NovelToon NovelToon
Meet You In Korea

Meet You In Korea

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duniahiburan / Keluarga / JAEMIN NCT
Popularitas:864
Nilai: 5
Nama Author: Prepti ayu maharani

Ini bukanlah tentang idol Kpop yang memerankan sebuah cerita. Bukan juga cerita fiksi yang berakhir dengan idola. Namun cerita ini terus mengalir bak realita. "Kalian yakin kita bisa nonton konser NCT dan ngelanjutin kuliah di Korea?" "Gue yakin kita bisa! Lagipula kita punya banyak waktu. Kita bisa nabung buat nonton konser. Dan belajar buat ajuin beasiswa ke Korea! Gak ada yang gak mungkin kalau kita mau berusaha!" ucap Yerika yang terus yakin akan mimpi mereka. Elina mengangguk. "Lagipula, kita juga gak bego-bego amat." Yerika tersenyum. "Mulai besok, kita harus giat belajar! Dan kita manfaatin untuk nabung dari sekarang!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Prepti ayu maharani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 15 [1]

15 : 최고의 관광지[Tempat Wisata Terbaik]

^^^"Ini tidak selalu mudah, tapi itulah hidup, ^^^

^^^menjadi kuat karena ada ^^^

^^^hari-hari yang lebih baik di depan."^^^

^^^- Mark Lee^^^

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Ayana menaiki tangga menuju kelasnya yang berada di lantai atas. Ia sedikit mempercepat langkah, karena waktu kuliah sudah dimulai sejak Lima belas menit yang lalu.

Ini semua terjadi karena keempat sahabat tersebut bangun kesiangan. Sehingga keempatnya harus terlambat datang ke kampus.

Ayana mengatur napasnya terlebih dahulu sebelum melangkahkan kakinya ke dalam kelas. Ia akan mencari alasan yang tepat mengapa ia terlambat jika Dosennya memarahinya.

'Bismillah,'

Ayana menghela napas lega saat menyadari kelasnya belum di mulai dan hanya ada beberapa orang di sana. Salah satunya Yeon-jin.

Yeon-jin bangkit dari duduknya dan berjalan menghampiri Ayana.

"Belum di mulai ya?" tanya Ayana pada Yeon-jin.

Yeon-jin menggeleng. "Ayo pergi denganku?" ajaknya yang sudah menggantungkan tas di punggungnya.

Ayana mengerutkan dahi. "Kuliahnya?"

Yeon-jin terkekeh. "Dosen yang mengajar tidak bisa hadir. Jadi kita manfaatkan saja untuk pergi bersama."

Ayana menghela napas kasar mendengar jawaban Yeon-jin. Ia sudah berlari-lari sampai lupa membawa ponsel, rupanya tidak ada kuliah hari ini.

"Ayo," lanjut Yeon-jin seraya meraih tangan Ayana dan membawanya pergi.

Ayana tidak bisa berkata apa-apalagi, ia hanya bisa mengikuti langkah Yeon-jin sembari merutuki dirinya.

"Tapi Yeon-jin,"

Yeon-jin menghentikan langkah dan menaikan kedua alisnya. "Ada apa?"

"Boleh aku meminjam ponselmu? Aku lupa membawa ponselku. Setidaknya aku harus mengabari teman-temanku dulu," ujar Ayana.

Yeon-jin mengangguk lalu menyerahkan ponselnya pada Ayana.

Setelah Ayana mengabari sahabatnya, ia mengembalikan ponsel Yeon-jin dan keduanya pun berjalan pergi meninggalkan kampus.

"Ayana!" panggil seseorang membuat Ayana dan juga Yeon-jin menghentikan langkahnya dan menoleh.

"Ada apa ya?" tanya Ayana pada teman sekelasnya.

Laki-laki itu adalah teman sekelasnya yang saat itu pernah meminjam penanya di hari pertama mereka memasuki kampus ini. Dan laki-laki itu juga yang selalu duduk di depan Ayana.

