Ziora Tasya Olyne adalah anak yatim piatu, dan sekarang dia tinggal bersama neneknya di kontrakan...
"Nenek, Ziora sudah siap untuk men.... " ucapan Ziora terhenti saat melihat tangannya neneknya yang penuh dengan darah.
Ziora pun berlari mendekati neneknya dan dia sangat khawatir, Ziora juga menyayangi neneknya seperti orang tuanya yang sudah tiada.
"Nek, kenapa tangan nenek banyak darah?" tanya Ziora.
"Ini hanya pewarna makanan, Ziora." jawab nenek Maya.
Uhuk!
Tiba-tiba saja nenek Maya berbatuk, dan setetes darah segar menodai bibirnya yang keriput.
"Nek, kita pergi ke rumah sakit sekarang." ucap Ziora berkaca-kaca.
"Ziora, nenek tidak apa apa." jawab nenek Maya berusaha tidak membuat Ziora khawatir.
"Aku mohon nek, Ziora tidak mau kehilangan nenek... hiks." ucap Ziora di selak tangisnya.
Tok! Tok! Tok!
-------------------------------
SETIAP AUTHOR YANG MENULIS NOVEL PENYEMANGAT MEREKA HANYA DUKUNGAN KALIAN... JADI SEMOGA KALIAN MENYUKAI JUGA NOVEL INI...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ᴀᴜᴛʜᴏʀ_ʀᴀʙʙɪᴛ¹⁸, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
"Tapi kado sebanyak ini tidak bisa di bawa ke Indonesia." ucap Gisel yang melihat kado yang ada di hadapannya.
"Nak Gisel kamu tidak perlu khawatir tentang kado ini, nanti kado ini akan di bawa oleh helikopter." ucap bunda Serli.
"Helikopter?" tanya Gisel.
"Iya ibu, kata kakek tidak apa apa membawa kado sebanyak ini. kakek akan menyuruh seseorang untuk membawa kado ini." jawab Vino.
Gisel pun melihat ke ayah Jovan dan dia pun menundukkan kepalanya.
"Maaf merepotkan paman Jovan." ucap Gisel.
"Tidak apa apa nak, ini juga permintaan Vino saat dia membantu saya mengerjakan sesuatu dan dia bisa menyelesaikannya." jawab ayah Jovan dan mengusap kepala Vino.
"Kamu berhasil mendidik putramu sampai cerdas, nak Gisel." ucap bunda Serli.
"Tapi dia juga dingin, bunda." jawab Lena.
"Bibi Lena." ucap Vino dengan nada dingin dan menatap tajam ke arah Lena.
Lena pun melihat Vino yang sedang berada di samping ayah dan dia pun melihat tatapan Vino membuat Lena cengengesan.
"Hehehe, ma-maksud bibi kamu itu anak yang tidak dingin." ucap Lena cengengesan.
"Permisi, nyonya, tuan, nona. Sarapan siang udah siap." ucap bibik Mina.
"Ayo kita pergi makan terlebih dulu, sebelum kita mengantar Gisel dan cucu kesayangan nenek." ucap bunda Serli yang menggendong langsung Vino.
"Nenek, aku bukan lagi anak kecil. Aku tidak mau lagi di gendong." jawab Vino.
"Baiklah baiklah, nenek akan menurunkanmu." ucap bunda Serli.
Bunda Serli pun menurunkan Vino dan Vino pun berjalan menuju ke ruang makan, sedangkan Gisel mendekati bunda Serli.
"Gisel, putra kamu sungguh sudah dewasa." ucap bunda Serli.
"Iya tante, Vino adalah anak sangat nurut." jawab Gisel.
Mereka berdua pun berbincang bincang sambil berjalan menuju ke ruang makan dan di ikuti oleh ayah Jovan begitu pun Lena, disaat mereka sudah sampai di ruang makan. Mereka pun melihat Vino yang sedang duduk sambil menunggu.
Skip selesai makan mereka pun langsung berjalan menuju ke ruang keluarga, sedangkan Gisel berjalan menuju ke kamar untuk bersiap siap.
"Apa bibi Lena akan ikut ke Indonesia?" tanya Vino.
"Bibi pasti tau, jika Vino tidak tega meninggalkan bibi-kan?" tanya Lena.
"Aku hanya tidak tega meninggalkan nenek dan kakek." jawab Vino.
"Vino! kenapa kamu terlalu jujur anak ganteng yang super cool berhati dingin." batin Lena.
Dret! Dret! Dret!
Tiba tiba saja ponsel Lena berbunyi dan dia pun melihat ponselnya, jika sahabatnya menelponnya.
"Ayah, bunda. Aku angkat telpon dulu." ucap Lena.
Lena pun berjalan menuju ke kamarnya dan meninggalkan Vino, nenek dan Kakek yang sedang berada di ruang tamu. Tak lama kemudian Gisel pun berjalan mendekati mereka sambil membawa dua koper besar.
"Vino, ini jam tangan handphone untuk kamu." ucap ayah Jovan dan dia pun memperlihatkan sebuah jam handphone berwarna biru, dia pun memakaikan jam itu kepada lengan tangan Vino.
"Terimakasih kek, nanti Vino akan menelpon kakek." jawab Vino.
Setelah selesai memasang jam tangan, mereka pun mengantar Gisel untuk pergi ke bandara.
...----------------...
Sesampainya di bandara, Gisel dan Vino pun berjalan keluar dari mobil begitu pun Lena, ibu Serli dan ayah Jovan. bunda Serli pun mendekati Gisel.
"Nak Gisel, apa kamu akan kembali kesini lagi?" tanya bunda Serli.
Bersambung....
...----------------...
Dukungan kalian adalah penyemangat untuk setiap author yang menulis novel....
Tinggalkan jejak kalian🙏
➩ LIKE
➩ KOMENTAR
➩ VOTE
➩ SUBSCRIBE
➩BANTU FOLLOW JUGA YAA
kalau di anime 😭🤣