Bukan Sekedar Murid Biasa

Hari ini, hari dimana Ethan akan memberi suprise pada Indah. Ya, mengajak Indah ke tempat rahasia adalah rencananya. Indah lupa bahwa Ethan pernah mengatakan akan mengajaknya bertemu Ayah Bunda beberapa hari lalu.

"Kita mau kemana sih Mas?" Ucap Indah. Saat ini, di pagi yang cerah ini, mereka sudah terduduk di ruang tunggu bandara.

"Ada dehh. Jangan kepo ya Bu cantik!" Ucap Ethan menggombal di susul mencubit pucuk hidung si wanita.

"Halah gombal! Pasti kamu gini juga ke mantanmu. Dasar buaya." Indah melipat tangannya ke dada. Lalu memalingkan tubuhnya dari Ethan.

"Eh.. Aku.. Kalau Aku bilang mantanku cuman satu.. Sayang percaya gak?" Suasana di antara mereka seketika hening. Indah tentu saja tidak percaya dengan wajah tampan seperti Ethan ini, rasanya sangat langka jika hanya memiliki 1 mantan.

"Mana mungkin sih. Gak percaya aku." Ucapnya masih tidak mau menatap Ethan.

"Duarius aku Sayang! Tanya Mama deh. Aku tuh pernah di selingkuhin sama dia. Makanya aku trauma buat jatuh cinta lagi. Tapi kehadiranmu membuat traumaku sembuh perlahan. Entah kenapa?" Jujur–jujuran saja lah ya. Banyak fakta di lapangan seperti itu. Termasuk author sendiri lagi di fase itu.

Eh sowyy malah curhat 🤭

Pemanggilan pesawat dari speaker, mengisyaratkan pemberangkatan akan di mulai 10 menit lagi. Semua penumpang pesawat xxx harus mulai bersiap–siap masuk ke dalam pesawat.

"Lanjut di pesawat aja yuk Mas." Kata Indah sembari menarik kopernya.

"Yuk!" Ethan mempercepat langkahnya menyusul Indah. Dan dengan satu tarikan menarik koper hijau sage milik Indah.

"Ih, Mas!"

"Biar aku ajaa yang bawa!" Keduanya tertawa riang bak anak kecil. Tidak menghiraukan tatapan orang sekitar pada mereka. Biarlah hal ini, menjadi kenangan indah yang pernah mereka lalui.

***

"Sayang. Bangun yuk. Udah sampe!" Suara maskulin menyapa lembut di telinga Indah. Suara yang membuatnya aman dan tenang. Ya, Ethan.

"Eungh? Udah sampe? Hmm iya." Mereka beranjak mengambil bawaan, lalu pergi meninggalkan pesawat.

𝙎𝙞𝙣𝙜𝙖𝙥𝙤𝙧𝙚 𝘾𝙝𝙖𝙣𝙜𝙞 𝘼𝙞𝙧𝙥𝙤𝙧𝙩

"M–mas.. Kita.." Indah tak sanggup menanyakan hal yang sedang ia tanyakan dalam pikirannya. Takutnya, dia kepedean.

"Iyaa Sayang. Di RS XXX kan?" Ethan tau perasaan Indah saat ini. Ethan dengan lembut merangkul bahu Indah untuk menenggelamkan wajah cantiknya di dadanya. Di elusnya dengan lembut kepala Indah. Sampai Ethan merasa, dadanya basah karna tangisan Indah.

"Cup cup cup.. Utututu.. Cayang kangen yah sama Ayah Bunda? Ayo kita kesana yuk! Tapi nanti ya, habis makan siang. Oke?" Ucap Ethan. Tidak berhenti memberi kenyamanan untuk Indah. Biarlah bajunya basah. Asalkan hati dan pikiran Indah bisa tenang.

Indah hanya mengangguk. Kemudian mengeluarkan cairan hidungnya pada kemeja Ethan. Melihat itu, Ethan tidak kesal. Gemes rasanya melihat wajah sembab wanitanya.

"Sudah lega? Mau apa sekarang? Langsung makan, apa istirahat dulu?" Begitu sayangnya Ethan pada Indah. Dia berusaha membahagiakan Indah dengan apa yang Indah mau. Begitulah cinta yang tulus.

"Maem aja bole?" Ucap Indah dengan mata berkaca dan intonasi yang melemah. Sungguh, Indah harap Ethan tidak akan pernah berubah.

"Bole dong Sayang. Yuk, mau apa?" Ethan menggandeng tangan Indah. Mereka keluar dari bandara, menuju ke mall terbesar di kota itu.

...****************...

Cinta yang tulus bukanlah tentang menemukan seseorang yang menerima kita apa adanya, tapi tentang bagaimana kita berjuang membuatnya bahagia.

–Alfathania.