"Ini bukumu, waktu itu ketinggalan di mejamu." Laki-laki itu menyerahkan buku berwarna merah muda pada pemiliknya.

Ayana tersenyum dan meraih buku tersebut. "Terima kasih, ya? Ku pikir buku ini hilang. Ternyata aku yang meninggalkannya."

Laki-laki itu tersenyum, lalu menoleh menatap Yeon-jin sebentar dan berlalu pergi.

"Sepertinya kau dekat dengannya," ujar Yeon-jin saat laki-laki itu sudah melangkah jauh.

Ayana menggeleng. "Bahkan aku sendiri tidak ingat namanya."

Yeon-jin tertawa dan keduanya kembali melanjutkan langkah menghampiri mobilnya yang berada di parkian.

"Ayo, naik."

Ayana mengangguk dan masuk ke dalam mobil Yeon-jin.

"Kau mengapa datang terlambat? Tak biasanya kau seperti itu."

"Kemarin aku pulang larut malam. Karena itu aku bangun kesiangan."

Yeon-jin mengerutkan dahinya. "Kau pulang larut malam? Dari mana saja?"

Ayana mengulas senyumnya. "Menghampiri idolaku. Tapi aku tidak bisa berhadapan langsung dengannya."

"BTS?"

Ayana menggeleng, "No! NCT."

Yeon-jin membulatkan bibirnya. "Aku juga mengidolakannya."

Ayana melebarkan mata. "Sungguh? Sejak tahun berapa?"

"2014," jawab Yeon-jin dengan senyuman.

Senyum Ayana yang awalnya merekah pun memudar.

"Kenapa? Apa ada yang salah?" tanya Yeon-jin dengan polosnya.

Ayana menghela napas dan menggeleng. "Tidak."

Yeon-jin terkekeh dan mendekati Ayana. "Mengapa kau tidak mengidolakanku saja? Kau bisa langsung berhadapan denganku."

Ayana tertawa. "Untuk apa aku mengidolakanmu?"

Yeon-jin tertawa mendengarnya. "Lain kali kalau kau ingin menemui idolamu, aku akan menemanimu."

"Kau akan membelikanku tiket konser dan album?" Ayana menaikkan kedua alisnya.

Yeon-jin mengangguk. "Tentu jika kau pacarku."

Ayana terdiam sejenak sebelum akhirnya tertawa.

"Mengapa kau tertawa? Aku serius, Ayana." Yeon-jin sesekali menoleh meski tetap fokus dengan kemudinya.

"Kalau seperti itu, akan banyak perempuan yang ingin menjadi pacarmu, Yeon-jin."

Yeon-jin menaikan bahunya, "Sayangnya aku tak ingin mereka."

Ayana memutar bola matanya dan kembali tertawa.

Yeon-jin tersenyum melihat Ayana tertawa, lalu kembali fokus dengan kemudinya.

Tak lama, Yeon-jin memarkirkan mobilnya di sebuah rumah besar. Ia membukakan pintu mobil untuk Ayana.

Ayana turun dan menatap rumah yang berada di hadapannya. "Ini rumahmu?"

Yeon-jin tersenyum. "Berhubung ini musim semi, jadi ini tempat wisata yang cocok untuk kita. Aku akan mengenalkanmu pada Ayah dan Ibuku."

Ayana melebarkan matanya. Tak percaya dengan apa yang Yeon-jin ucapkan. Yeon-jin akan mengenalkan Ayana pada kedua orang tuanya? Dia tak salah dengar?

"Ayo masuk. Ayah dan Ibuku sudah menunggumu di dalam." Yeon-jin menarik tangan Ayana dan membawanya masuk ke dalam rumah besar tersebut.

"Eomma! Appa!" teriak Yeon-jin begitu mamasuki rumah tersebut.

Ayana mengekori langkah Yeon-jin. Matanya menyapu setiap sudut ruangan. Hingga matanya terhenti pada sebuah foto. Ayana melangkah mendekati foto tersebut dan ia amati dengan seksama.

