NovelToon NovelToon
Karina : Slave Of Love

Karina : Slave Of Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa / Idola sekolah / Teen School/College
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Naendia

Jangan lupa untuk follow Ig: naendia9

Karina Zanetta, gadis remaja yang cantik namun sayangnya terkenal dengan sikap dingin dan cueknya bahkan dia dapat julukan Ice cube di sekolahan. Tapi suatu momen Karina di tembak oleh Davino Abimanyu, pria tampan yang kebetulan sangat populer di sekolahan.

"Elo mau gak jadi pacar gue?!" ucap Davin.

Dan saat itu juga seisi sekolahan dibuat heboh oleh tingkah Davin yang menyatakan rasa suka pada Karina. Namun sayangnya Karina belum menjawab iya ataupun menolak perasaan cinta Davin, karena Karina menyukai pria lain dan berharap yang menyatakan cinta itu pria itu bukan Davin.

Dan disisi lain Davin sudah dijodohkan sama kedua orang tuanya dengan Jovita, bahkan mereka setelah lulus akan segera dinikahkan.

Bagaimana kelanjutan kisah cinta Karina? Apakah Karina akan bisa mencintai Davin dengan tulus hati atau Karina masih berharap dengan Crush-nya itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naendia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertemuan Rahasia

"Kita perlu bicara Karina."

Karina mengerutkan kening nya tak mengerti isi chat yang di terimanya.

"Soal Binta. Gue pengen elo dateng di lapangan kampus Bintang yang deket sama sekolahan elo." Isi chat itu hanya berisikan kata seperti hal tersebut dan aneh nya tak ada nama yang tertera di ponsel Karina.

Lagi - lagi Karina hanya bisa mengerutkan kening nya keheranan, ponsel kembali berbunyi lagi, "lapangan basket yang ada di kampus deket sekolahan elo. Untuk waktu bakalan gue kabarin lagi."

Karina lantas menghela nafas lalu membalasnya, tapi saat hendak menjawab status online sudah tak terlihat lagi. Tapi, Karina tetap membalas chat tersebut.

"Siapa?" Sebuah chat yang klasik bagi Karina untuk mengetahui siapa yang menghubungi nya, perkara Karina tak menyimpan nomer itu, dan benar saja dugaan Karina kalau chat tersebut telah pending alias ceklis satu.

Karina lagi - lagi hanya bisa menghela nafas dengan kasar yamg melolos begitu saja dari mulut nya.

***

Keesokan pagi nya, seperti biasa Karina harus berangkat ke sekolah di antar oleh Pak Eko.

Karina segera masuk ke dalam mobil dan pak Eko langsung menuju ke sekolahan.

Lagi - lagi ponsel Karina bunyi, Karina kemudian membuka ponsel nya, kali ini nomor baru lagi.

'Kita tunggu jam 10 siang. Sesuai lokasi yang kita bicarakan kemaren." Karina hanya membaca nya saja dan memasukkan ponsel nya lagi ke dalam sakunya.

"Apa ada masalah non Karina?" tanya Pak Eko saat ia mendengar helaan nafas Karina.

Pak Eko melihat dari kaca mobil yang ada di dalam, Karina hanya menggelengkan kepalanya saja lalu menyandarkan tubuh nya di sandaran mobil penumpang nomer dua dari depan, sambil Karina menatap pemandangan di luaran jendela mobil.

'Emang kenapa gue harus dateng? Apa karena Binta? Gue kan gak ada hubungan sama Binta.' Batin Karina saat ini beneran risau walapun sebenrnya penasaran juga ada apa dengan Binta, dan kenapa seseorang menyuruh nya untuk datang.

"Non, kita sudah sampai," ujar Pak Eko.

Namun, Karina masih terdiam dan masih menyandarkan tubuh nya di bangku penumpang dengan tatapan kosong. Pak Eko yang mengetahui tanpa adanya respon, lantas berbalik melihat nona besar nya.

"Non."

"Non. Non Karina," ujar Pak Eko sembari masih melihat nona besarnya yang masih melamun dan dengan tatapan risau.

