MENIKAH DENGAN SANG DADDY

Drrtt.....

"Sial" umpat Max karena telepon yang berdering membuat Fantastis liar nya jadi buyar. Bella pun merasa lega karena yang di perintah sang Daddy kepada nya agak kurang nyaman menurut nya. Entahlah Bella yang benar-benar bodoh atau memang polos yang mungkin kedua nya menjadi satu. Dengan cepat Bella langsung turun dari pangkuan sang Daddy dan Max pun segera mengangkat telepon nya.

"Aku akan datang" hanya tiga kata itu yang keluar dari mulut Max yang tanpa merasa bersalah Max langsung menutup teleponnya secara sepihak. mendengar itu Bella langsung bertanya kepada Max. "Daddy mau kemana?" Max menoleh dan menjawab "Ada urusan sedikit girl" Bella hanya mengangguk anggukkan kepalanya tanda mengerti. Dirinya pun tahu kalau sang Daddy memang gila kerja.

"Kamu dirumah saja atau pergilah menonton drama" Bella segera menggelengkan kepalanya " Tidak Dad, Bella masih mau disini" Max mengerti dan segera pergi meninggalkan Bella.

Dan kini Max sedang berhadapan dengan satu petinggi di negara ini. Mereka sedang melakukan meeting di sebuah hotel ternama sepanjang masa di ibu kota.

"Perkenalkan ini putriku Tuan Max, namanya Arnia queen Nees " Ucap Sentyou Nees dengan bangga memperkenalkan Arnia kepada Max. Max hanya mengangguk kan kepalanya saja.

"Nice to meet you ladies" Sapa Max dengan formal sebagai basa-basi saja. Arnia tersenyum manis menatap Max yang pasti sudah di ajarkan tata krama tersenyum kepada seorang laki-laki atau di depan publik.

Selama meeting Arnia terus saja melirik ke arah Max. Pesona Max memang tidak terkalahkan dan Arnia mengakui itu. Dengan tubuh yang begitu bagus dan struktur wajah yang bagus tanpa ada satupun hasil operasi di tambah auara old money nya begitu terasa membuat siapa saja pasti akan kepincut kepada Max.

"Bagaimana bisa imbalan nya begitu sedikit?" tanya Max yang tidak terima jika hasilnya dirinya hanya mendapatkan 40% sedangkan Sentyuo mendapatkan hasil 60%. Tentu hal ini membuat Max marah, dirinya seperti di permainkan.

"Tenang Tuan Max, Tentu ada hasil lain yang akan di peroleh Tuan" Sentyou tersenyum manis menatap. Max.

"Jangan sampai merugikan ku" Jawab Max.

"Tentu Tuan Max, bahkan anda akan menang jacpot"

"Katakan!"

"Imbalan kedua nya adalah putri ku Arnia yang akan saya berikan" ucap Sentyuo dengan penuh percaya diri. Arnia pun tersenyum malu-malu mendengar itu.

Tapi tidak dengan Max, wajahnya sudah suram tak enak di pandang.

"Kerja sama di batal kan" ucap Max dengan tegas. Max serasa ingin meledakkan kepala Sentyuo dengan bom.

Hal itu membuat Sentyuo terkejut." Tuan Max" ucap Sentyuo dengan cepat.

"Ayo pergi Michael"

"Baik tuan" Jawab Michael dengan cepat. Si Sentyuo ini memang bodoh menurut Michael.

Tentu saja Max tidak mau, walaupun Arnia memang cantik dan seorang model terkenal tapi sama saja mencuram kan dirinya ke tepi curang. Arnia itu sangat matre dengan gaya hidupnya yang hedon luar biasa. Bukannya dirinya tak sanggup untuk membiayai nya. Arnia itu tak sebanding dengan Bella gadis nya yang berada di rumah.

"Tuan Max anda mendapatkan 60% dari hasil kerja sama ini" Ucap Sentyuo dengan cepat. Max adalah tembang emas yang tidak bisa di lepaskan, biarkan lah dirinya rugi kali ini tapi lain kali tidak akan. Max itu sangat tipe mantu idaman menurut Sentyuo. Apalagi dengan kekayaan nya yang melimpah.

"peringatan pertama dan terakhir untuk mu Sentyuo, jangan main main dengan ku"

"Ba-baik Tuan Max" Sentyuo tahu peringatan dari Max tidak lah main-main. Melihat mata Max yang sudah menajam sudah membuat orang gemetaran.

Arnia pun sangat kecewa dengan penolakan dari Max kepada dirinya. Padahal dirinya sudah menyukai Max sedari dulu dan ini lah waktu yang tepat untuk pertemuan nya dengan Max, tapi eksfektasi nya di luar jangkauan, Max malah tidak tertarik dengan nya bahkan sebelum pertemuan tadi dirinya sudah melakukan make-up berjam jam agar tampil cantik di hadapan Max tapi sayang seribu sayang Max bahkan tidak melirik nya sekali pun.

