Raju Kim Gadis Korea keturunan Indonesia yang merasa dirinya perlu mencari tahu, mengapa Ayahnya menjadi seorang yang hilang dari ingatannya selama 20 tahun. dan alasan mengapa Ibunya tidak membenci Pria itu.
Saat akhirnya bertemu, Ayahnya justru memintanya menikah dengan mafia Dunia Abu-abu bernama Jang Ki Young Selama Dua tahun.
Setelah itu, dia akan mengetahui semua, termasuk siapa Ayahnya sebenarnya.
Jang Ki Young yang juga hanya menerima pernikahan sebagai salah satu dari kebiasaannya dalam mengambil wanita dari pihak musuh sebagai aset. Namun Bagaimana dengan Raju Kim, wanita itu bukan hanya aset dari musuh, tapi benar-benar harus ia jaga karena siapa Gadis itu yang berkaitan dengan Janjinya dengan Ayahnya yang telah lama tiada.
Akankah Takdir sengaja menyatukan mereka untuk menghancurkan atau Sebaliknya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Oliviahae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Larut Malam
Langit malam sudah sepenuhnya pekat ketika kapal pesiar milik keluarga Jang kembali berlabuh. Angin laut yang dingin masih menempel di kulit Raju Kim, menyisakan sensasi lembap yang membuatnya sedikit mengantuk.
Kaki-kaki para penjaga sudah siap membentuk barisan. dan mobil hitam panjang milik Jang Ki Young sudah menunggu di ujung dermaga.
Im Seol La berjalan sedikit di belakang Raju, langkahnya ringan tapi penuh kewaspadaan, seolah setiap detik adalah kemungkinan bahaya. Pendamping baru itu tidak banyak bicara, namun dari matanya saja, Raju bisa menebak bahwa wanita itu sudah mempelajari setiap gerakannya dengan cepat.
Ki Young memberi isyarat halus pada para penjaga agar tetap rapat, lalu menoleh pada Raju. “Ayo. Sudah terlalu malam.”
Raju mengangguk pelan. Ia tidak mengeluh, meski tubuhnya mulai terasa berat. Mereka menaiki mobil yang dingin karena AC terlalu kuat. Sekretaris Lee duduk di depan, diam tanpa sepatah kata, sementara Ki Young duduk di samping Raju di bangku belakang.
Mobil mulai bergerak perlahan, meninggalkan pelabuhan. Lampu-lampu kota yang mereka lewati berpendar seperti bintang yang berlari.
Raju memandang keluar jendela, mencoba menjaga matanya tetap terbuka. Ia sudah terbiasa tidur larut malam sejak kecil, tidak sengaja, lebih tepatnya karena pola hidup di rumah pamannya.
Namun malam ini… adalah jadwal tidur yang terlalu malam dari biasanya. Kalau pun ia masih bangun jam 1 malam, itu karena ia sudah tidur selama beberapa jam sebelumnya atau karena dibangunkan. Setelah itu juga pasti lanjut tidur.
Kantuknya mendesak terlalu kuat. Raju memaksa punggungnya tegak. Ia menggigit bibir, mencoba tetap sadar. Namun detak mesin mobil yang stabil, hembusan angin dingin dari AC, dan ayunan lembut suspensi justru menyanyikan lagu pengantar tidur.
Kelopak matanya mengendur. Ia sempat bangun ketika kepalanya terantuk jendela. “Ah…”
Ki Young menoleh cepat.
Raju buru- buru duduk tegak, menyentuh dahinya sambil berusaha tersenyum. “Aku tidak apa-apa… hanya..”
"Aku tidak tanya" balas Ki Young cepat
Raju Kim kembali melihat keluar jendela. Namun baru beberapa saat berhasil mempertahankan mata agar terus terbuka, Kepalanya kembali mengangguk tanpa kendali.
Ki Young memperhatikan itu lama… terlalu lama.
Ada sesuatu yang berubah di wajahnya. Ragu. Tegang. dan… sesuatu yang tidak ingin ia akui.
“Jangan ditahan,” katanya lirih.
“Aku tidak..”
Kepala Raju kembali goyah. dan kali ini, Ki Young mengulurkan tangan, menahan pelipisnya dengan lembut namun tegas. “Kau akan memecahkan kepalamu di kaca kalau kau terus begitu.”
Raju mencoba membalas tatapannya, tapi matanya sudah terlalu berat. Dalam hitungan detik, tubuhnya perlahan miring ke sisi Ki Young, kepalanya jatuh tepat ke bahu pria itu.
Sekretaris Lee sempat melirik dari kaca spion, tapi Ki Young mengangkat tangan sedikit, sebuah peringatan agar tidak berani berkomentar.
Sunyi mengisi ruang mobil.
Ki Young menatap wajah Raju yang akhirnya tertidur lelap. Untuk pertama kalinya sejak pernikahan itu, ia melihat Raju tanpa pertahanan, tanpa tatapan waspada atau senyum sopan yang dibuat-buat demi bertahan di lingkungan yang asing.
