Natalie terpaksa bekerja pada Ares demi memenuhi kebutuhan ekonominya, termasuk bekerja di club malam dan kemudian menjadi asisten pribadinya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sabana01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33: Dominasi OmniBank dan Cengkeraman Sang Raja
Pagi Strategis: Titik Lemah Bank Global
Dua hari setelah kembali dari Budapest, penthouse Ares berubah menjadi ruang perang finansial. Targetnya adalah OmniBank, dan sasarannya sudah jelas: Tuan Julian, Wakil Presiden Senior OmniBank yang bertanggung jawab atas kepatuhan aset, yang ternyata sangat terlibat dalam operasi kotor Tuan Viktor.
Natalie dan Ares duduk di meja rapat, memproyeksikan data Red Book yang menelanjangi Tuan Julian—sebuah rantai transfer uang suap dan aset tersembunyi.
"Julian adalah kelemahan, tetapi juga kunci," jelas Natalie, menunjuk flowchart di dinding. "Jika kita mendapatkan Julian untuk bekerja bagi kita, dia membuka pintu ke sistem internal OmniBank. Kita harus membuatnya percaya bahwa kehancuran Tuan Viktor adalah kesempatan baginya, bukan ancaman."
"Dia harus melihatmu, Natalie," kata Ares. "Bukan sebagai ancaman, tetapi sebagai kesempatan yang terlalu menggoda untuk ditolak. Dan dia harus melihat bahwa kau datang di sisiku. Kau akan memimpin pertemuan ini."
Konflik Posesif Awal: Pakaian Kekuasaan
Saat Natalie bersiap untuk pertemuan sore itu, konflik internal Ares kembali menguji batas. Ares masuk ke ruang ganti Natalie.
"Gaun ini," kata Ares, mengeluarkan gaun selutut berwarna navy yang dirancang khusus, kuat, tetapi formal. "Kau akan mengenakan ini."
Natalie, yang sedang mempertimbangkan setelan celana yang lebih tegas, mengangkat alis. "Aku memilih setelan celana, Ares. Aku ingin memproyeksikan otoritas yang tidak bisa diganggu gugat, bukan pesona."
"Otoritasmu sudah ada di otak Julian, Natalie. Dia tahu kau yang menjatuhkan Petrov," kata Ares, ia berjalan ke Natalie. "Tetapi Julian adalah pria tua yang konservatif. Dia harus melihat dua hal: pertama, bahwa aku masih menuntut rasa hormat yang mutlak, dan kedua, bahwa kau mewakili keindahan yang tak tersentuh, aset yang harus dia lindungi. Pakaian ini menyeimbangkan kedua hal itu. Gaun itu menonjolkan kecerdasanmu tanpa membuatnya merasa terancam secara tradisional."
Ares tidak memaksanya; dia menawarkan analisis strategis yang dibungkus dengan keinginan posesifnya agar Natalie memproyeksikan statusnya.
Natalie tersenyum kecil. Dia tahu apa yang dilakukan Ares. Dia menguji batasnya, tetapi dia juga benar secara strategis. Gaun itu akan membuatnya lebih mudah diabaikan secara tradisional, yang akan dia gunakan sebagai senjata.
"Baiklah. Aku akan mengenakannya. Tapi perhiasanku," kata Natalie, mengambil anting-anting berlian sederhana. "Bukan berlian besar yang biasa kau pakai."
Ares mengangguk. "Tentu. Setiap detail kecil harus dikontrol olehmu." Dia membiarkan Natalie memilih perhiasan, menandai bahwa meskipun dia mengarahkan panggung, Natalie yang memegang skenarionya.
Intimasi: Sebelum Perburuan
Sebelum mereka meninggalkan penthouse, Ares menarik Natalie ke balkon. Angin dingin menerpa wajah mereka.
Ares menangkup wajah Natalie di antara kedua tangannya. Matanya memancarkan kombinasi gairah dan rasa takut yang sama seperti saat di Budapest.
"Kau akan sangat menakjubkan," bisik Ares. "Julian akan berusaha meremehkanmu, mengalihkan pandangan. Aku tahu kau akan menghancurkannya, tetapi aku ingin kau tahu batas hatiku."
Ares mencium Natalie dengan intensitas yang dalam. Ciuman itu bukan hanya tentang gairah; itu adalah pernyataan kepemilikan dan transfer kekuatan.