Sekalipun Sentyuo adalah pejabat negara yang paling tinggi di negara ini Max tidak akan pernah takut sekalipun.

Arnia menatap nanar melihat kepergian Max sambil mengepalkan tangan nya kuat kuat. Baru kali ada yang berani menolak pesona kecantikan nya dan itu adalah Max yang dirinya sukai.

Kini tengah malam Max baru sampai di mansion nya karena tadi begitu banyak pekerjaan yang harus dirinya selesai terlebih dahulu.

Saat ingin melewati kamar Bella gadis nya, Max melihat cahaya lampu kamar Bella masih terang karena pintu kamar Bella sedikit terbuka.

Max mengintip sedikit dan melihat bahwa gadis nya sedang menunaikan ibadah dalam agama nya. Yah dirinya memang berbeda dengan Bella, sudah beda umur dalam hal keyakinan juga berbeda.

Melihat Bella yang khusuk membuat hati Max langsung teriris pedih.

Max sadar semenjak Bella tinggal bersama nya Bella jauh kata tuhan nya. Saat dulu dirinya membawa Bella kesini Bella masih menutup seluruh tubuh nya, tapi sekarang itu sudah musnah. Max pun tidak berniat memberikan seorang guru atau pun itu kalau tentang agama nya kecuali tentang pelajaran umum. Tapi satu yang membuat Max salut dengan Bella, yaitu perintah dari tuhan nya tidak pernah Bella tinggalkan. Bahkan dulu dirinya sudah mengajak Bella untuk meninggalkan tuhan nya itu yang tentu Max tidak percaya apa itu tuhan tapi Bella dengan kekeh nya tidak akan mau meninggalkan agama nya.

"Daddy!" Panggil Bella yang melihat sang Daddy berdiri di depan pintu. Max pun tersadar dengan lamunannya dan menetralkan kembali dengan wajah datar.

Bella menghampiri Max dan seperti biasa jika mereka bertemu terkadang Bella akan mencium tangan Max sebagai penghormatan nya kepada Max dan ini adalah salah satu yang Max sukai dengan Bella atutited nya Bella sangat berbeda dengan gadis gadis di negaranya ini. Max merasa di hargai karena dalam sejarah nya tidak ada salam seperti ini disini.

"Daddy baru pulang kerja?" tanya Bella menatap sang Daddy dengan pandangan polos nya.

"Hmmm...." jawab Max.

"Daddy jangan terlalu lelah bekerja" ujar Bella. Hanya perhatian seperti ini Max merasa sudah hampir mau melayang ke atas genteng mansion nya.

"Kamu juga jangan terlalu larut tidur malam"

"Baik Daddy" jawab Bella dengan tersenyum manis.

"Daddy mau kopi atau mau Teh? biar Bella menyiapkan nya untuk Daddy" ujar Bella lagi.

Max menyerhit kan dahi nya mendengar ucapan dari Bella yang menawarkan dirinya kopi atau pun Teh.

"Kamu sering membuat semacam itu"

Bella menganggukan kepalanya " Iya Daddy, Bella sering membuat nya untuk sappam sama tukang kebun kita" jawab Bella dengan polos.

Mendengar itu, darah Max hampir mendidih, tangan nya mengepal.

"Kamu berani membuat mereka kopi dengan tangan mu Ara?" tanya Max dengan suara yang dingin bahkan tangan nya sudah mengepal dengan sempurna.

"Iya Daday, Bella akan selalu membuat kopi dan teh untuk penjaga kebun kita dan penjaga gerbang kita" cerita Bella dengan excited tanpa tahu kepala Max hampir mengeluarkan api dari dalam nya.

"Mulai sekarang kamu di larang masuk dapur" ucap Max dengan tegas tanpa mau terbantah kan lagi.

"Dad" Bella heran dengan perubahan sang Daddy yang tiba-tiba.

Max tanpa aba-aba langsung meninggalkan Bella yang terbengong. Max merasa tubuhnya begitu panas mendengar cerita dari gadis kecil nya yang membuat kan kopi untuk para pekerja nya. Pasalnya memang rata-rata penjaga di kediamannya masih lah lajang.

"Sial...berani sekali mereka menerima kopi buatan Gadis ku" rasa cemberu tidak bisa Max kendalikan. Tangan mulus itu tidak boleh berbagi dengan siapapun kecuali hanya untuk dirinya seorang. Padahal dirinya sudah ada khayalan tangan itu memanjakan tubuh nya, tapi apa yang ia dengar barusan?

"Aku akan membunuh kalian" umpat Max tidak main main.