"Patuhilah semua peraturan, hanya enam bulan, setelah itu kau bebas melakukan apapun."
"Nona, terimalah. Setidaknya Anda bisa sedikit berguna untuk keluarga, Anda."
Ariel dipaksa menikah dengan Tuan Muda yang selama bertahun-tahun menghabiskan waktunya di kursi roda. Enam bulan, inilah pernikahan yang sudah terencana.
Hingga waktunya tiba, Ariel benar-benar pergi dari kehidupan Tuan Muda Alfred.
Di masa depan, Ariel kembali dengan karakter yang berbeda.
"Kau, masih istriku, kan!"
"Tuan, maaf. Sepertinya Anda salah mengenali orang!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon acih Ningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25. Dia Ceroboh
“Tuuu…tuan, tolong lepaskan…ini sakit!” Ariel berusaha menarik tangannya, tapi cengkeramannya Alfred begitu erat.
“Sakit! Kau bisa merasakan sakit juga! Sudah tau sakit kenapa membuat luka seperti ini!” Alfred yang tidak mempunyai belas kasih, semakin menekan lengan Ariel.
Wanita ini semakin meringis, tidak tertahankan sampai sudut matanya mengeluarkan bulir bening.
Melihat Ariel menangis tanpa suara lelaki itu baru mengendurkan cengkramannya.
Separah apa lukanya? Alfred membuka plester. Dia langsung tercengang! Ini bukan luka goresan atau lecet, tapi luka terbuka yang cukup lebar dan dalam.
Alfred menatap mata Ariel, dalam benaknya bertanya? Bagaimana bisa dia mendapatkan luka seperti ini, apa yang terjadi diluar sana?
Alfred langsung melepaskan tangan Ariel, “Kau menangis?” Tanyanya. Sudah tahu tapi masih bertanya juga huu….
Ariel langsung mengusap air matanya, “Tidak!”
“Bibi Imel!” Teriak Alfred, dan wanita paruh baya itu langsung lari secepat kilat, “Ya, tuan!”
“Obati lukanya!”
“Astaga! Nona, Anda tidak apa-apa?” bibi Imel langsung meraih tangan Ariel. Sebelumnya Imel sudah mengobati luka Ariel dengan antiseptik, dia menyarankan untuk diperban karena luka itu cukup dalam, tapi Ariel memaksa memakai plester yang disusun. Jika dia memakai perban bukankah itu akan semakin membuat Marion dan Kakek Roma bertanya-tanya? Dan berpikir buruk! Alfred pasti akan jauh lebih marah daripada ini.
“Tidak apa-apa, aku akan obati sendiri!” Kata Ariel, menurunkan tangan Imel, “Aku mau ke kamar,” sambungnya dan langsung pergi dari sana.
*Dia pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun*. Kesal Alfred.
“Tuan, maafkan saya. Seharusnya lukanya diperban, maafkan keteledoran saya tuan!” Buka salah Imel, Ariel yang tidak mau tapi dia tetap meminta maaf kepada Alfred, Imel kira tuan muda khawatir dengan Ariel, hingga dia merasa sangat bersalah.
“Apa yang terjadi padanya?” Tanya Alfred, maksud pertanyaan, kenapa Ariel bisa terluka.
“Saat perjalanan pulang, nona jatuh dari sepeda karena hampir tertabrak mobil.”
“Dasar ceroboh!” Cemooh Alfred, “Panggil Arthur, suruh dia ke ruang kerja.”
“Baik tuan.”
....
"Apa yang terjadi tuan? Ada masalah?" tanya Arthur. Melihat Alfred yang gusar, membuat lelaki ini tidak tenang.
"Mulai dari sekarang, kemanapun wanita itu pergi, utus satu orang untuk mengikutinya."
"Wanita itu... maksud Anda... Nona Ariel?"
"Ya, siapa lagi? Masa bibi Imel!"
"Tapi kenapa Tuan? biasanya dia selalu pergi sendiri, dia juga tidak pernah membuat masalah saat ada diluar."
"Tapi dia ceroboh... sudah lakukan saja apa yang aku perintahkan, jangan bertanya lagi." Sahut Alfred kesal.
Dia kesal kenapa? Padahal Arthur bertanya baik-baik dan sangat wajar!
…..
Kediaman Smith.
“Apa! menikah! Ada apa ini, Jonas, kamu bercanda?”
Tidak ada angin tidak ada hujan. Tiba-tiba saja Tuan Muda ketiga, mengatakan ingin segera menikah. Tentu saja ini membuat seisi rumah terkejut, Jonas buka tipe orang yang bisa berkomitmen, dia ingin bebas, bebas menikmati hidup dan masa mudanya tanpa ada ikatan apapun. Kenapa harus menikah?
“Bercanda…apa aku terlihat seperti sedang bercanda? Aku serius. Aku ingin segera menikah, secepat mungkin.” Jonas mengatakan ini dengan menggebu-gebu, dia sudah tidak sabar.
Julie memijat pelipisnya, masalah tahta Justin saja sudah membuatnya pusing, ditambah lagi anak satunya minta menikah.
“Oke! Jika kamu serius ingin menikah, mama akan carikan gadis terbaik untukmu.”
“Tidak perlu repot-repot, aku sudah menemukannya!”
Julie tambah terkejut, begitu juga Ayunda, mereka tengah berkumpul di ruang keluarga.
“Jonas! Jangan macam-macam. Gadis mana yang ingin kamu jadikan menantu keluarga ini? Gadis dari klub malam? Lebih baik kamu pergi saja dari sini daripada membawa gadis dari tempat itu.”
“Tidak! Dia gadis baik-baik, aku yakin kalian pasti suka,” Jonas beralih pada Ayunda, “Mama Ayunda juga pasti sangat suka dengan gadis pilihanku ini. Dia sangat cantik, tidak ada yang bisa menandingi.”
“Benarkah! Kalau begitu, segera kenalkan dia padaku.”
“Tentu, secepatnya aku akan mengenal gadis itu padamu.
Kastil Alfred.
Sudah pukul sepuluh malam. Tapi Ariel masih ada di dalam kamarnya, apa dia ketiduran, atau lupa jika harus tidur di taman belakang, karena penerangan akan segera padam?
“Nona Ariel masih ada di kamar tuan. Apa saya harus tetap mematikan lampu?” Tanya Imel, dengan menambahkan, “Nona Ariel, fobia tempat gelap, tuan.”
“Ya, tetap matikan!”
Ternyata…tidak ada belas kasih, Alfred tetep kejam padahal istrinya mungkin sedang tidur pulas atau kesakitan akan lukanya.
Tidak ada pilihan lain, meskipun tidak tega Imel harus mematikan lampu.
"Apa dia sudah mengobati lukanya?"
Imel menghentikan langkah kakinya, itu Alfred kan yang bertanya?
Imel menoleh memastikan.
"Nona belum keluar kamar tuan, saya tidak bisa memastikan apa nona Ariel sudah mengobati lukanya."
Alfred menggerakkan kursi rodanya, keluar kamar sambil berkata, "Ambilkan kotak obat!"