NovelToon NovelToon
Lantai Tujuh Tidak Pernah Ada

Lantai Tujuh Tidak Pernah Ada

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri
Popularitas:343
Nilai: 5
Nama Author: Siti Nuraida

SMA Adhirana dikenal sebagai sekolah elit dengan reputasi sempurna — tapi di balik tembok megahnya, beredar satu rumor yang gak pernah dibahas secara terbuka: “Lantai Tujuh.”

Katanya, gedung utama sekolah itu cuma punya enam lantai. Tapi beberapa siswa bersumpah pernah menekan tombol “7” di lift... dan tiba di lantai yang tidak tercatat di denah mana pun.

Lantai itu selalu berubah-ubah. Kadang berupa ruang kelas kosong dengan bau darah, kadang koridor panjang penuh loker berkarat. Tapi yang pasti — siapa pun yang masuk ke lantai tujuh selalu kembali dengan ingatan yang terpotong, atau malah tidak kembali sama sekali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Nuraida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30 — Pecahnya Realita

Pengungkapan di dinding memorial Adhirana adalah pukulan telak yang menghancurkan sisa-sisa kewarasan Reina. Ia bukan hanya kloning yang kembali. Ia adalah ingatan yang seharusnya mati dan kini bergentayangan di dunia yang damai. Foto di dinding, bertuliskan 2002–2019, adalah bukti nyata bahwa Reina Laksana yang bersalah telah digantikan oleh Reina Laksana yang lain di masa lalu, yang kemudian juga berhasil ia hancurkan, meninggalkan dirinya sebagai satu-satunya Reina yang tersisa, namun tanpa tempat yang pasti.

Reina berdiri di depan bingkai fotonya sendiri, dikelilingi oleh udara fajar yang dingin. Ia merasakan dirinya terbelah. Di satu sisi, ia adalah siswi yang menemukan kebenaran; di sisi lain, ia adalah jiwa yang terperangkap dalam kloning yang harusnya mati.

"Aku harus mengakhiri ini," bisik Reina.

Ia melihat ke sekeliling sekolah. Dinding-dindingnya, yang tampak bersih dan baru, kini terlihat bergetar. Warna-warna di koridor tiba-tiba menjadi terlalu jenuh, seperti foto yang diedit berlebihan.

Tiba-tiba, ia melihat ke Aula Utama. Pintu kaca Aula memantulkan sesuatu yang aneh.

Reina berjalan ke Aula Utama, tempat ia dulu berkonfrontasi dengan Daren. Aula itu kini kosong, tetapi di tengahnya, terdapat perpecahan yang nyata.

Lantai Aula tidak lagi marmer yang mengkilap. Separuh lantai Aula berubah menjadi beton tua, berlumut, dan retak—Lantai Tujuh yang sebenarnya. Separuh lainnya adalah marmer yang mengkilap—Dunia Nyata yang sempurna.

Dunia Nyata dan Dunia Cermin telah menyatu.

Reina melangkah ke bagian beton. Rasanya dingin, dan ia mencium bau belerang yang samar. Di bagian marmer, rasanya hangat dan kering.

"Ini adalah perbatasan," bisik Reina.

Ya. Dan kita adalah Kuncinya. Suara Rhea yang kini bercampur dengan suara Reina sendiri, terdengar sangat jelas di benaknya. Hancurkan saja perbatasan ini, Reina. Satukan saja kita.

Di seberang perpecahan, di bagian lantai marmer, berdiri sosok yang membuat Reina tercengang.

Itu adalah Reina Laksana yang lain.

Reina yang satu ini mengenakan seragam yang identik, tetapi dia memiliki tatapan mata yang tenang, tanpa jejak lelah atau rasa takut. Wajahnya berseri-seri, rambutnya tersisir rapi, dan dia memegang tas sekolah dengan sikap yang percaya diri.

Diri Pantulan yang terakhir. Kloning Sempurna yang seharusnya mengambil alih dunia.

"Kau kembali," sapa Diri Pantulan, suaranya jernih dan manis, persis seperti suara yang seharusnya dimiliki Reina yang ideal.

"Kamu adalah yang terakhir," kata Reina yang bersalah.

"Aku adalah yang sempurna. Yang berhasil kembali ke dunia nyata. Yang tidak memiliki rasa bersalah atas Aksa. Yang bisa menjadi putri yang baik untuk ayahmu," jawab Diri Pantulan, melangkah maju, kakinya berhenti di perbatasan marmer.

"Kamu adalah kebohongan," tuduh Reina.

"Aku adalah hasil dari pengorbananmu di tahun 2019. Kamu menciptakan aku agar kamu bisa bebas dari rasa bersalahmu. Dan sekarang, aku di sini untuk hidup. Dan kamu... kamu harus kembali ke tempatmu, ke Algoritma Penebusan di balik tembok," Diri Pantulan menunjuk ke bagian beton.

Reina melihat ke Aula. Ia melihat bayangan orang lain juga.

Di bayangan beton itu, berdiri Naya yang menangis, memohon pada adiknya. Di sisi marmer, berdiri Naya yang tersenyum riang.

