Terobsesi dengan seseorang yang sudah mempunyai pasangan membuat Violet Kalalova rela menjadi yang ke 2. Gadis cantik itu sedikit gila, tengil, dan nekat. Apapun akan dia lakukan untuk membuat keinginan nya terpenuhi, salah satunya menarik perhatian Jeriko Mahendra agar membuatnya menjadikan seorang istri, namun ada alasan dibalik itu semua. Ia menyimpan rahasia besar yang selama ini membuatnya merasakan dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riria Raffasya Alfharizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengintip
Suasana makan malam di vila yang harusnya hanya ditempati dya pasang suami istri saja kini berubah menjadi ada sepasang kekasih juga. Kenzo sedari tadi terus memberi candaan agar tidak terasa sepi dan canggung, cowok itu beberapa kali melempar pertanyaan yang berbau intim kepada om dan tantenya.
"Biar aku tebak, setelah ini pasti kamar om sama tante ramai."
Hening
Semua orang yang berada di meja makan menatap ke arah Kenzo, termasuk juga Lova. Sebelum akhirnya Serina meledakan tawanya, tawa yang sebenarnya jika dilihat dengan seksama terkesan dipakasakan.
"Kamu masih kecil, jangan bahas itu, belum waktunya Ken."
"Hei, tante lupa kalau tante sendiri seumuran denganku? Dibawahku malah, siapa yang kecil di sini?" Kenzo menaik turunkan kedua alisnya. Dan kembali membuat Serina terkekeh.
"Beda dong Ken, tante sudah menikah dengan om kamu." Serina melirik Jeriko yang memasang wajah datar, tenang seperti biasanya.
"Baiklah-baiklah, aku rasa memang antara yang sudah menikah dan belum berbeda."
"Jadi kapan dong bebe? Nunggu kamu lulus kuliah dulu kelamaan, keburu nggak bisa nahan aku." Kenzo menatap Lova, merengek agar mereka cepat menikah.
Mendapati ucapan Kenzo seperti itu membuat Lova gelagapan sendiri, dari awal memang Lova tidak serius dengan Kenzo, kecuali memang mereka berjodoh, tetapi sekarang semakin meyakinkan jika Lova dan Kenzo memang tidak berjodoh. Bagi Lova, Kenzo seseorang yang Tuhan kirimkan untuk memperlengkap certa hidupnya saja, meski pada akhirnya mereka tidak disatukan.
"Bener Ken, sesuatu yang baik itu harus disegerakan, ya kan sayang?" Serina memegang pundak Jeriko.
Tidak tahu saja Serina, jika sedari tadi, suaminya ini sudah menahan marah karena obrolan mereka.
"Jer," lirih Serina.
Jeriko menoleh, diam beberapa saat sebelum akhirnya berucap. "Sesuatu yang baik memang harus disegerakan, tetapi untuk seorang laki-laki, menikahlah ketika kamu benar-benar siap, jangan dipaksakan karena sesuatu tertentu."
Mendengar ucapan Jeriko seketika membuat tangan Serina turun dari pundaknya. Jeriko tidak sedang menyindirnya, tetapi entah kenapa ia tersendiri.
Berbeda dengan Lova yang tersenyum mendengar ucapan Jeriko, terdengar seperti membantunya untuk menjawab ucapan Kenzo tadi, atau Jeriko malah terdengar seperti mencegah agar keduanya tidak cepat-cepat menikah. Jika benar seperti itu, maka Lova sangat bahagia. Ia berjanji akan memberi hadiah yang pantas untuk Jeriko.
Dari seorang istri untuk suami.
"Benar juga om, tapi kalau calon istrinya kaya Lova, takut ketikung om, secara pacar cantik ini banyak yang suka."
Lova tersedak mendengar ucapan Kenzo barusan, begitu juga dengan Jeriko, namun ia pintar menyembunyikan nya, sehingga tidak ada orang yang tahu.
"Minum bebe." Kenzo dengan penuh sayang memberi minuman untuk Lova.
"Makasih." Kenzo mengangguk. Ia menggenggam tangan Lova, tidak peduli sekalipun di depan om dan tantenya.
"Nggak usah dipikirin omongan aku yang tadi, aku akan nunggu kamu sampai siap bebe."
Setelahnya Kenzo mengecup tangan Lova. Membuat Jeriko yang berada di depan mereka mengepalkan tangan nya. Apa lagi ketika Lova memberikan senyuman untuk Kenzo. Keduanya lebih terlihat mesra dari pada yang sedang berbulan madu.
"Saya sudah selesai." Jeriko beranjak, dan pergi dari tempat itu.
Serina juga ikut pamit setelahnya. Namun ia tidak berpikir aneh, kecuali Jeriko yang mungkin merasa hubungan perikahan mereka tidak sedekat seperti hubungan Kenzo dan Lova yang masih pacaran.
"Om sama tent pasti mau bikin anak," ujar Kenzo frontal. Membuat Lova reflek melepaskan tangan nya dari genggaman Kenzo.
"Bebe, lo nggak pengen emang lanjutin yang di mobil tadi?" tanya Kenzo langsung ditolak Lova.
"Enggak! Gue mau istirahat, besok pagi kita harus pulang."
Setelahnya Lova langsung beranjak, menuju ke kamarnya dengan perasaan kesal. Lova tidak suka dan tidak ingin mendengar tentang kegiatan panas Jeriko dan Serina, yang mungkin saja sedang dilakukan sekarang.
"Sial, gue udah di sini nggak bisa lakuin apa-apa." Lova berpikir, mencari cara agar bisa membuat Jeriko tidur bersamanya.