Dengan panggilan Pak Eko yang beberapa kali memangilnya, barulah Karina tersadar akan lamunan nya.

"Udah sampai pak?" tanya Karina sembari melihat ke sekitaran nya.

"Kita sudah sampai, dari beberapa menit yang lalu non," ujar Pak Eko.

Karina segera bergegas membawa barang nya, "ah, maaf yah pak Eko. Kalau gitu nanti dateng nya kaya jam biasa aja."

Karina langsung turun dari mobilnya. Namun, seperti biasa ia selalu di hadang oleh Davin.

"Karina," ujar Davin sembari tersenyum dan berjalan ke arah Karina.

"Davin?" ujar Karina.

"So- sorry kalau gue ganggu elo. Gue cuman mau kasih tau elo nanti kita bakalan ada rapat pramuka," ucap Davin.

Karina hanya mengangguk sembari tersenyum simpul, "Kalau gitu gue mau langsung ke kelas," jawab Karina sembari menunjuk ke anak tangga. Karena kelas Karina berada di lantai dua bersebrangan dengan kelas Binta.

Tapi, Binta masih di skors oleh pihak sekolah. Karina kemudian naik ke lantai dua. Namun, sebelum naik ke lantai dua Karina mendengar ucapan Nessa yang membuat langkah Karina terhenti dan mendengarkan nya secara seksama.

"Gue sebenernya males deket apalagi duduk bareng Karina. Elo tau kan dia itu bau badan banget tau!" seru Nessa. Tanpa di sadari oleh Nessa, Karina mendengar kan ucapan Nessa keluh kesah nya pada dirinya. Padahal kurang selangkah lagi sudah berada di depan kelasnya.

Namun, Karina mengurungkan langkah nya dan kembali perlahan untuk mendengarkan ucapan Nessa.

"Gue juga gak suka aja duduk di samping dia. Gue cuman kasian sama dia yang slalu menyendiri. Tanpa ada nya gue juga itu anak sendiri kan kasian gue. Gue tau sih dia itu anak baik bahkan gue juga tau soal kasus kemaren juga bukan ulah dia. Tapi, elo tau kan gue begitu biar mudah untuk ninggalin dia," jelas Nessa pada beberapa teman yang ada di hadapannya.

Sementara Karina yang mendengar nya hanya bisa meremas tas ransel yang melingkar di bahu nya.

"Ini udah jam masuk kan? Harus nya udah dateng dong dia?" ujar salah satu temen sekelas Karina.

"Elo ngapain disini?" tutur Briyan, selaku ketua kelas dan temen sekelas Karina sambil menepuk pundak Karina. Karina terkejut atas kelakukan Briyan padanya barusan itu.

"Guru udah mau masuk buruan elo masuk." Briyan jalan lebih dulu mendahului Karina.

"Heh! Elo semua ngapain disini? Bukan nya masuk kelas malah rumpi elu semua!" ketus Briyan.

Nessa dan kedua temannya pun membubarkan diri dan segera masuk ke dalam kelas.

Karina lantas melanjutkan langkah nya kembali masuk ke dalam kelas nya, setelah melihat Briyan membubarkan Nessa dan kedua temannya.

Lalu tak berselang lama pak Herman selaku guru ekonomi sudah berada di belakang Karina.

Karina dengan langkah cepat masuk ke dalam kelas dan duduk di bangku nya. Karina hanya melirik sekilas ke arah Nessa yang sudah duduk di bangku nya.

Karina hanya bisa terdiam dan mengeluarkan alat tulisnya. Lalu pak Herman masuk ke kelas dan menutup pintu kelas.

"Rin, elo gak marah sama gue kan soal kemaren?" ujar Nessa.

Karina yang sedang membuka buku pelajarannya langsung menatap Nessa yang ada di sampingnya.

"Enggak kok tenang aja." Karina melanjutkan melihat buku pelajarannya lagi.

"Syukur deh kalau gitu, gue kira elo bakalan marah sama gue. Harusnya sih gue cari tau dulu sih sebelum ngatain elo rin." Nessa terdiam sejenak. Sementara Karina walaupun matanya menatap buku pelajaran tapi telinga nya mendengarkan Nessa yang sedang mengutuki dirinya sendiri.