Foto yang Ayana lihat adalah sebuah foto keluarga. Dimana di foto tersebut terdapat Yeon-jin, wanita paruh baya yang sudah bisa Ayana tebak itu adalah ibu Yeon-jin, dan laki-laki paruh baya yang tak lain adalah Ayah Yeon-jin.

Yang menarik bagi Ayana bukan wajah Yeon-jin yang masih kecil dan imut. Tapi laki-laki yang berada di samping Yeon-jin. Ya, Ayahnya.

"Itu Ayahku," ujar Yeon-jin menyadari Ayana tengah mengamati foto keluarganya.

Ayana menaikan kedua alis dan menatap Yeon-jin dengan penuh tanya.

Yeon-jin mengangguk. "Ayahku orang Indonesia. Kami juga Muslim, sama denganmu."

Ayana melebarkan bibirnya. Dari awal, ia sudah menduga hal yang sama. Dan ternyata dugaannya benar. Sebab, sejak awal Ayana melihat foto tersebut, ia tak melihat wajah khas orang korea di wajah ayah Yeon-jin.

Satu hal lagi, Ayana tak menyangka jika Yeon-jin adalah seorang muslim.

"Ayahku bilang dia dulunya cogan Jaksel. Kau tahu maksudnya apa?"

Ayana hanya tertawa mendengar pertanyaan Yeon-jin. Membuat Yeon-jin semakin penasaran akan hal tersebut.

"Ayana?"

Terdengar suara wanita membuat Ayana menoleh dan tersenyum.

Wanita itu berjalan mendekati Ayana dan langsung memeluknya. Wanita itu melepas pelukannya dan menatap Ayana dengan senyuman di wajah.

"Ini yang namanya Ayana?" tanya wanita itu menggunakan bahasa Indonesia membuat Ayana terperangah.

"Iya Ma. Dia gadis yang sering Yeon-jin ceritakan."

Tanpa Ayana duga, Yeon-jin menjawabnya menggunakan bahasa Indonesia juga.

"Yeon-jin, jadi kamu bisa bahasa Indonesia juga?"

Yeon-jin tersenyum miring. "Tentu saja. Ayahku 'kan orang Indonesia," jawabnya membuat Ibunya ikut tertawa.

"Kau sudah lama tinggal di Korea?" tanya Ibu Yeon-jin yang bernama Park Yon.

Ayana mengangguk, "Iya, nyonya."

Park Yon tertawa. "Jangan memanggilku nyonya. Panggil saja Eomma Yon."

"Eomma Yon?"

Park Yon mengangguk dan tersenyum lalu mengacungkan ibu jarinya.

"Dan kamu bisa memanggilku Appa Jaychan," timpa laki-laki paruh baya yang baru saja keluar.

Ayana tersenyum dan memberi salam pada laki-laki itu.

"Kenalin, nama Om Jaya Chandra. Om disini di panggil Park Jaychan. Dan kamu, bisa memanggil Om dengan sebutan Appa Jaychan."

"Baik Appa Jaychan, Eomma Yon," ucapnya pada pasangan suami istri tersebut.

Yeon-jin tersenyum lebar melihat pemandangan di hadapannya. Rencananya berhasil untuk memperkenalkan Ayana pada kedua orang tuanya. Yeon-jin harap, setelah ini Ayana akan percaya jika ia memang serius mendekati gadis tersebut.

"Kalau begitu, ayo masuk ke dalam. Kita makan bersama. Eomma sudah menyiapkan seblak untukmu," ucap Park Yon.

"Seblak?" Ayana melebarkan mata.

Park Yon mengangguk dan membawa Ayana ke meja makan. "Yeon-jin bilang, kau suka seblak. Karena itu Eomma menonton tutorial membuat seblak di Youtube."

Ayana tersenyum malu dan duduk di kursi yang telah disiapkan, lalu menoleh pada Yeon-jin. "Kata tahu darimana?"

"Elina dan Yerika," jawabnya seraya menyengir kuda.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!