NovelToon NovelToon
Marcelline Hart

Marcelline Hart

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Wanita Karir / Keluarga / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Putri asli/palsu
Popularitas:595
Nilai: 5
Nama Author: S.Lintang

Dia.. anak, Kakak, saudara dan kekasih yang keras, tegas dengan tatapannya yang menusuk. Perubahan ekspresi dapat ia mainkan dengan lihai. Marcelline.. pengendali segalanya!

Dan.. terlalu banyak benang merah yang saling menyatu di sini.
Happy reading 🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S.Lintang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

30. -

"Renandra gila!" ketus Marcelline setelah bangun di jam 2 siang ini.

Aryasena benar-benar menyiksa dirinya di ranjang sampai jam 4 subuh hari ini.

"Kita berdua gila, kalau tidak mana mungkin berjodoh," ucap Arya memeluk erat tubuh Marcelline.

"Setuju menikah denganmu juga terpaksa."

"Ya terserah padamu."

Marcelline memainkan rambut tebal Aryasena. "Ren."

"Hm."

"Apa kali ini akan beruntung?" tanya Marcelline sedikit serak menahan tangis.

"Aku tidak tau," jawab Arya masih pada posisi yang sama dan masih dengan mata terpejam.

"Kebanyakan orang, setelah menikah, sebulan atau dua bulan pasti akan hamil dan mendapatkan anak. Kenapa aku tidak? Apa aku sakit?"

"Mulut mu itu bisa kalau bicara jangan seperti itu? Bibir sudah bengkak seperti itu tidak takut aku buat semakin bengkak?" tanya Arya sinis.

"Aku hanya mengatakan apa yang aku rasa," ujar Marcelline pelan.

"Kamu tidak sakit, kita berdua sehat. Tuhan yang belum menitipkan itu, Tuhan juga tau aku masih sibuk belum bisa stay bersamamu."

"Tapi aku ingin memiliki anak," lirih Marcelline.

Aryasena bangun, ia duduk dan bersandar, membuat Marcelline juga duduk menatap suaminya.

"Anak kita akan segera hadir di sini, tapi harus sabar." Aryasena mengelus perut itu.

"Kalau seandainya.. setelah ini aku hamil, bagaimana?" tanya Marcelline menatap Arya.

"Bagus, bukankah itu yang kita mau?"

Marcelline mengangguk. "Dan kamu pasti akan meninggalkan pekerjaan mu dan menghabiskan waktu bersamaku dan calon bayi kita kan?"

"Maybe."

"Selalu. Setelah membuat bahagia sedikit akan langsung di beri kepedihan. Kau tidak menyayangi ku lagi?!"

Aryasena tidak menjawab, ia turun dari ranjang lalu menggendong Marcelline masuk ke dalam kamar mandi. Dan di sana terjadi lagi, wkwk.

Hingga 2 jam kemudian barulah Aryasena keluar dari kamar, saat di luar, sebelum melanjutkan langkah kakinya lagi, Arya menyalakan batang rokoknya lebih dulu. Baru setelah itu ia melangkah.

Saat di bawah, Arya bertemu dengan Azri yang langsung melihat arlojinya.

"Kakak baik-baik aja kan, Bang?" tanyanya langsung, menatap Arya penasaran.

"Bawakan makanan ke kamarnya," perintah Arya tanpa menjawab pertanyaan Azri.

"Abang mau kemana?" tanya Azri bingung.

"Mengurus sesuatu," jawab Arya dan pergi tanpa bicara lagi.

Azri bingung, tapi ia segera ke dapur dan mengambilkan makanan untuk sang Kakak, tidak lupa ia juga membuatkan susu hangat untuk Marcelline, buatannya sendiri tanpa bantuan maid.

"Kakak, ini Azri."

Azri tidak bisa mengetuk pintunya karena tangannya penuh memegang nampan berisi nasi, nila goreng, sup ayam dan susu hangat.

"Masuk," sahut Marcelline dari dalam yang masih duduk di ranjang dengan selimutnya sambil memeriksa berkas melalui email yang di kirim dari kantor.

Azri masuk ke dalam dan meletakkan nampan itu di meja, mengambil alih laptop Marcelline.

"Udah, isi dulu perutnya," titah Azri lembut.

"Arya mana?" tanya Marcelline.

"Keluar, mengurus sesuatu katanya, tidak tau apa," sahut Azri sambil meniup sup ayam yang masih sedikit panas, lalu menyuapi Marcelline.

"Ayah, Bunda?"

"Mereka pergi ke kediaman Jefferson," jawab Azri.

"Kamu tidak mendampingi mereka?"

"Malas. Bang Delan yang ikut."

"Dia...."

"Dia milik Abang sekarang, Kakak tidak bisa membantah suami sendiri kan? Lagian Bang Delan nggak seharusnya Kakak berhenti kan. Yang namanya hati itu kita nggak tau Kak, emang dia bisa ngeramal dia bakal jatuh cinta sama Nona Muda nya sendiri? Kan enggak," ucap Azri panjang lebar masih dengan menyuapi sang Kakak.

"Dia dan Lea tidak setara, Dek. Aku membawanya untuk mengabdi di keluarga ini, bukan untuk menjadikan dia bagian dari keluarga," kata Marcelline tetap pada penilaiannya sendiri.

"Kalau Adek bahagia dengan itu kenapa enggak, Kak? Masa iya kita yang buat Adek patah hati?"

Marcelline diam.

1
Carlos Vazquez Hernandez
Cocok di hati nih.
Anrai Dela Cruz
Keren deh ceritanya, thor mesti terus bikin cerita seru kayak gini!
Asher_Sanou3u
Duh, hati jadi bahagia setelah selesai baca karya ini!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!