NovelToon NovelToon
The Book

The Book

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Iblis / Mata Batin / Kutukan / Hantu
Popularitas:24.1k
Nilai: 5
Nama Author: Dfe

Ziudith Clementine, seorang pelajar di sekolah internasional Lavante Internasional High School yang baru berusia 17 tahun meregang nyawa secara mengenaskan.
Bukan dibunuh, melainkan bunuh diri. Dia ditemukan tak bernyawa di dalam kamar asramanya.
Namun kisah Ziudith tak selesai sampai di sini.

Sebuah buku usang yang tak sengaja ditemukan Megan Alexa, teman satu kamar Ziudith berubah menjadi teror yang mengerikan dan mengungkap kenapa Ziudith memutuskan untuk mengakhiri hidupnya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cita-cita Ziu

Tangisan Megan sudah mereda. Dia baru saja melepaskan diri dari pelukan Samuel, kekasihnya. Megan menceritakan jika sebelum meninggal, Nancy sempat berkunjung ke kamar asramanya.

"Megan, aku bisa mengerti jika sekarang kamu sangat terpukul dengan kejadian yang menimpa teman-teman kita akhir-akhir ini. Tapi jangan sampai membuatmu jadi kehilangan akal seperti ini, yang kamu ceritakan itu hanya kebetulan, tidak ada yang namanya arwah kembali ke dunia untuk membalas dendam. Semua itu bullshit." Sam mencoba menjelaskan pada Megan jika apa yang dia lihat dan dia baca di buku milik Ziudith hanya sesuatu yang secara tidak langsung berkaitan. Namun bukan berarti hal itu bisa disebut ramalan.

Mereka dididik dengan landasan ilmu pengetahuan dan sains, semua bisa dijelaskan dengan akal serta logika. Yang seperti ini tentu tidak akan membuat Samuel percaya. Mana ada arwah atau hantu di dunia ini? Semua yang sudah meninggal punya tempat sendiri di dunia mereka, bukan di sini. Bukan di sekolah mereka! Setidaknya itu yang diyakini Samuel.

"Kamu terus bicara jika semua yang aku ucapkan hanya omong kosong, tapi nyatanya semua itu terjadi di depan mataku sendiri Sam!! Kamu bicara seolah-olah aku ini orang gila!! Kenapa kamu tidak percaya padaku!!" Megan mendorong dada Samuel. Dia berlari menuju asramanya.

Tadinya dia pikir bertemu dengan Samuel adalah hal yang bisa menghibur hatinya. Tidak banyak, dia hanya berharap jika Samuel percaya padanya. Namun nyatanya, dia malah dianggap sebagai gadis gila yang sedang mengarang cerita.

Pikiran Megan sedang kacau. Dia tak ingin terus menerus dihantui rasa takut dan penyesalan seperti ini. Iya, dia menyesal! Kenapa dari dulu mengabaikan semua penderitaan Ziudith. Jika saja dia mau peduli pada teman satu kamarnya itu sedikit saja, hanya sedikit... Hanya bertanya hal-hal kecil, pasti Ziudith tak akan merasa sendirian. Pasti Ziudith akan berani melawan orang-orang yang melakukan penindasan pada dirinya. Ya, hanya sedikit.. Namun, hal yang hanya sedikit itu nyatanya tak bisa Megan berikan untuk Ziudith. Ziu sendirian, dia melewati semuanya sendiri hingga akhir hayatnya.

"Maafkan aku, namun aku tidak bisa terus menyimpan buku harian mu ini, Ziu. Aku takut. Aku sangat takut. Aku berdoa, di manapun engkau berada, kau akan menemukan kebahagiaan yang tak pernah engkau dapatkan di sini."

Megan sedang berada di bawah pohon beringin di dekat pintu gerbang sekolah. Pohon besar itu berdaun rimbun, akarnya bergelantungan menjuntai seperti rambut panjang yang rajin disisir. Jika malam hari, akan ada banyak lampu hias yang sengaja dinyalakan mengelilingi pohon ini. Tidak ada kesan menyeramkan sama sekali. Rimbun, teduh, dan damai.

Di sanalah Megan menggali tanah untuk mengubur buku harian Ziudith yang sempat dia temukan di dalam kamarnya. Memang semua yang berhubungan dengan Ziudith sudah seharusnya diserahkan pada principal atau dihilangkan dari sekolah ini, mungkin ini yang terbaik..

"Maafkan aku.." Megan mengubur buku itu dan lalu meninggalkan pohon beringin teduh tersebut kemudian.

Megan duduk seorang diri di kantin sekolah. Tidak lapar, kepalanya hanya pusing. Dia tahu ini tidak masuk akal tapi, siapapun yang menyaksikan sendiri kematian demi kematian di depan matanya pasti tidak akan bisa berpikir waras seperti manusia pada umumnya.

Terbesit sebuah obrolan bersama Ziudith ketika mereka berada di dalam kamar asrama. Malam itu, Megan selesai mandi. Dia memperhatikan punggung kecil itu membelakangi dirinya. Biasanya Megan akan acuh dan langsung merebahkan diri di atas tempat tidurnya. Tapi malam itu, Megan merasa sedikit penasaran dengan apa yang sedang dilakukan Ziudith.

