatnya tapi ia diam bergeming saat seseorang di sebrang sana berbicara.

"Mommy, kapan pulang? I miss you.." 

Terdengar suara anak laki-laki memanggil Mommy di sebrang sana. Daniel tetap diam, lalu menekan tombol speaker agar Hana pun ikut mendengarnya. 

"Mommy.." panggilnya lagi.

"Li- Liam..? Liaaammm..." Teriak Hana. Tubuhnya memberontak berusaha untuk melepaskan ikatan di tangannya.

Sayangnya saat Hana memanggil nama itu, Daniel sudah memutus panggilannya terlebih dahulu. 

"Apa dia anakmu?" 

"Tuan, jangan sakiti dia. Jangan bawa-bawa dia dalam masalah ini." Pekik Hana memohon dengan tangis yang mulai kencang. 

"Haaahh.. Aku paling membenci hal seperti ini karena aku tak bisa membunuhmu begitu saja. Aku lebih memilih kau mengaku sebagai mata-mata maka dengan mudahnya aku akan melenyapkanmu." 

"Tidak! Jangan! Aku mohon, lepaskan aku."

"Nikol, buka penutupnya." 

"Tapi, Tuan.."

"Buka sekarang, Nikol! Kau tahu bukan aku tak pernah melakukan sesuatu hal tanpa sebuah alasan!" teriak Daniel.

Nikolai bergegas membukanya, tak ada lagi bantahan dari mulut Nikolai. Ia takut jika terus memaksa bosnya, kepalanya akan pecah seketika. Meski sebenarnya Nikolai hanya takut jika wanita itu mengetahui wajah asli dari pemimpin Bratva dan itu akan menjadi ancaman di lain waktu.

Daniel terdiam saat Nikolai membuka penutup tersebut, ia menyipitkan kedua matanya guna memastikan siapa wanita itu. 

"Hana?!" 

Daniel tercengang melihat wanita yang ia kenali. Hana berusaha untuk menyesuaikan pandangannya yang masih samar-samar. Semakin lama penglihatannya mulai jelas dan ia terkejut saat ia melihat siapa pria yang berdiri menjulang di hadapannya.

"Daniel?" Hana sama terkejutnya dengan fakta yang baru saja ia lihat. 

Seketika tubuhnya kembali ambruk dan tidak sadarkan diri. Kejadian ini sama sekali tak ada di dalam rencana liburannya. Hana hanya ingin menikmati kehidupannya yang rehat sejenak dari rutinitas kerjanya, tapi ternyata Tuhan berkehendak lain. Memang benar hari sial tak pernah ada di dalam kalender. 

...-Daniel Leonardo Smirnov...

TBC

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!