Dendam bisa menjadi motivasi untuk bangkit, namun harus di sertai dengan kebijakan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sky Long, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
"Aku menyerah!"
Yu Lang yang melihat Xi Wang terluka parah oleh satu serangan sederhana Fang Yuan. Meskipun itu sedikit pengecut, dia segera menyerah karena merasa tidak memiliki peluang untuk menang.
Melihat adegan ini, Cai Yan tersenyum senang dan diam-diam berkata dalam hatinya, "Hehehe, Fang Yuan ini meskipun hanya di Alam Inti Emas namun dia sangat kuat. Mungkin dengannya, aku bisa kembali ke Klan lebih cepat."
Berpikir seperti itu, dia segera berdiri dan berkata, "Karena Yu Lang sudah menyerah dan Xi Wang sudah tidak memiliki kemampuan untuk bertarung maka Fang Yuan adalah pemenangnya. Dengan ini, aku sebagai Kepala Paviliun Bulan menyatakan bahwa Fang Yuan yang akan mewakili Cabang Paviliun Kota Benteng untuk mengikuti kompetisi di ibu kota. Dan aku jugan ingin mengumumkan bahwa Fang Yuan telah menjadi tetua tamu Paviliun Bulan!"
"Fang Yuan, kamu harus membayar harga karena telah memutuskan masa depan anakku!" Patriak Xi berdiri dan dengan aura kuat di tubuhnya dan bersiap menyerang Fang Yuan.
Namun, Patriak Yu dengan transmisi suara buru-buru mengingatkan Xi Meng, "Xi Meng, lebih baik jangan mencari masalah dengan anak ini. Aku menduga bahwa kehancuran Klan Yun berkaitan dengan anak ini."
Mendengar perkataan Patriak Yu melalui transmisi suara, Xi Meng segera sadar dan menarik kembali auranya. Dia menatap putranya dengan ekspresi sedih dan dengan tubuh lemah, dia mengangkat putra dan berjalan pergi.
"Tunggu!" Fang Yuan melambaikan tangannya dan dan sebuah botol giok muncul di tangannya. Dia melemparkan botol giok itu kearah Patriak Xi dan berkata, "Berikan pil itu padanya."
Jika saja Patriak Xi menyerangnya barusan, mungkin Fang Yuan tidak keberatan untuk memusnahkan Klan Xi lagi. Namun karena Patriak Xi tidak menyerang, Fang Yuan bermurah hati dan memberikan pil itu.
Dari awal dia dengan Xi Wang sebenarnya tidak memiliki konflik apa pun. Meskipun Xi Wang sedikit sombong, namun siapa yang tidak akan sombong di masa mudanya? Fang Yuan mengerti hal itu dengan baik sehingga dia membatu ayah dan anak itu.
Patriak Xi menangkap botol giok itu dan dengan cepat membukanya dan melihat sebuah pil di dalam botol giok itu. Tanpa memperhatikan pil itu, dia segera memasukannya kedalam mulut Xi Wang.
Cai Yan yang menyaksikan itu sedikit mengerutkan kening dan berpikir di dalam hatinya, " Pil apa itu, mengapa tidak ada aroma sama sekali? Mungkinkah itu Pil Kelas Unggul sembilan garis?"
Tepat setelah obat itu memasuki mulut Xi Wang, itu langsung meleleh dan energi obat yang kuat segera menyebar keseluruh tubuhnya dan memperbaiki semua organ yang rusak.
Sangat cepat, cedera Xi Wang di sembuhkan. Melihat itu, Patriak Xi tidak bisa menahan kegembiraannya. Dia menatap Fang Yuan dengan tatapan penuh rasa terimakasih dan berkata, "Anak muda terimakasih. Aku sebagai Ayah Xi Wang meminta maaf atas sifat sombong anakku."
Fang Yuan mengangguk santai dan berkata, "Tidak perlu berterimakasih. Lagi pula dari awal aku dan Xi Wang tidak memiliki dendam. Bawa dia kembali dan bantu dia untuk mencerna energi dari pil itu, mungkin dia akan mendapatkan sesuatu yang tak terduga."
Berkata seperti itu Fang Yuan melompat turun dari arena dan berjalan kearah Cai Yan dan yang lainnya.
"Pil apa itu, mengapa tidak ada aroma dari pil itu?" Fang Yuan bahkan belum tiba di depan mereka ketika Cai Yan bertanya dengan rasa ingin tahu.
"Pil Embun! Itu adalah Pil Kelas Unggul yang aku murnikan." kata Fang Yuan dengan acuh tak acuh.