"Kau adalah sumber kekuatanku, Natalie. Rasa posesifku bukanlah tanda ketidakpercayaan padamu, tetapi ketakutanku untuk kembali menjadi raja yang kosong tanpa Bayangannya," desis Ares, menekan bibirnya ke bibir Natalie lagi. "Julian akan melihat bahwa kau adalah miliku, dan bahwa sentuhan sekecil apa pun padamu berarti kematian baginya. Biarkan dia melihat cengkeraman itu."
Natalie membalas ciuman itu dengan kekuatan yang sama. "Aku akan membiarkannya melihat cengkeramanmu. Tapi aku yang akan menenggelamkannya dengan kecerdasanku. Aku tidak butuh perlindungannya, Ares. Aku butuh ketenangannya."
Ares tersenyum gelap. "Kau adalah yang terbaik dari kita berdua, ma chère. Sekarang, mari kita tunjukkan pada Tuan Julian mengapa ia seharusnya takut pada wanita di sisiku."
Pertemuan: Menghancurkan Tuan Julian
Pertemuan diadakan di suite pribadi Ares. Tuan Julian, pria paruh baya yang licin, masuk dengan senyum palsu dan segera mengarahkan pandangannya ke Natalie, menilainya sebagai 'wanita cantik' yang tidak penting.
Natalie membiarkan Tuan Julian meremehkannya selama dua menit. Dia duduk tegak, mendengarkan. Ares duduk diam di samping Natalie, aura kekuasaan murni memancar darinya.
Ares tidak mengucapkan sepatah kata pun, tetapi tatapannya—posesif, dingin, dan mengancam—tertuju pada Tuan Julian setiap kali Julian mencoba mengabaikan atau berbicara dengan nada meremehkan kepada Natalie. Tatapan Ares adalah senjata tak bersuara, mengendalikan suasana hati Julian dengan ketakutan.
"Tuan Julian," kata Natalie, mengambil alih pembicaraan dengan suara yang tenang dan berwibawa, kontras dengan citra gaun navy-nya. "Mari kita potong formalitasnya. Kami tahu tentang transfer suap dari perusahaan cangkang Tuan Viktor ke akun luar negeri Anda di Cayman. Kami tahu tentang properti yang Anda alihkan ke nama putri Anda di Swiss. Dan kami tahu tentang pertemuan rahasia Anda dengan Badan Pengawas minggu lalu."
Natalie mengeluarkan flash drive tipis (berisi data yang sudah dimurnikan dari Buku Merah) dan mendorongnya ke hadapan Julian.
"Tuan Viktor sudah selesai. Tapi aset dan kejahatan yang Anda lakukan belum. Kami tidak ingin menghancurkan Anda, Julian. Kami ingin mempekerjakan Anda."
Julian panik. Wajahnya memucat. Ia melirik Ares, mencari tanda-tanda negosiasi, tetapi Ares hanya menatapnya dengan pandangan kosong yang brutal—mengisyaratkan bahwa Natalie adalah satu-satunya juru bicara.
"Kami ingin Anda menjual informasi penting OmniBank kepada kami, dimulai dengan suara mayoritas yang dikendalikan Tuan Viktor. Sebagai imbalannya, data ini..." Natalie menunjuk flash drive itu. "...tidak akan pernah melihat cahaya hari. Dan Anda akan mendapatkan posisi yang lebih baik, di bawah perlindungan kami."
Julian, melihat jalan keluar yang elegan, menyerah. Dia menyadari bahwa Natalie bukanlah wanita cantik belaka; dia adalah strategi yang mematikan.
Afirmasi Posesif
Setelah Julian pergi, berjanji untuk memberikan data dalam 24 jam, Natalie merasa lelah tetapi puas.
Ares bangkit, berjalan ke Natalie. "Kau luar biasa, Natalie. Kau menghancurkannya tanpa menaikkan volume suaramu. Dia takut padamu."
Ares mencium bahu Natalie, tempat kalung Liontin Bayangan itu terletak. Ciuman itu adalah pengakuan.
"Aku mencintaimu karena keberanianmu, Natalie. Dan aku akan selalu posesif terhadap keberanian itu. Tapi aku berjanji, aku akan selalu membiarkanmu memimpin pembantaian itu," kata Ares, ia memegang Natalie erat-erat, merayakan kemenangan itu sebagai pasangan yang setara.
Mereka telah melewati konflik, dan kini, kekuatan mereka bersatu kembali. OmniBank selangkah lagi berada dalam genggaman mereka.