NovelToon NovelToon
Cinta Terlarang Dengan Mantan

Cinta Terlarang Dengan Mantan

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Konflik etika / Selingkuh / Cinta Terlarang / Angst / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:920
Nilai: 5
Nama Author: Vitra

Deva dan Selly telah membangun kisah cinta selama lima tahun, penuh harapan dan janji masa depan. Namun semua berubah saat Deva menghadapi kenyataan pahit: ibunya menjodohkannya dengan Nindy, putri dari sahabat ibunya.

Demi membahagiakan keluarganya dan demi mempertahankan hubungannya secara diam-diam Deva menjalani dua kehidupan: bersama Nindy, dan kekasih Selly di balik bayang-bayang malam.

Tapi seberapa lama rahasia bisa bertahan?
Ketika cinta, pengkhianatan, dan rasa bersalah bertabrakan, Deva harus memilih: menghancurkan satu hati... atau kehilangan segalanya.

Di dunia di mana cinta tak selalu datang pada waktu yang tepat, siapakah yang akhirnya akan Deva genggam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vitra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pantulan Cinta yang Tersembunyi

Selly melangkah menuju lift untuk naik ke lantai atas ruang kantornya. Saat menunggu pintu lift terbuka, ia menyadari ada seseorang berdiri di sampingnya. Ternyata Nindy. Suasana terasa canggung.

"Selamat pagi," sapa Nindy sambil menundukkan kepala.

Namun, Selly hanya melirik sekilas tanpa membalas sapaan itu. Ia kembali menatap layar monitor lift tanpa ekspresi.

Tak lama, pintu lift terbuka. Keduanya masuk bersamaan.

Nindy segera menekan tombol lantai tempat ia bekerja. Ia benar-benar merasa tidak nyaman. Hanya mereka berdua di dalam lift, dan Selly tetap diam dengan tatapan cueknya. Nindy pun memilih bermain-main dengan ponselnya, mencoba mengalihkan rasa canggung.

"Kamu karyawan Kevin?" tanya Selly tiba-tiba.

"Hm? Ah, iya. Benar. Saya bekerja dengan Pak Kevin," jawab Nindy, sedikit gugup.

"Kemarin Bu Martha datang ke kantor?" tanya Selly lagi, nadanya terdengar datar.

"Iya, beberapa hari lalu Bu Martha sempat datang," jawab Nindy.

Mendengar jawaban itu, Selly tersenyum menyeringai, seolah berkata dalam hati, "Apa-apaan wanita itu?"

Lift pun sampai di lantai tujuan. Nindy mempersilakan Selly keluar lebih dulu. Selly melangkah keluar tanpa sepatah kata, lalu menuju ruang kantornya.

Nindy berdiri sejenak. Tubuhnya merinding. Ia benar-benar merasakan betapa dinginnya sikap Selly. Sejak pertama bertemu hingga sekarang, sikapnya tak berubah.

Mungkin, pikir Nindy, Selly hanya bisa hangat pada lelaki yang dicintainya: Kevin.

Nindy kemudian meletakkan tasnya di meja, menyalakan komputer, dan bersiap bekerja. Tak lama, Ara menggeser kursi kerjanya ke arah Nindy, lalu berbisik pelan.

"Kamu tadi barengan sama Selly?" tanya Ara penasaran.

"Iya," jawab Nindy singkat, masih menunggu komputer menyala.

Nindy lalu bertanya balik, "Pak Kevin sudah datang?"

"Sudah. Tadi pagi-pagi banget. Sekarang Pak Kevin lagi persiapan meeting," jawab Ara.

Setelah itu, Nindy dan Ara kembali fokus bekerja. Mereka tahu kapan waktunya bercanda, kapan harus serius.

Saat jam istirahat makan siang tiba, seperti biasa Nindy dan Ara menghabiskan waktu dengan berbincang sambil menikmati bekal mereka. Kantor terasa lebih santai saat jam makan siang, membuat obrolan kecil di antara rekan kerja jadi hal yang biasa.

Sementara itu, di dalam ruangan Kevin, Selly masih menunggu. Ia duduk di kursi kerja Kevin sambil membuka aplikasi pemesanan makanan di ponselnya, berencana memesan makan siang untuk mereka berdua.

Saat tengah asyik memilih menu, telinganya menangkap suara percakapan dari luar ruangan. Pintu kantor sedikit terbuka, membuat suara dari luar terdengar samar tapi cukup jelas untuk didengar.

Selly menghentikan aktivitasnya dan mulai memperhatikan percakapan itu.

"Iya, Deva juga berkali-kali mengatakan kalau dia sudah nggak sabar mau menikahiku," ucap suara seorang wanita — suara Nindy.

"Berarti Deva memang sudah secinta itu sama kamu, Nin. Deva termasuk cekatan, lho. Dia nggak banyak babibu, langsung mau melamar kamu," timpal Ara, terdengar ikut antusias.

Selly langsung menegakkan tubuhnya. Jantungnya berdegup cepat. Nama Deva disebut berulang-ulang.

"Apakah yang mereka bicarakan itu Deva-ku?" pikir Selly panik. "Jangan-jangan... wanita itu calon yang dimaksud Deva?"