Wajah itu begitu damai… hampir seperti anak kecil. dan sesuatu di dada Ki Young kembali bergerak. Sesuatu yang mulai ia rasakan sejak kejadian headphone di kapal pesiar tadi.
Ia tidak menyukai perasaan itu. Itu mengganggu pikirannya. Lari dari kontrol yang selama ini ia jaga. Ia menekankan dirinya sendiri bahwa Raju tetaplah seseorang yang harus diawasi. Seorang istri yang dikirim musuh. Seorang yang bisa saja berbahaya… seperti kata Jin Hwa.
Tapi mengapa… melihat Raju tertidur seperti itu malah membuat dadanya nyeri?. Nyeri yang anehnya tidak bisa ia jelaskan.
Mobil melaju terus ke arah mansion. Jam sudah menunjukkan 01:52 ketika gerbang besi tinggi itu terbuka. Para penjaga membungkuk saat mobil melintas. Bahkan malam sangat dalam pun tak pernah menghentikan protokol keamanan keluarga Jang.
Beberapa lampu di mansion masih menyala. Para istri dan pendamping tidak tidur cepat. Rasa ingin tahu mereka sama tingginya dengan rasa takut mereka terhadap Ki Young.
Begitu mobil berhenti, Ki Young memandang Raju sebentar, masih tertidur tanpa sadar apa pun. Ia menarik napas, kemudian membuka pintu dan turun. Udara malam menusuk, tapi pikirannya justru terasa lebih panas.
Pintu sampingnya dibuka oleh Sekretaris Lee. Jang Ki Young tidak mendorong tubuh Rauu. Ia bahkan menyelipkan satu tangan di bawah lutut istrinya itu.
Sekretaris Lee terbelalak sedikit, jarang sekali Ki Young melakukan hal seperti ini. Sangat jarang, bahkan Sekretaris Oh yang melihatnya tidak berani berkomentar.
Ki Young mengangkat tubuh Raju, menggendongnya dengan stabil. Tubuh itu ringan, lebih ringan dari dugaan Ki Young, membuatnya mengerutkan kening sejenak. Ia sadar, Raju terlalu kurus untuk seseorang yang harus hidup dalam lingkungan penuh tekanan seperti mansion ini.
Saat Ki Young melangkah memasuki aula depan mansion, beberapa kepala langsung menoleh.
Choi Da Hee, yang berjalan bersama Baek Yu Mi dan Kang Eun Chae, berhenti dengan elegan. Ia melihat pemandangan itu dengan mata datar, tidak terkejut, tidak cemburu, namun jelas mencatat. Ia sudah lima tahun menjadi istri Ki Young, namun tak pernah sekalipun pria itu memperlakukannya seperti ini.
Min Seo Rin menutup mulutnya, nyaris menjatuhkan gelas minum yang ia pegang. “Omo…”
Han Eun Bi hampir saja berteriak, tapi Lee Sae Ra, pendamping baru itu cepat menutup mulutnya sambil melotot.
Im Seol La berjalan di belakang Ki Young, wajahnya tetap dingin, tapi jelas mempelajari reaksi semuanya.
Ki Young siaga. Ia menatap sekali satu persatu dengan tatapan peringatan. “Tidak ada komentar,” katanya datar dan sangat pelan, seolah berusaha menjaga nada suara agar tidak membangunkan wanita di pangkuan nya.
Semua terdiam.
Choi Da Hee menunduk sopan. “Selamat malam, Tuan Jang.” juga dengan begitu pelan hampir seperti berbisik
Ki Young tidak membalas. Ia melanjutkan langkah, naik ke lantai dua, menuju kamar Raju.
Pintu kamar terbuka perlahan, memperlihatkan ruangan hangat yang baru saja dibersihkan Nyonya Song, pengurus rumah tadi sore.
Ki Young menurunkan Raju perlahan ke tempat tidur. Ia membetulkan posisi selimut, kemudian berhenti, menatap wajah itu lagi.
Ada bekas merah kecil di pelipis Raju, mungkin karena terbentur jendela mobil sebelum ia tertidur. Ki Young mengangkat tangannya, ragu-ragu… berniat menyentuhnya sangat pelan.
“…Jangan membuatku merasa seperti ini,” gumamnya hampir tak terdengar.
Seolah jawabannya datang dari dirinya sendiri, pikirannya kembali memutar suara Jin Hwa.
‘Bom waktu itu sedang tidur di pangkuanmu, Tuan Jang.’
Ki Young menarik tangannya.Tatapannya kembali menjadi dingin, terlindungi dan terlatih.
Ia menatap Raju sekali terakhir, kemudian mematikan lampu samping.
Sebelum keluar, ia berkata pelan, lebih seperti sebuah peringatan kepada dirinya sendiri“…Besok, kau ikut bekerja denganku.”
Pintu menutup, Malam kembali sunyi. dan Raju tetap tertidur, tidak mengetahui bahwa hidupnya baru saja berubah… lagi.
Bersambung....