"Mikir Lov, mikir! Ahh," geramnya mencengkram sprei pada kasurnya.
Ia melihat jam pada ponselnya. Sekarang sudah pukul setengah 10 malam. Lova sangat penasaran apa yang sedang dilakukan oleh Jeriko dan Serina sekarang. Ia ingin melihat, tetapi ia tahu pasti Kenzo belum tidur.
Tangan nya bergerak cepat memberi pesan untuk Kenzo. Namun tidak lama setelahnya, terdengar suara ketuka dari pintu kamarnya. Lova tanpa menunggu lama lagi langsung membukanya.
Terlihat Kenzo dengan wajah tampan disertai senyuman.
"Selamat tidur ya cantik, gue juga mau tidur capek nyetir."
Tanpa menunggu jawaban dari Lova. Kenzo memberi kecupan pada bibir Lova. Namun tidak sampai di situ karena kecupan itu kini berubah menjadi lumatan, cukup dalam dan sangat memabukan kalau Lova tidak segera sadar tujuan nya.
Lova melepaskan pagutan keduanya, menatap nakal dengan jemari mengusap lembut bibir Kenzo.
"Tidur gih, nanti gue dateng ke mimpi lo, dengan versi yang lebih hot," bisik Lova seketika membuat Kenzo mengumpat dalam hatinya.
'Anjing, on beneran gue'
"Okey, mimpi indah bebe."
Tanpa diduga, tangan Kenzo bergerak nakal pada leher Lova, lalu mengecup sebentar leher jenjang gadis itu. Sebelum akhirnya benar-benar pergi ke kamarnya.
"Bye!" Lova melambaikan tangan nya sebelum Kenzo masuk ke kamar. Namun malah dibalas Kenzo dengam ciuman tanpa sentuhan. Kenzo memeragakan bibirnya seperti ketika sedang mencium Lova.
"Dasar nakal," gumam Lova menutup pintunya.
Ia harus menunggu sampai Kenzo benar-benar tidur, lalu Lova akan mencari keberadaan kamar Jeriko dan Serina, Lova sudah bertekad akan mencari tahu apa yang sedang dilakukan oleh pasangan suami istri itu. Terdengar konyol dan bahkan bodoh malah, jelas pasangan suami istri yang sedang berbulan madu pastinya sedang melakukan sesuatu yang romantis dan membakar gairah. Namun Lova seakan tuli. Ia tetap akan mencari tahu.
Menunggu cukup lama hingga ada sekitar setengah jam. Lova akhirnya keluar dari kamar. Ia mendekati pintu kamar Kenzo, telinganya ia dekatkan, dan memang sepi, tidak terdengar apa-apa dari dalam, untuk memastikan. Lova sengaja mengetuk pintu kamar Kenzo, nekat memang tetapi hanya itu yang bisa ia lakukan.
"Ken, udah tidur belum?"
Hening, tidak ada jawaban dari dalam. Lova beranikan diri untuk kembali mengetuk pintu kamar Kenzo. Dengan harapan tidak ada sahutan dari dalam atau tiba-tiba pintu terbuka.
"Bebe! Udah tidur ya?"
Lagi, tidak ada jawaban membuat Lova tersenyum, ia langsung melangkah dengan hati-hati, mencari keberadaan kamar Jeriko dan Serina yang tidak ia ketahui.
"Dimana sih? Nggak ketemu-ketemu," keluh Lova.
Langkah Lova tanpa ragu tetap menyusuri setiap ruangan yang ada di villa besar itu. Perasaan takutnya terkalahkan dengan rasa penasaran, hingga ia tanpa sengaja seperti mendengar suara desahan. Seketika langkahnya terhenti, tubuhnya kaku di tempat, ia menoleh, mulutnya terngangat melihat bagaimana erotisnya Serina yang terkenal lemah lembut di keluarga Jeriko sedang menari dengan seksi, pakaian yang Serina kenakan juga sangat seksi, mengundang para predator untuk menerkamnya.
Lova meneguk ludahnya dengan kasar, ia menatap ke arah laki-laki yang sedang duduk di depan Serina, menatap lamat setiap gerakan yang Serina lakukan. Kemejanya sudah terbuka setengahnya, jelas sebelum tarian itu dimulai keduanya mungkin sudah melakukan pemanasan juga.
Hati Lova berkecamuk. Ia mendekat dimana pintu yang sedikit terbuka itu bisa memperlihatkan adegan dewasa secara langsung padanya.
Mata lova menyipit tatkala Jeriko menarik tubuh ramping Serina, lalu memangku wanita itu dengan langsung memberi ciuman panas pada wanita itu.
Glek
Antara menginginkan apa yang sedang terjadi dengan Serina, juga marah melihat adegan mesra keduanya. Lova mengepalkan tangan nya kuat saat mendengar desahan demi desahan yang keluar dari suara Serina. Apa lagi wanita itu meliuk-liukan tubuhnya di pangkuan Jeriko. Ingin rasanya Lova membuka lebar pintu di depan nya. Melakukan apa saja yang membuat kegiatan mereka terhenti detik itu juga. Tetapi kewarasan Lova masih mendominasi, tidak sanggup melihat adegan panas yang akan terjadi dengan Jeriko dan Serina. Lova memilih mundur, percuma saja ia tidak bisa melakukan apa-apa, ingatkan Lova jika ia hanya istri ke dua yang dirahasiakan.
"Lo bego banget Lova," hardiknya pada diri sendiri.
...****************...
Menurut kalian akan terjadi adegan panas diantara Jeriko dan Serina tidak? Haha
lebih panjangin lagi ka ceritanya😂