Karina hanya tersenyum dan tertunduk, "Sekali lagi, maafin gue yah Rin?" ujar Nessa sambil memegang tangan Karina yang ada di meja.

Karina sontak menatap Nessa dan tersenyum, "Gue kan udah bilang kalau gue gak marah kan?" ujar Karina lembut lalu memalingkan pandangan Karina dari Nessa sembari menarik tangannya.

Beberapa jam telah berlalu, bahkan pak Herman yang tadi mengajar kini waktu nya telah habis.

Karina lantas melihat jam dalam ponsel nya, 'apa gue harus dateng?' batin Karina sambil menatap nanar ponselnya.

Beberapa menit kemudian Bu Indah kemudian masuk, dengan suasana kelas yang ramai hiruh pikuk bahkan Nessa yang tadi meninggalkan Karina dalam bangku nya kini kembali ke bangku nya lagi sesaat mendengar sang ketua kelas menyuruh diam dan memerhatikan bu Indah.

"Wooy! Diem lah kalian semua!!" teriak Brian.

Sungguh suara Briyan sangat menggelegar sampai - sampai mungkin dia tak butuh pengeras suara. Karena suara alami dia yang sudah menggema di dalam kelas seperti toa masjid.

Tak berselang lama Bu Indah selaku wali murid langsung menyampaikan, "Bu Indah di sini mau bilang kalau kalian harus. Tekuran tempat duduk."

Sontak kelas yang tadi nya sudah di suruh diam oleh Brian tiba - tiba ramai kembali.

"Waahh! Kenapa gitu bu! Kita udah nyaman duduk begini!" ujar salah satu siswa lain.

"Iya buk! Kita gak bisa pindah!" susul yang lainnya juga

Kebanyakkan siswa siswa yang ada di kelas Karina keberatan akan kebijakan dari bu Indah.

Tapi, mau gak mau harus di lakukan oleh siswa kelas 11 IPS, "Bu Indah cuman pengen kalau anak didik bu Indah naik peringkat nya! Terutama untuk anak laki - laki hampir semua nya kurang memuaskan! Jadi Ibu minta kalian turuti perintah Ibu! Perempuan berada di belakang!" seru bu Indah.

Semua anak perempuan langsung bergegas dan akan pindah ke belakang sementara Karina menoleh kesana kemari, melihat beberapa teman nya sudah mulai bersiap duduk di belakang.

Karina kemudian mendekat ke bu indah dan berkata, "Bu, boleh ga saya masih duduk di tempat saya ini?" ujar Karina tampak ragu - ragu.

"Gak bisa Karina kamu harus duduk belakang sesuai perkataan saya tadi," ujar bu Indah lembut.

"Kamu duduk sama Nessa lagi saja," ujar Bu Indah lagi.

Entah apa yang di pikiran Karina saat itu ia kekeh pengen duduk di bangku nya.

"Mata saya minus bu, saya gak klihatan kalau harus duduk di belekang," ujar Karina sangat lirih.

Mendengar kekuhan Karina, bu Indah merasa iba juga terhadap Karina. Apalagi Karina sampai memohon pada bu Indah.

Bu Indah terdiam sejenak sebelum mengambil keputusan nya. Lalu, "Ya sudah kalau gitu kamu duduk di sini saja." Karina lantas tersenyum bahagia, ia tak harus repot - repot mencari bangku apalagi harus mencari teman yang sebangku.

Mendengar ucapan bu Indah ini sontak teman -teman Karina yang lain melayang kan protes ke wali kelas, bersamaan dengan anak laki - laki yang sudah duduk di depan.

"Kalau kalian semua gak terima kalian bisa duduk sama Karina di depan."

Sejenak Karina menoleh ke belakang melihat temannya, dan mata Karina tanpa sengaja tertuju ke Nessa.

Benar saja, Nessa yang sudah di belakang bersamaan dengan yang lainnya, beberapa ada yang berkata, "Sana deh lu gabung tuh sama ice cube idola elo tadi kan elo yang paling gak suka pindah," tutur teman Karina yang lain.

