NovelToon NovelToon
TANGAN IBLIS HATI MALAIKAT

TANGAN IBLIS HATI MALAIKAT

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Balas Dendam / Raja Tentara/Dewa Perang / Ahli Bela Diri Kuno
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Dhamar Sewu

Jiang Hao adalah pendekar jenius yang memiliki tangan kanan beracun yang bisa menghancurkan lawan hanya dengan satu sentuhan. Setelah dihianati oleh sektenya sendiri, ia kehilangan segalanya dan dianggap sebagai iblis oleh dunia persilatan. Dalam kejatuhannya, ia bertemu seorang gadis buta yang melihat kebaikan dalam dirinya dan mengajarkan arti belas kasih. Namun, musuh-musuh lamanya tidak akan membiarkannya hidup damai. Jiang Hao pun harus memilih: apakah ia akan menjadi iblis yang menghancurkan dunia persilatan atau pahlawan yang menyelamatkannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhamar Sewu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pengorbanan Sang Takhta

Jiang Hao menatap tajam pada tangan kanannya yang bergetar, seolah menolak untuk terpisah. Energi yang mengalir di dalamnya begitu kuat, namun kini terasa seperti beban yang tak bisa lagi ditanggung. Tangannya itu bukan sekadar kekuatan, melainkan simbol dari pengorbanan dan perjanjian lama yang terus menghantui hidupnya.

Ying’er berteriak dari kejauhan, “Jangan! Jika kau lakukan itu, kau akan kehilangan semua kekuatanmu! Kita tak akan bisa melawan mereka!”

Namun, Jiang Hao sudah terlanjur berdiri tegap, pedang di tangannya berkilau dengan cahaya dingin yang menyentuh hati. Dia merasakan setiap helai energi yang mengalir ke dalam dirinya berjuang keras untuk tetap bersatu dengan tangan kanan itu. Tapi kini, tekadnya lebih kuat dari segala kekuatan yang mengikatnya.

“Jika aku harus kehilangan kekuatanku untuk menghentikan semuanya, maka itu adalah harga yang harus dibayar,” gumamnya pelan, suaranya tegas meski penuh kepedihan.

Mu Lei tertawa pelan, suaranya menggema dalam udara yang semakin dipenuhi oleh energi suram. “Jadi kau memilih jalan pengorbanan, Jiang Hao? Jangan terlalu percaya diri. Walaupun kau memutuskan hubunganmu dengan tangan kanan itu, kau takkan mampu menghentikan apa yang telah dimulai. Dunia baru ini… sudah berjalan.”

Jiang Hao mengangkat pedangnya tinggi, tatapannya tak bergeming. Setiap helai rambut di tubuhnya berdiri tegak karena energi yang memuncak. Tangan kanannya berdenyut hebat, seakan meronta, dan suara mengerikan bergema di telinganya.

“Perjanjian darah ini harus berakhir,” desisnya, matanya menyala dengan tekad yang tak bisa dipadamkan.

Dengan satu gerakan cepat, pedangnya menebas ke arah tangan kanannya. Dalam sekejap, tangan itu terputus, jatuh ke tanah dengan suara bergemuruh yang mengguncang langit.

Namun, alih-alih merasa lega, Jiang Hao merasakan sesuatu yang lebih buruk. Darah hitam mengalir deras dari tubuhnya, dan seketika itu juga, rasa sakit luar biasa menjalari seluruh tubuhnya. Tidak hanya kehilangan kekuatan, ia merasa jiwanya seperti diremas dan ditarik keluar dari tubuhnya. Ada sesuatu yang lebih besar sedang terjadi—sesuatu yang tidak dapat ia kendalikan.

Ying’er berlari ke arahnya, wajahnya penuh kecemasan. “Jiang Hao! Kau baik-baik saja?!”

Jiang Hao merasakan kekuatannya menghilang, tapi ada sesuatu yang lebih penting yang mulai terungkap. Keberadaan tangan kanannya tidak hanya untuk memberi kekuatan, tapi juga untuk menjaga keseimbangan dalam dirinya. Tanpa tangan itu, dirinya yang sebenarnya mulai bangkit kembali—sebuah jiwa yang terikat dengan sejarah kelam.