"Pil Embun, bukannya resep pil itu sudah hilang?" Cai Yan sangat terkejut ketika mendengar nama Pil Embun. Yang di tahu, resep pil ini sudah menghilang dan tidak pernah muncul lagi.
"Jangan banyak tanya, sediakan sebuah ruangan latihan untukku, aku ingin berlatih. Kalau tidak ada hal mendesak, jangan mengangguku!" Kata Fang Yuan.
"Kakak Mei, antar dia ke ruang kultivasiku!" Cai Yan mengangguk dan menyuruh Li Mei untuk mengantar Fang Yuan ke ruang kultivasi pribadinya.
"Ikuti aku!" Li Mei mengangguk dan membawa Fang Yuan dan Hou Tua keruang kultivasi.
Beberapa saat kemudian, mereka tiba di sebuah ruang kultivasi yang cukup elegan. Energi spiritual di dalam ruangan ini lebih tebal dari tempat lain.
Namun, energi spritual di sini jika di bandingkan dengan energi Spiritual di dalam cincin penyimpanan perbedaannya seperti langit dan bumi.
Setelah mengantarkan Fang Yuan dan Hou Tua, Li Mei segera pergi dari sana karena tidak ingin mengganggu kultivasi Fang Yuan.
"Hou Tua, tetap di sini sebentar!" Setelah tiba di ruang kultivasi, Fang Yuan membawa Hou Tua masuk. Setelah tiba di dalam dan menutup pintu ruang kultivasi, Fang Yuan berkata, "Hou Tua jangan melawan, aku akan membawamu kesuatu tempat."
Tanpa menunggu jawaban Hou Tua, Fang Yuan membungkus Hou Tua dengan kekuatan jiwanya dan membawanya masuk kedalam Pagoda Sembilan Langit.
Segera, mereka berdua muncul di lantai dua Pagoda 9 Langit. Ketika mereka tiba, waktu di sini masih pagi hari dan energi spiritual yang melimpah menerpa tubuh mereka.
"Bibi Xue!" Melihat Dewi Xue yang sedang merawat tanaman obat, Fang Yuan menghampirinya dengan senyum lebar.
Jika di orang di alam atas melihat adegan ini, mereka mungkin akan merasa tidak percaya. Bagaimana tidak? Dewi Es yang terkenal dingin dan tanpa perasaan sebenarnya dengan suka rela merawat kebun herbal milik seorang bocah kecil! Hal ini sangat tidak bisa di percaya.
Berbeda dengan Fang Yuan yang dengan santai menghampiri Dewi Xue dengan senyum lebar, Hou Tua saat ini berdiri dengan kaku di tempat. Seluru bulu di tubuhnya berdiri tegak seola-olah ingin melompat pergi dari tubuhnya.
Tepat pada saat ini, Dewi Xue menoleh kearah Hou Tua. Dengan senyum manis, Dewi Xue berkata, "Kera Kecil, kita bertemu lagi!"
Mungkin bagi orang lain, itu adalah senyum yang sangat manis. Namun bagi Hou Tua, itu seperti senyum Iblis Wanita yang berdarah dingin.
Mendengar perkataan Dewi Xue, keringat dingin segera muncul di seluruh tubuh Hou Tua. Dengan senyum yang di paksakan, dia berkata dengan gugup, "Ahahaha, iya, iya. Kita bertemu lagi."
Jika ini adalah dunia luar mungkin Hou Tua sudah melarikan diri secepat mungkin. Namun di dalam sini dia tidak bisa keluar tanpa persetujuan Fang Yuan sehingga dia hanya bisa berdiri dengan gugup di sana.
Melihat ekpresi ketakutan dari Hou Tua, Fang Yuan segera memikirkan sebuah ide buruk. Dia menatap Hou Tua dengan senyum main-main dan berkata, "Hou Tua, bukankan kamu ingin membuatkan sebuah puisi untuk Bibi Xue, mengapa kamu diam?"
Mendengar perkataan tiba-tiba Fang Yuan, Hou Tua merasa seolah-olah Raja Yama saat ini sedang berdiri di depannya. Dia menatap Fang Yuan dengan putus asa dan berkata, "Bocah Nakal, setidaknya aku ini Paman Gurumu, mengapa menjebakku seperti ini!"
"Oh!" Dewi Xue menatap Hou Tua dengan dingin dan berkata, "Aku tidak menyangka Kera Kecil sepertimu bisa membuat puisi. Ayo, aku ingin mendengarkan puisimu!"