Karina mendengar nya dan masih memperlihat kan kejadian itu di depan mata nya, "Ogah deh! Mendingan gue di belakang aja males gue," ujar Nessa sembari tertawa dengan teman yang lain.

"Lagian dia bau badan juga!" seru Nessa.

Reflek Karina mencium tubuh nya sendiri, menurut nya dirinya tak bau sama sekali. 'Jadi selama ini elo tertekan karena gue Ness?' batin Karina.

Karina lantas kembali menatap ke depan kelasnya, entah perasaan nya seperti sudah mati karena ia tak tau harus menanggapi nya seperti apa.

Dirinya hanya bisa berbalik menghadap ke arah yang semestinya, sembari tertunduk dan meremas jemari nya sendiri.

Langkah lelaki yang ada di depannya membuyarkan kesedihan Karina, ia adalan Kai Fernanda dan Satria. Mereka berjalan ke samping bangku Karina dan duduk di belakang Karina.

Karina sontak menoleh ke belakang bangku nya itu, "Kai, elo duduk sini sama Satria?" tanya Karina mencoba membaur.

Satria hanya mengangguk, "Elo gak pindah?" Kali ini giliran Kai mengutarakan pertanyaan ke Karina sembari duduk dan menatap Karina.

Karina hanya menggeleng, "Gue tadi udah bilang sama bu Indah kalau gue bakalan duduk di depan sih, ya walaupun sendiri."

Kai hanya tersenyum, lalu segera duduk, "tenang, elo gak sendiri kok ada gue sama Satria. Iya kan Satria!" seru Kai.

Satria yang pada dasar nya lelaki pendiam yang sama juga dengan Karina, hanya menjawab singkat.

"Iya! Gue bakalan duduk di sini bareng Kai di belakang elo. Kalau ada apa- apa gak usah segen buat minta tolong kita," jelas Satria.

"Woah! Elo beneran bisa ngomong?" ujar Karina terkejut sambil menutup mulutnya.

Kai hanya tersenyum melihat nya, "Satria emang gitu orang nya. Sekalinya banyak omong orang terkejut deh!" Kai lantas menyenggol lengan Satria yang baru saja menyandarkan tubuhnya di atas meja dan menaruh kepala nya di atas meja sembari menoleh dan melihat Kai dan Karina.

Karina yang mendengar nya mengangguk segera, dan tersenyum. Bu Indah yang sedari mengatur duduk murid nya kemudian berkata, "untuk saat ini dan seterusnya kalian duduk seperti ini!" seru bu Indah.

Sontak semua meng iya kan sembari berseru. Lagi - lagi Karina duduk menghadap ke bangku Kai dan Satria, sesekali pandangannya tertuju ke Nessa seolah, seluruh muka dan tatapan nya sangat gembira seperti bisa lepas dari sebuah genggaman yang mencengkram dirinya. Padahal selama ini Karina sama sekali tak pernah mengekangnya.

Bu Indah kemudian pergi meninggalkan kelas, dan ponsel Karina bergetar ia pun membuka ponsel nya.

Ternyata sebuah pengingat soal pertemuan nya dengan seseorang yang kemarin janji bertemu sama Karina.

Karina tanpa pikir panjang langsung keluar kelas dan menuruni anak tangga yang ada di samping kelasnya, sambil membawa ponsel nya.

Pikiran Karina apabila menyangkut Binta akan secara otomatis langsung bergegas pergi. Entah bahaya apa yang ada di depan, bagi Karina yang ada di alam bawah sadar nya bergerak dulu baru berfikir kemudian, begitulah karakter Karina.

Karina pun menuruni anak tangga dan melewati kelas Davin, yang ada di lantai dasar.

Davin tanpa sengaja melihat Karina di dalam kelasnya yang sedang menghapus papan tulis setelah guru menerangkan tadi.

"Wooy vin! Elo sibuk gak hari ini?" ujar teman nya sambil menepuk pundak Davin.