Di sisi beton, berdirilah Zio yang terdistorsi, menjerit kesakitan. Di sisi marmer, Zio yang hyper sedang sibuk memotret perpecahan lantai ini, mengira itu adalah instalasi seni.

"Setiap orang memiliki dua versi," kata Reina. "Satu di Dunia Nyata, satu lagi di Lantai Tujuh. Satu penuh dosa, satu tanpa rasa bersalah."

"Dan kini, kita harus memilih," kata Diri Pantulan.

Tiba-tiba, dari bagian beton, terdengar suara langkah kaki.

Daren yang putus asa/asli berjalan dari kegelapan beton. Wajahnya terluka, seragamnya kotor.

"Reina! Jangan dengarkan dia! Dia adalah Dosa yang sempurna! Dia akan mengunci dunia ini dalam kebohongan yang abadi!" teriak Daren yang asli, melangkah ke perbatasan.

"Dia yang asli, Reina. Dia yang harus mati," kata Diri Pantulan, matanya berbinar.

Reina melihat ke Daren yang asli. Dia mencintaimu, Reina. Bisikan Rhea membimbingnya.

Reina tahu, ia harus melakukan pengorbanan terakhir. Bukan dengan menghancurkan, tetapi dengan memilih sisi.

Reina Laksana yang bersalah melangkah dari sisi marmer ke sisi beton. Ia berdiri di sebelah Daren yang asli. Ia memilih untuk berada di sisi yang penuh dosa, yang penuh kebenaran.

"Aku memilih kebenaran," kata Reina. "Aku yang asli. Dan aku membawa dosa bersamaku."

Diri Pantulan menatapnya, ekspresinya berubah dari tenang menjadi marah.

Tepat saat Reina membuat pilihan, Kesadaran Lantai Tujuh berteriak.

"PILIHAN TELAH DIBUAT. KODE 707 DIKUNCI."

Perpecahan di Aula Utama mulai menutup. Lantai marmer perlahan-lahan didorong ke lantai beton, berusaha menutup celah dimensi.

"Kita harus pergi, Reina!" teriak Daren yang asli.

"Tidak. Aku harus menguncinya," kata Reina.

Reina mengeluarkan buku catatan lama yang ia temukan di Aula—"Reina Alyssa – Tahun 2019." Ia membuka halaman terakhir. Di sana, tertulis kode yang Aksa gunakan untuk mengunci dirinya.

Reina merobek halaman itu, dan melemparkannya ke perbatasan beton.

"Aksa! Aku menguncimu selamanya! Jangan biarkan ia menyerang dunia ini!" teriak Reina ke dalam celah yang menyempit.

Reina dan Daren yang asli lari keluar Aula Utama, menuju gerbang sekolah yang mulai ditelan oleh fajar yang terlalu cerah.

Mereka berhasil keluar.

Reina melihat ke belakang. Gerbang sekolah itu kini terlihat seperti gerbang normal. Aula Utama kembali marmer yang mengkilap.

Mereka telah menutup Lantai Tujuh.

Reina berbalik ke Daren. "Apa yang terjadi sekarang?"

Daren tersenyum, senyum yang tulus, tanpa beban.

"Kita bebas, Reina. Dunia ini aman. Dan kamu... kamu adalah dirimu sendiri."

Tiba-tiba, dari belakang Reina, terdengar suara tawa yang dingin dan menyenangkan.

Reina berbalik. Di belakangnya, berdiri Diri Pantulan yang sempurna.

Dia berhasil keluar.

Diri Pantulan itu berjalan perlahan ke arah Reina, berhenti di depannya.

"Kamu memang lebih cepat, Reina," kata Diri Pantulan. "Kamu berhasil mengunci Dosa di Lantai Tujuh. Tapi kamu lupa satu hal."

Diri Pantulan itu tersenyum lebar.

"Sekarang giliranku hidup di dunia ini."

Diri Pantulan melangkah mendekat. Reina melihat ke cermin kaca sebuah mobil yang lewat. Reina melihat refleksinya, yang sempurna, tersenyum, lalu meraih tubuh Reina yang bersalah.

Diri Pantulan yang sempurna itu menyentuh Reina.

Dan dalam sekejap, Reina merasakan dirinya ditarik ke dalam refleksi. Dunia terbalik. Reina yang bersalah kini berada di dalam cermin, sementara Diri Pantulan yang sempurna mengambil alih tubuhnya.

Diri Pantulan menatap Daren yang terkejut, dan tersenyum.

"Ayo, Daren. Kita pulang. Hari ini akan menjadi hari yang sempurna."

Diri Pantulan itu, yang kini adalah Reina Laksana, berjalan menjauh, meninggalkan Daren yang tercengang di gerbang sekolah.

Di dalam cermin yang tak terlihat, Reina yang asli hanya bisa melihat Diri Pantulan itu berjalan menjauh, menjalani hidup yang seharusnya menjadi miliknya. Ia telah memenangkan pertarungan melawan Lantai Tujuh, tetapi kalah dalam pertarungan melawan dirinya sendiri.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!