NovelToon NovelToon
BERGELUT DENGAN NAFSU

BERGELUT DENGAN NAFSU

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Selingkuh / Cinta Terlarang / Suami Tak Berguna / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga)
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: SariRani

Theo mengkhianati sahabat serta anak dari keluarga yang sudah menjadikannya keluarga sejak ia usia 7 tahun. Ia berselingkuh dengan Zeva, istri dari Anthon, sahabat Theo. Terlalu sering menolong Zeva dari suaminya yang kasar dan penyiksa, membuat Theo memiliki perasaan pada wanita itu hingga terjadilah hubungan terlarang keduanya. "Aaaaaakh!!! Theooooo, aku mohon bawa aku kabur dan nikahi aku!" -Zeva Auliora "Maafkan aku, Zeva. Aku tidak bisa meninggalkan Anthon dan keluarganya, mereka sudah menjadikanku seperti ini" -Theo James "Zeva akan tetap menjadi istriku meskipun kamu sudah menikmati tubuhnya, aku tidak akan melepaskan wanita itu" -Anthon Stephen Bagaimana kelanjutan cinta segita dengan panasnya hubungan perselingkuhan antara Theo dan Zeva? Apakah Anthon akan menyerahkan istrinya untuk pria lain? Dukung novel ini untuk tetap berkarya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MERASA DICINTAI

Zeva dan Theo tidur dibawah selimut yang sama. Tadi malam saat Theo keluar kamar mandi, Zeva sudah tertidur dengan damai.

Terpaksa Theo tidur menggunakan wardrope atau jubah mandi karena harus melepaskan celana jeansnya yang masih basah setelah ia bersihkan.

Sedangkan c-d nya bisa ia keringkan dengan hairdryer. Jadilah dia tidur hanya pakai c-d. Untung saja Zeva tidur dengan tenang di pelukannya tanpa berulah.

Theo juga tertidur dengan tenang.

Kringg...kringg...

Ponsel Zeva berbunyi didalam tas. Theo yang sangat mudah terbangun dengan suara baru saat tidur, langsung mencari sumber suara dan menyadari bahwa itu ponsel Zeva.

Ia pun melihat luar jendela dimana langit sudah mulai cerah. Ia juga melihat jam dari ponselnya sudah jam 6 pagi.

Theo membangunkan Zeva dengan lembut.

Cup!

Kening Zeva menjadi sasaran ciuman bangun tidur dari Theo.

"Ze, bangun. Sudah jam 6, ayo aku antar pulang" ucap Theo.

Malah Zeva memeluk tubuhnya.

"Hmmm, biarkan 5 menit lagi seperti ini. Aku sudah sangat lama tidak tidur nyenyak" manja Zeva.

Theo membelai rambut panjang hitam milik wanita itu.

"Ada telepon dari ponsel ditasmu. Angkatlah, jangan sampai Anthon semakin marah ketika panggilannya tidak kamu terima" ingat Theo.

Mendengar nama Anthon disebut membuat Zeva langsung membuka mata dan melepas pelukannya.

"Hmmm" kesal Zeva lalu ia tetap meraih tas dan mengambil ponselnya.

"Ibu Bora" lirihnya saat melihat nama sang ibu mertua terlihat.

"Angkatlah" suruh Theo.

Zeva pun menurut. Selama ini ayah dan ibu mertuanya cukup baik meskipun tetap saja terkadang menolong Anthon di berbagai masalah yang dibuat putra mereka itu. Anak kandung tunggal kesayangan yang dimanja dan biarkan berbuat buruk, si Anthon.

Beda dengan kasih sayang mereka ke Theo yang lebih terkesan membuat anak angkatnya ini terlihat lebih unggul dari Anthon. Theo tubuh menjadi anak laki laki cerdas, berani, dan bertalenta dalam melakukan beberapa hal seperti bermain musik, menjadi teknisi, mengerti teknologi, serta mudah diajak diskusi.

Theo tidak dimanja seperti Anthon, tapi diberikan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan sendiri. Sepertinya Herjunot dan Bora lebih percaya kemampuan Theo daripada anaknya sendiri.

"Halo bu, selama pagi" sapa Zeva terlebih dahulu.

"Pagi sayang. Kamu dirumah ya?" tanya Bora langsung.

Zeva menatap serius kearah Theo.

"Aku..sedang..jogging, bu" bohongnya.

"Baguslah kalau gitu, memang wanita muda seperti mu meskipun hanya menjadi ibu rumah tangga seharusnya tetap berolahraga. Sebelum salju semakin turun di musim dingin ini" sahut Bora percaya saja dengan menantunya.

"Oh ya, ibu mau infokan saja. Anthon tadi malam pulang kerumah, jadi ibu yakin anak itu belum info ke kamu. Jadi nanti kalau sudah longgar, langsung aja ke rumah ya. Ada Theo juga baru pulang tadi malam tapi sepertinya dia keluar lagi sampai pagi ini belum pulang. Mungkin sedang meet up dengan teman temannya" lanjutnya.

"Baik bu, aku akan segera pulang dan berberes dulu" sahur Zeva.

"Oke sayang. Hati hati ya pulangnya, ibu nunggu kamu" ujar Bora.

Lalu panggilan terhenti.

"Pintar sekali kamu berbohong pada ibuku" sindir Theo.

Zeva memilih tidak menjawab.

"Aku ganti baju dulu" ujarnya lalu turun dari ranjang dan berniat ke kamar mandi untuk berganti pakaian.

Theo diam saja dan melihat punggung wanita itu masuk ke kamar mandi.

"Bagaimana bisa aku mencintai istri dari Anthon? Apa yang akan aku perbuat jika ketahuan olehnya?" batinnya. Mulai ada kepanikan dan kekhawatiran jika keluarga Galio tau apa yang telah ia lakukan dengan menantu sah putra pewaris keluarga Galio.