Mu Lei berhenti tertawa dan menatap dengan pandangan penuh kebencian. “Kau tak mengerti, Jiang Hao. Kau hanya menyelesaikan bagian dari perjanjian ini, tapi aku masih memegang kunci akhir dari dunia baru. Dunia yang sudah aku bentuk dari darah dan kegelapan.”

Dengan gerakan cepat, Mu Lei mengangkat tangan, dan gelombang energi hitam ungu meledak ke arah mereka. Sementara itu, gerbang yang terbuka semakin lebar, dan arwah-arwah kuno mulai berkerumun, bergerak dengan kecepatan yang tak dapat dibendung.

Ying’er berteriak, “Aku takkan membiarkanmu!” dan dengan keberanian luar biasa, ia memetik kecapinya sekali lagi. Kali ini, nadanya lebih dalam dan kuat, membangkitkan kekuatan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

Namun, Jiang Hao meraih lengan Ying’er dengan lemah, menahan gerakan kecapi itu. “Jangan. Kau tak bisa menghentikannya dengan melodi itu. Aku yang harus menanggung semuanya.”

Di matanya terlihat keraguan, tapi ia tak bisa membiarkan Ying’er terjebak dalam pertarungan ini. Ia tahu bahwa hanya ada satu cara untuk mengakhiri semuanya. Dengan kekuatan yang telah hilang, ia harus menghadapinya sendirian.

“Ini adalah takdirku,” kata Jiang Hao, hampir berbisik. “Tak ada lagi jalan kembali.”

Dengan sekuat tenaga, ia menarik sebuah kristal kecil dari saku bajunya—sebuah kristal yang ia simpan selama bertahun-tahun sebagai jimat pelindung. Saat kristal itu bersentuhan dengan darah hitam yang mengalir dari tubuhnya, sebuah ledakan kekuatan yang mengerikan terjadi.

Mu Lei terkejut dan mundur selangkah. “Apa ini? Bagaimana bisa—”

Namun, sudah terlambat. Dari dalam diri Jiang Hao, kekuatan besar yang tak pernah ia sadari sebelumnya mulai membentuk formasi sihir yang tak terhingga, menahan arwah-arwah kuno yang berusaha keluar dari gerbang itu. Setiap roh yang melewati gerbang langsung terperangkap, seperti terhisap dalam dimensi yang berbeda.

“Aku mengakhiri perjanjianku,” kata Jiang Hao dengan suara yang dalam dan menggetarkan.

Mu Lei menatapnya dengan kemarahan yang tak terhingga. “Kau menghancurkan segalanya!”

Tapi saat ini, Jiang Hao hanya bisa tersenyum tipis. Ia telah kehilangan tangannya, tetapi ia mendapatkan kembali jiwanya, kekuatan sejati yang terpendam di dalam dirinya. Ia tidak lagi terikat oleh kontrak, tidak lagi menjadi budak dari perjanjian darah yang telah dibuatnya.

“Semua ini berakhir,” kata Jiang Hao, penuh keteguhan.

Dengan satu gerakan, ia menghancurkan kristal terakhir yang ia pegang, dan ledakan energi melanda langit. Gerbang yang terbuka itu tertutup dengan cepat, mengubur semua arwah kuno dalam kekosongan yang abadi.

Langit kembali tenang, meski senja yang memerah menciptakan bayang-bayang menyeramkan di sekeliling Sanctum Jiwa. Angin berhembus lembut, seakan alam pun menghela napas lega setelah badai yang melanda. Namun, meskipun dunia sekitar terlihat damai, di dalam diri Jiang Hao, pertempuran sejati baru saja dimulai.

Setelah menutup gerbang yang menghubungkan dunia mereka dengan dunia roh purba, Jiang Hao terjatuh ke lutut, darah hitam masih mengalir dari tubuhnya. Tangannya yang terpotong kini menjadi sebuah kenangan tragis—sebuah pengingat dari perjanjian lama yang hampir menghancurkan segalanya. Namun meski kehilangan sebagian dari dirinya, ada rasa lega yang mengalir di dalam dirinya.

Ying’er berlari mendekat, wajahnya penuh kekhawatiran. “Jiang Hao, kau... kau baik-baik saja? Apa yang baru saja terjadi?”

Jiang Hao tersenyum tipis, meski wajahnya masih tampak sangat lelah dan pucat. “Aku baik-baik saja... sekarang.”