"Apa yang sedang kau kerjakan? Sepertinya sibuk sekali." Megan melepas handuk yang ada di kepalanya.

Ziudith tentu tersenyum, dia memutar tubuhnya dan memperlihatkan apa yang sedang dia kerjakan. Sebuah buku dengan banyak tulisan tangan. Owh.. Baiklah, Megan mengerti. Gadis satu kamarnya ini sedang menulis.

"Aku sedang menulis." Jawab Ziudith masih dengan senyum mengembang.

"Apa kau serajin itu? Besok kan hari libur. Apa lagi tugas yang sedang kau kerjakan?" Sepertinya sedikit berbincang dengan Ziudith tak akan berpengaruh pada apapun pada dirinya. Megan pikir pembicaraan mereka juga bukan sesuatu yang penting, jadi mari mengobrol sejenak dengan gadis berkacamata itu.

"Aku punya cita-cita... Jadi penulis adalah sesuatu yang aku inginkan. Kau tau, bisa membuat apa yang kau tulis dibaca orang lain dan menciptakan kebahagiaan atau mungkin bisa mengubah pola pikir orang yang membaca tulisan yang kau buat, adalah sebuah kepuasan tersendiri." Ziudith seperti sedang memikirkan sesuatu kala menyampaikan apa yang dia ucapkan.

"Itu buang-buang waktu. Kau sedang tidak menjadikan J.K Rowling sebagai alasanmu membuat coretan seperti itu kan?" Tak ada senyum di wajah putih Megan. Mungkin untuk sebagian orang, Megan terkesan judes dan jutek ketika sedang berbicara. Namun tidak bagi Ziudith, Megan yang mau menegurnya seperti ini saja sudah lebih dari cukup.

"Tidak. Bukan seperti itu. Aku tidak senaif itu sampai bermimpi bisa mensejajarkan namaku dengan J.K Rowling. Tapi.. Bagi orang seperti ku, tulisan adalah hiburan. Maksudku.. Aku tidak punya keluarga untuk dikunjungi ketika akhir pekan tiba, aku tidak punya teman, apalagi pacar. Aku sadar diri, aku tidak punya apapun yang bisa aku banggakan di dunia ini. Tapi, dengan menulis.. Aku bisa menghibur diriku sendiri. Aku bisa tersenyum, bisa bahagia, bisa merasakan rasanya dicintai."

"Aku bahkan pernah berharap jika tulisan ku ini bisa menjadi kenyataan, bisa terjadi padaku. Atau pada orang-orang di sekitarku. Pasti menyenangkan ketika bisa melihat orang-orang yang merendahkan ku dan menyakiti ku merasakan apa yang selama ini aku rasakan. Bisa balas dendam pada mereka yang selalu membuatku kesulitan. Bukankah itu menyenangkan, Megan?" Ziudith bertanya dengan mata berbinar.

"Daripada menyenangkan itu lebih terdengar menyeramkan di telinga ku." Ujar Megan yang sudah membaringkan tubuhnya di ranjang.

Megan mengerjapkan matanya, dia mengingat hari itu. Hari di mana Ziudith dan dirinya mengobrol tentang cita-cita gadis yang sekarang sudah tidak lagi ada di dunia ini.

"Jadi ini cita-cita mu, Ziu? Menjadi penulis? Tapi jangan menulis hal-hal menyeramkan seperti ini bisa tidak?! Kau tau, apa yang kau lakukan ini benar-benar bisa membuatku gila!!" Megan tiba-tiba berteriak seperti sedang melampiaskan apa yang saat ini dia rasa. Marah, takut, dan bingung harus berbuat apa!

Seseorang menghampiri Megan yang lagi-lagi menangis. Megan menunduk menyembunyikan wajahnya. Sebuah tepukan mengagetkannya.

"Are you oke?" Tanya lelaki itu menyodorkan satu kotak orange juice ke arah Megan.

"No. Thanks." Megan mengusap pipinya kasar. Megan tahu siapa yang sedang berdiri menatapnya secara intens, dia si kapten basket Lavente. Arkana.

"Kau terlihat kacau. Jus jeruk bisa membuat suasana hatimu sedikit membaik. Tenang saja. Ini gratis." Ujar Arkana tenang. Dia letakkan jus jeruk itu di meja tepat di depan Megan, lalu dia meninggalkan Megan begitu saja.

"Aku tidak mau menerima pemberian orang yang tidak aku kenal! Ambil kembali jus mu itu!" Megan ingin beranjak dari mejanya.

"Tong sampah di sebelah sana. Kau bisa membuangnya jika tidak suka. Namaku Arkana. Kau Megan kan, pacarnya Sam. Semua orang mengenal kalian. Jadi sekarang kau sudah mengenalku. Tak ada alasan untuk menolak jus jeruk itu. Lagi pula, itu hanya sekotak jus. Aku tidak menambahkan apapun di sana. Jadi jangan takut jika akan keracunan hanya karena meminumnya."