Pandangan Davin langsung tertuju pada temannya yang menepuk pundak nya itu, "Gak terlalu, palingan rapat soal ke anggotaan pramuka? Napa emang?" ujar Davin sambil menaruh penghapus papan tulis di meja guru.

"Bentar yah!" Davin segera keluar kelas nya dan Jovita pun memandangi Davin yang pergi dengan buru - buru.

Davin menoleh kesana kemari kemana Karina pergi sampai ia pun melihat Karina pergi di belakang gedung sekolah. Dengan segera Davin berlari menghampiri Karina.

"Elo udah dateng ternyata?" ujar seorang wanita yang keluar dari gudang olah raga, sembari berjalan dan melipat kedua tangannya di dadanya.

"Ma- mana Binta!" seru Karina.

Sontak ke tiga wanita yang berada di hadapan Karina tertawa mengejek, salah satu ketiga wanita itu berjalan mendekati Karina, lalu mengangkat dagu Karina.

Wanita tersebut kemudian memberikan kode pada temannya, lalu kedua temannya menutup pintu gudang.

"Ka- kalian! Kalian mau apa!" seru Karina dengan suara gemetar dan ketakutan.

Di dalam gudang dengan cahaya yang remang - remang ketiga wanita itu memojokkan Karina.

"Lepas!! Lepasin gue!!" teriak Karina.

Wanita yang sedari tadi mendekati Karina dan terlihat mendominasi itu langsung menampar Karina sampai Karina tersungkur ke tanah.

Wanita yang mendominasi itu kemudian menendang dengan satu kali tendang dan mengenai kepala Karina. Karina langsung kehilangan kesadaran saat itu juga.

"Urus dia deh! Dasar lemah!" ujar Wanita itu, lalu duduk di salah satu bangku yang sudah tersedia sembari menyalakan rokok.

1
Ismi Kawai
ck,ck ck pewaris sih ... jadi pikirannya gini
Ismi Kawai
hmmm... 🤔🤔🤔🤔
Miu Nuha.
nggak papa, nanti jadi keluarga prik juga nggak kalah keren kok, penting kompak ❤❤
Miu Nuha.
rencana buat jodohin 🤔🤔
Naendia: bisa jadi kak😭
total 1 replies
Miu Nuha.
untuk kata yang dipisah pake - langsung saja sambung kak, tidak perlu dispasi. misal, terburu-buru , hati-hati , pelan-pelan 😉
Naendia: halo kak.
makasih atas masukannya kaakk 🤭🙏
total 1 replies
Miu Nuha.
like binta ❤❤
Miu Nuha.
lucu kocak /Facepalm//Facepalm/
Miu Nuha.
seru kalo baca kisah anak sekolah gini. berasa ingin komenin satu per satu percakapan mereka 🤣🤣
Miu Nuha.
waah... bab 1 semangat banget nulisnya sampe panjang bener~

semoga semangatnya juga terus panjang ya. salam dari Aira dan Zayyan di 'aku akan mencintaimu, suamiku' jgn lupa mampir 😉
Naendia: makasih kak sudah mau mampir. 🥰🙏
total 1 replies
Alluka
gak baik2 aja pak. hatiku nyessssss
Alluka
asal tampar2 adja. haduhhhhh
Alluka
klo aku sih gak keberatan. gmn klo tlp aku adja... 🤣
Alluka
kenapa sih kamu jadi orang jahat banget??
Ismi Kawai
jangan sialan2 adja karina... jatuh cinta nanti lho... 🤭🤭🤭
Alluka
Davin juga baik, jadi bingung pilih yg mana?
Naendia: Karina sendiri aja bingung kak labilan pula 😭
total 1 replies
Ismi Kawai
hayo.looo... siapa tuh??
Ismi Kawai
duh... prrhatiannyaaa
Ismi Kawai
ini nih enaknya punya bekingan orang dalem. bisa adja kamu karina memanfaatkan situasi dan kondisi
Ismi Kawai
diaminin adja dulu ya. siapa tau othornya baik hati dan mengabulkan
Alluka
awas adja klo jovita macem2!
Naendia: Jovita emg rada2 kak 😭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!