Namun, kata-kata itu terasa hampa. Ia tahu, meski ia berhasil menghentikan Mu Lei dan mengakhiri perjanjian darah itu, dampak dari perbuatan tersebut tidak akan pernah bisa terhapus begitu saja. Kehidupan yang ia kenal akan berubah selamanya.

Mu Lei, yang sebelumnya berdiri penuh kebanggaan, kini terlihat lemah dan terjatuh ke tanah. Seluruh tubuhnya bergetar hebat, seakan energi yang selama ini menopangnya mulai menghilang. Wajahnya yang pucat memancarkan kesedihan mendalam.

“Jangan kira kau bisa melarikan diri dari takdirmu begitu saja, Jiang Hao,” kata Mu Lei dengan suara serak. “Dunia ini... dunia yang aku ciptakan... tak akan pernah bisa kembali seperti semula.”

Jiang Hao berdiri, dengan susah payah. “Tak ada dunia baru yang bisa tercipta dari darah dan kehancuran. Dunia ini hanya akan hancur jika kita terus mengikutinya.”

Mu Lei tersenyum pahit, mengangkat wajahnya yang mulai pudar. “Kau memang benar. Tapi dunia ini tidak bisa dipulihkan. Kekuatan yang sudah terlepas tak akan bisa dikendalikan lagi.”

Jiang Hao mendekat, menatap Mu Lei dengan tatapan kosong. “Kau tidak mengerti, Mu Lei. Dunia ini tidak bisa hanya diatur dengan darah dan kontrak. Setiap jiwa yang pernah hidup di sini punya hak untuk bebas, untuk memilih jalan mereka sendiri.”

Namun, Mu Lei hanya bisa tertawa kecil, meskipun itu terdengar sangat muram. “Kau sudah terlambat, Jiang Hao. Segalanya sudah tertulis. Dunia ini tak akan pernah sama lagi.”

Ying’er menggenggam tangan Jiang Hao, matanya penuh harapan, meski ketakutan menyelip di balik tatapannya. “Apa yang harus kita lakukan sekarang?”

Jiang Hao terdiam, matanya menatap langit yang perlahan mulai meredup. Ia tahu jawabannya. Meski dunia yang mereka kenal hampir runtuh, masih ada sedikit harapan yang tersisa—harapan untuk masa depan yang lebih baik. Dan mereka, sebagai penjaga, harus melangkah ke depan, mencari cara untuk memperbaiki kerusakan yang telah terjadi.

“Kita harus menghentikan yang lebih besar. Dunia ini mungkin tak bisa kembali seperti semula, tapi kita bisa memilih bagaimana kelanjutannya,” jawabnya dengan suara yang tegas. “Ini adalah kesempatan terakhir bagi kita semua.”

Dengan tangan kosong, Jiang Hao melangkah maju, disusul oleh Ying’er di belakangnya.

1
Daryus Effendi
pegunungan menjulang tinggi dan di tutupi kabut yg tebal
nyala lampu sedikit mmenerangi di dalam gua gunung berkabut.novel apa puisi.hhhhh
Dhamar Sewu: wkwk, 🙈. Maaf, bos. Untuk tambahan jumlah kata, masukan diterima 😁
total 1 replies
spooky836
sampai bila2 pun penulis dari cerita plagiat ni,tak mampu nak teruskan. cerita ini tamat di sini. kerana mc otak kosong. cerita hasil plagiat. benar2 bodoh dn sampah.
spooky836: baguslah. jangan sampai mampus di bab 26 tu. banyak dh karya lain terbengkalai macam tu je.
Dhamar Sewu: Plagiat di mana, kak? Karya siapa?
Cerita ini masih bersambung 😁oke.
total 2 replies
Abah'e Rama
lanjut 💪💪
Dhamar Sewu: Semoga suka, kak. Siap 💪🔥
total 1 replies
Zainal Tyre
coba simak dulu ya
Dhamar Sewu: Semoga suka, bos!
total 1 replies
Suki
Terinspirasi
Dhamar Sewu: Semangat, Kak 💪 hehe 😊
total 1 replies
PanGod
mantap bang. jangan lupa mampir juga ya bang🙏🏻
Dhamar Sewu: Siap, Kak. Terimakasih sudah berkunjung. Nanti setelah download aplikasinya, masih bingung ini 😁.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!