"Aku tidak membayangkan jika hidupku akan berselingkuh dengan istri dari sahabat sekaligus saudaraku sendiri" lanjutnya dalam hati.

Karena sedang dilanda dilema, Theo memilih untuk menatap ke luar jendela dan menghiruo udara segar.

Sedangkan di dalam kamar mandi, Zeva melihat tumpukan celana nya yang sudah kering dan terlipat rapi.

Senyum lebar menghiasi wajahnya.

"Theo" lirihnya karena ia tau pria itu yang sudah melakukan semua ini.

Dengan perasaan bahagia, Zeva membersihkan dirinya terlebih dahulu lalu memakai baju dan celananya kembali.

Beberapa saat kemudian, ia keluar kamar mandi. Zeva bisa melihat punggung Theo yang tertutup oleh jaket kulit. Sepertinya pria itu bersiap.

"Kamu nggak mandi dulu?" tanya Zeva.

"Aku udah mandi tadi malam sebelum tidur" jawab Theo yang kini sudah berbalik badan dan berjalan mendekati Zeva.

"Kita akan sarapan dulu disini sebelum pulang ya" lanjutnya.

Zeva mengangguk mengiyakan.

Setelah dirasa semua sudah dikemas, mereka turun ke restauran untuk makan bersama.

Ekspresi Zeva yang sangat berbeda kini terlihat jelas dimata Theo.

Tawa bahagia, senyum bahagia, begitu suka bercerita lalu sharing kehidupan, Zeva menunjukkan dirinya yang berbeda dihadapan Theo.

Sangat berbeda, karena ketika bersama Anthon ataupun keluarga Galio yang lain, Zeva dikenal pendiam, tidak banyak omong, raut muka selalu datar ataupun senyum setipis tissue. Tapu bersamq Theo, dunianya kembali berwarna.

Zeva sudah bangkit dari mati surinya. Kini kehidupan kembali kepadanya.

Sarapan selesai, mereka pun mengendari motor di jalanan kota Paris.

Theo mengantarkan Zeva kerumah wanita itu terlebih dahulu baru pulang menuju rumah keluarga Galio.

.

Pada siang harinya, Zeva datang kerumah Galio dengan membawa 1 koper. Pakaiannya dan pakaian Anthon.

Beberapa jam sebelum keberangkatannya, Anthon menelepon dan menyuruh sang istri untuk membawakan pakaian selama 10 hari tinggal dirumah utama.

Merayakan natal hingga tahun baru bersama keluarga menjadi budaya di keluarga Galio. Namun bagi Anthon sangat membosankan.

Tidak jarang juga ketika natal atau tahun baru, Anthon malah asyik bermain diluar, mabuk mabukan, judi. Jadi Theo yang menemani orang tua mereka untuk membuat moment bersama.

Theo seperti anak sendiri bagi Herjunot dan Bora, meskipun status hukumnya tidak sekuat anak kandung. Maka dari itu, agar Theo tidak terkena masalah dikemudian hari, mereka membuatkan perusahaan kecil untuk putra angkatnya itu dibawah naungan perusahaan besar Galio yang nantinya akan diwariskan kepada Anthon.

Mau bagaimanapun, Anthon tetap anak kandung yang menjadi pewaris utama keluarga Galio.

Herjunot hanya meminta bantuan dan pengertian dari Theo agar bisa membantu Anthon di kemudian hari.

"Waaaah, menantu ibu sudah datang!" seru Bora sangat antusias melihat kedatangan Zeva dan memeluknya.

"Hai bu, apa kabar? Maaf baru datang karena harus siap siap dulu tadi dan membersihkan rumah sebelum aku tinggal" sahut Zeva.

"Baik, ibu selalu baik jika anak anak dan menantu ibu berkumpul disini. Ayo duduk dulu disamping suamimu, makan siang" ujar Bora.

Tapi sebelum duduk di kursi meja makan, Zeva menyapa ayah mertuanya.

"Halo ayah, apa kabar?" ucapnya sambil memeluk pria itu.

Herjunot membalas pelukan hangat menantunya.

"Ayah baik. Ayah harap kamu pun juga baik baik saja" sahut Herjunot ramah.

"Syukurlah, ayah. Aku juga baik baik saja" ujar Zeva.

"Hahaha ya harus baik baik saja, dia istriku, Yah. Aku tidak menyuruhnya bekerja, dia dirumah saja. Menikmati hidup dari pria kaya seperti ku" celetuk Anthon.

Herjunot terlihat tidak senang mendengarnya, namun ia tahan.

"Ayah senang kalau kamu bersikap baik dengan Zeva" sahutnya.

Kini Zeva sudah duduk disamping suaminya. Dari tadi Theo hanya memperhatikan Zeva diam diam sambil menikmati makan siangnya.

"Aku perhatikan, kamu belum menyapa saudaraku, sayang? Sapalah Theo duluan karena aku yakin dia tidak berani menyapamu duluan" suruh Anthon.

Zeva menatap wajah suaminya dengan kesal. Tapi benar juga, hanya Theo yang belum ia sapa.

"Selamat siang, Theo" sapa canggung darinya.

"Siang. Makanlah dulu, baru berbicara" sahut dingin pria itu dengan tatapan yang sangat berbeda dari beberapa jam lalu.

Sikap dingin Theo yang selalu ia tunjukkan kepada Zeva saat berada didepan keluarganya.

Tapi bagi Zeva tatapan dingin ini begitu sangat menggodanya apalagi ia sudah tau jika pria itu mencintainya dalam diam.

Zeva pun memulai menikmati makan siang seperti yang lain.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!