Bukan itu. Siapa yang tidak mengenal Arkana? Masalahnya Sam sangatlah posesif. Samuel tidak akan terima jika Megan mendapatkan sesuatu dari orang lain, apapun itu. Menerima pemberian orang lain, dan dia tidak tahu. Akan menjadi masalah yang tak berkesudahan jika sampai Sam tahu.

"Baiklah. Terimakasih." Megan pergi tanpa membawa orange juice pemberian Arkana.

Arkana melihat semuanya. Dia hanya menaikkan kedua bahunya, cuek. "Padahal ini tidak beracun. Aku sudah bilang tadi. Kenapa dia tidak mau?" Arkana membuka segel jus jeruk itu kemudian meneguknya.

"Rasanya lumayan. Dan aku tidak mati karena meminum ini. Ada apa dengannya?" Lalu Arkana pergi meninggalkan kantin.

1
🟢🌻ֆɦǟզʊɛɛռǟ ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ🌻
biarkan sja mereka mati megann siapa suruh gak percaya🙄🙄
🟢🌻ֆɦǟզʊɛɛռǟ ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ🌻
dihhh jaga tuh mulut mu iti kl kamu tuh udah jadi target dr the book gak bakal.selamt lagi aliass koitt🤣🤣🤣
🍊 NUuyz Leonal
please lah Thor aku ko ya yg cape gini berasa aku yng di kejar kejar sama hantu nya
🍊 NUuyz Leonal
asli padahal aku takut tapi masih nekat aja baca😫😫😫
💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥
ish kalo Megan mati, selese donk ceritanya..
Kan Megan pemeran utamanya
ㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤ𒈒⃟ʟʙᴄ
itu si ziu kok minta di bunuh sekali lagi yaa😤😤iblis mana sih menyerupai ziu sampai segitunya sama megan🤦‍♀️🤦‍♀️🚶🏿‍♀️🚶🏿‍♀️🚶🏿‍♀️
Huewir Ruek 𝐙⃝🦜
ihhhh ksian Ziudith
tadinya kami menyanjung dan mengasihaninya Krn nasib tragis yg menimpanya
tapi sekarang kami membencinya karena dendam yg membabi-buta
dikira jadi saksi kejahatan itu mudah apa?
dipikir kalo kita mengadukan ke pihak berwajib juga akan bisa 'menolong' sang korban sebagaimana mestinya?
disangka kalo kita jadi saksi gak akan kena beban moral dari sonosini?
huhhhh dasar iblissss, emang udh tabiatnya berbuat sesaddddd lagi menyesadkannn😤😤😤
𝐙⃝🦜尺o
apa ziu perlu mati lagi biar lenyap?
𝐌𝐎𝐃𝐄 𝐁𝐀𝐈𝐊 😇
thorrr oeiiii.. kok habis.. ga bisa skrol lagi ini😤😤😤😤
𝐌𝐎𝐃𝐄 𝐁𝐀𝐈𝐊 😇
untung ga ketemu ladhu... bisa berabe negonya🤣
Rita Ariani
kasian megan
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
itu mah bukan ziu tapi iblis yang menyerupai ziu😒😒yuk megan kamu bisa melawan rasa takut dalam dirimu 🙈🙈🚶🏿‍♀️🚶🏿‍♀️🚶🏿‍♀️
𝐇𝐁𝐃 𝐄𝐑𝐋🎉🎊
sepertinya sia² Meg..
karna kmn pun kamu pergi, dia selalu mengikutimu
𝐇𝐁𝐃 𝐄𝐑𝐋🎉🎊
lagu siapa nih?
bae² kena royalti ntar🚴🏻‍♀️🚴🏻‍♀️🚴🏻‍♀️
𝑨𝒌𝒖 𝑴𝒂𝒚𝒂🎐ᵇᵃˢᵉ
Megan akan menjadi sasaran terakhir ziudith kah??
Megan tidak pernah jahat kepada ziudith,tapi kenapa Megan selalu di buru oleh Ziudith???!
𝐙⃝🦜尺o
deritamu dan nasib burukmu gak harus menyeret orang lain yang gak berhubungan denganmu ziu, meski Megan cuek tapi dia gak jahat sama kamu
💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥
Ya ampun,Ziudith ini ngeselin amat sih. Situ yg dibully koq minta balas dendam kesemua orang. Aneh lho..
Apakah Megan bakal kecelakaan,smoga enggak ah.. Jangan sampe
maya ummu ihsan
aku harap kalian tidak kalah dari iblis yg menyerupai ziudith
𝐇𝐁𝐃 𝐄𝐑𝐋🎉🎊
benar² bisa gila klo setiap hari selalu dihantui kek gitu🤦🏻‍♀️
𝐇𝐁𝐃 𝐄𝐑𝐋🎉🎊
knp seperti buah simalakama?
mau diem, diteror terus.. mau nolong, ehh malah lebih horor lagi juga🤦🏻‍♀️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!