Saking penasarannya, Selly mengintip dari celah tirai jendela. Ia melihat Nindy wanita berhijab yang tadi bersamanya di lift sedang menceritakan sesuatu dengan wajah berbinar.

Selly buru-buru menutup tirainya kembali. Ia menggigit kuku jarinya, gelisah.

"Apa benar dia wanita yang dimaksud Deva?" pikirnya semakin tak tenang.

Rasa penasaran, cemburu, dan kecemasan berbaur menjadi satu dalam dadanya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Rendi dan Fani mulai menyelidiki untuk memastikan hubungan Deva dengan Selly. Mereka mulai mencari dari akun sosial media Selly. Kebetulan, Selly menggunakan nama aslinya. Sehingga sosial medianya mudah untuk di temui.

Terlihat dari sosial medianya, Selly sudah jarang update. Terakhir ia mengunggah fotonya tahun lalu. Fani mulai membuka kolom komentarnya, yang terlihat hanya komenan beberapa orang.

"Sepertinya nggak mungkin kalau Deva akan memberikan komentar di sosmed Selly. Karena semisal pun memang benar mereka menjalin hubungan, bukan hubungan yang bisa di publish," Ucap Rendi.

Fani tetap menggeser - geser kolom komentar. Ia mulai mencari komentar yang sekiranya bisa memberikan tanda bahwa itu adalah Deva. Hingga akhirnya, Fani menemukan komentar aneh itu dari salah satu akun.

"Ren, dari tadi aku mengecek komentar - komentar. Akun ini selalu memberi emoticon sepasang sepatu merah sama dengan foto profilnya," Ucap Fani.

Rendi melihat ke layar laptop. Memang di setiap unggahan foto Selly, akun itu memberikan emoticon sepasang sepatu merah.

"Coba buka akunnya," Perintah Rendi.

Fani langsung mengklik akun yang di curigainya. Nama akun sosial media tersebut 'Bukti Cinta'.

Akun tersebut mengunggah beberapa foto. Salah satu foto yang di unggah adalah sebuah taman.

Rendi mengerutkan dahinya. "Ini, bukannya taman yang ada di dekat apartemen Selly ya? Aku sangat hafal, karena beberapa kali aku ke sana," Ungkap Rendi.

"Iya, Benar. Ini taman yang ada di dekat apartemen Selly," Timpal Fani.

Mereka berdua mulai mengamati unggahan foto tersebut. Barangkali ada hal yang bisa di temuinya dari foto unggahan tersebut.

Setelah mencari - cari apakah ada hal yang bisa di temukan, akhirnya Fani menemukan sesuatu dari foto unggahan tersebut.

Dari foto yang diunggah, terlihat ada genangan air di taman tersebut. Fani memperhatikan lebih detail, lalu memperbesar bagian genangan itu.

Samar-samar, ada pantulan bayangan seorang pria dan wanita berdiri berdampingan.

Fani mendekatkan wajahnya ke layar laptop. Ia memperbesar lagi pantulan itu.

"Ren, lihat deh..." bisik Fani, menunjuk ke layar. "Kalau aku lihat dari rambut wanita ini yang sedikit bergelombang, terus postur tubuh si pria yang tinggi dan tegap... kemungkinan besar ini Selly dan Deva."

Rendi ikut memperhatikan dengan serius.

"Mirip sih... tapi samar banget," komentar Rendi.

"Iya, aku juga nggak bisa seratus persen yakin," lanjut Fani, "Tapi ciri-cirinya cocok. Rambutnya bergelombang kayak Selly, dan cowoknya tinggi kayak Deva."

Mereka saling berpandangan, merasakan ketegangan yang sama.

"Kalau benar itu mereka," gumam Rendi pelan, "berarti... hubungan mereka lebih dari sekadar dugaan."

Fani mengangguk kecil.

Meski belum punya bukti kuat, mereka tahu, ini temuan penting yang tak bisa diabaikan.

Setelah menemukan petunjuk dari foto taman, Fani kembali membuka akun media sosial Selly. Ia yakin, mungkin saja tanpa sadar Selly pernah membocorkan sesuatu lewat unggahannya.

Dengan cermat, Fani dan Rendi mengamati satu per satu foto yang Selly pernah posting.

Hingga akhirnya, Fani menemukan sesuatu.

"Ren, lihat ini," kata Fani sambil menunjuk layar.

Di salah satu foto, terlihat isi ruangan apartemen Selly. Dari sudut ruangan, tampak rak sepatu dengan beberapa pasang sepatu berjajar rapi. Di antaranya, ada sepasang sepatu merah.

"Dia memang punya sepatu merah," ucap Fani sambil memperbesar gambar.

Rendi ikut mengamati foto itu. Ia mengangguk pelan.

"Bisa jadi... sepatu merah itu semacam simbol buat mereka," duganya.

Mereka berdua saling bertukar pandang. Semakin banyak potongan-potongan kecil yang terkumpul, semakin kuat kecurigaan mereka tentang hubungan tersembunyi antara Deva dan Selly.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!