George Zionathan. Pria muda yang berusia 27 tahun itu, di kenal sebagai pemuda lemah, cacat dan tidak berguna.
Namun siapa sangka jika orang yang mereka anggap tidak berguna itu adalah ketua salah satu organisasi terbesar di New York. Black wolf adalah nama klan George, dia menjalani dua peran sekaligus, menjadi ketua klan dan CEO di perusahaan Ayahnya.
George menutup diri dan tidak ingin melakukan kencan buta yang sering kali Arsen siapkan. Alasannya George sudah memiliki gadis yang di cintai.
Hidup dalam penyesalan memanglah tidak mudah, George pernah membuat seseorang gadis masuk ke Rumah Sakit Jiwa hanya untuk memenuhi permintaan Nayara, gadis yang dia cintai.
Nafla Alexandria, 20 tahun. Putri Sah dari keluarga Alexandria. Setelah keluar dari Rumah Sakit Jiwa di paksa menjadi pengganti kakaknya menikah dengan putra sulung Arsen Zionathan.
George tetap menikahi Nafla meskipun tahu wanita itu gila, dia hanya ingin menebus kesalahannya di masalalu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Incy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18 IGTG
Nafas George memburu, dadanya naik turun terlihat dia tengah menahan emosinya.
Sementara Xavier tidak memberikan perlawanan, ketika George memukulnya sampai babak belur, dia salah karena tidak menghalangi Max yang menembak Nafla. tetapi semua dilakukan hanya untuk melindungi sang Tuan.
Belati yang menancap di perut George tidak begitu dalam, sehingga pria itu tidak perlu dilarikan ke Rumah Sakit, cukup dengan Dokter Vio saja.
Sedangkan Nafla yang mendapatkan tembakan di dada, harus di larikan ke rumah sakit, tentunya Felix yang membawanya.
Semua tidak seperti yang di rencanakan, kekacauan di mulai dari Tuan Jaco yang melakukan siaran langsung.
“Dimana Max? apa dia sudah mulai tidak mendengar perintahku?" Tanya nya datar.
“Tuan, kemungkinan besar Nyonya Nafla sudah tiada." Ucap Xavier, tidak ada yang bisa lolos dari bidikan Max.
“Apa maksudmu?"
“Max penembak jitu, maka jika dia menembak tentunya membidik tepat di titik vital musuh."
“Arghhhhh... Fuck!!!.. Kau memang tidak bisa di andalkan Max!!.. Cari tau keadaan Nafla sekarang juga, Xavier, jika Felix menghalangi, ratakan semuanya!!"
Prang!!!!
George meninju meja kaca sampai terpecah..
“Cukup George!!.. Jangan menghancurkan rumahku!!.. Semua karena salahmu sendiri dan ini balasannya atas luka yang Nafla rasakan dulu." Tegas Arsen.
Meskipun dia begitu menyayangi George, tetapi Arsen tetap saja tidak setuju dan juga tidak membenarkan tindakan George.
Selama ini Arsen diam guna mempertahankan George agar tidak pergi darinya. apapun yang George lakukan, Arsen hanya pura-pura tidak perduli dan seakan tidak ingin tau.
Arsen mulai menggerakan Felix ketika George memasukkan Nafla ke Rumah Sakit Jiwa. dari sanalah hubungan kerja sama itu terbangun.
Arsen merasa tidak tega, sebab Nafla gadis kecil yang tidak mengetahui apa-apa, menjadi korban keserakahan Tuan Jaco dan Naraya. Bodohnya George tidak menyelidiki kebenarannya.
“Kenapa harus Felix, Dad?.. Kenapa harus adikku sendiri yang mengkhianatiku!!"
Arsen menggelengkan kepalanya. “Kau dan Felix sama-sama berkhianat, jangan lupa George, kau juga menyembunyikan keberadaan Xavier dari adikmu."
George memejamkan matanya, iya, dia memang menyembunyikan Xavier dan bertahun-tahun menjadi pengawal bayangannya.
“Kita beda, Dad, yang aku lakukan hanya.. "
“Kau tidak memiliki ketegas George, hatimu masih ragu, antara Naraya dan Nafla kau tidak bisa memilih, padahal sudah jelas siapa yang tersakiti dan yang menyakiti." Arsen menyela dengan santai.
George menarik sudut bibirnya. “Apa yang kau bicarakan pria Tua? jangan seolah-olah kau tau apa yang aku rasakan. Nafla istriku, tentu saja aku.. "
“Kalau kau ingin menebus kesalahanmu, tentu saja tidak bertele-tele seperti ini, kau pastinya sudah menghabisi Naraya sejak kau mengetahui kebenarannya, tapi... Lihat.. Kau selalu memberikan alasan yang tidak masuk akal." Lagi Arsen menyela kalimat putranya. George kembali menautkan kedua alisnya.
“Jangan meremehkan kemampuanmu sendiri George, tanpa kau menggunakan Naraya sebagai perisai Nafla, kau pastinya mampu melindungi istri mu, tetapi.. Ya.. Semua karena kebimbanganmu itu." Lanjut Arsen, lalu menjatuhkan bokongnya di sofa, sungguh melelahkan.
George mengusap wajahnya dengan kasar, tidak seperti itu, dia memiliki caranya sendiri untuk melindungi istri, hanya saja semua tidak sesuai rencananya. dan perasaannya untuk Naraya sudah hilang sejak lama.
“Mungkin George suka bekas Tuan Jaco." Kekeh Luna ikut menimpali. Wanita cantik itu berjalan dengan melenggok-lenggokkan tubuhnya, terlihat menggoda. Tentu saja untuk menggoda suaminya.
Arsen menggeleng pelan, Luna tidak tau situasi dan tempat. Sementara George tidak paham atas kalimat sang Ibu sambung.
“Iya, mungkin saja George ingin menjadi Ayah untuk bayi yang di kandung wanita itu." Sambung Arsen semakin membuat George tidak paham. ‘Bekas?' 'Bayi'
Sampai beberapa detik kemudian dia menoleh kearah Xavier. “Xavier, kau tau sesuatu?"
“Nona Naraya dan Tuan Jaco memiliki hubungan lebih dari sekedar Ayah dan Anak." Sahut Xavier. menundukkan kepalanya, dia juga baru mengetahuinya.
“OMONG KOSONG APA LAGI INI, XAVIER!!"
Tidak ada ucapan tanpa bukti, Arsen memberikan tablet pada putranya, di sana terlihat jelas apa yang sedang Naraya dan Tuan Jaco lakukan.
George terkekeh, lama kemudian dia merasa mual kala menyaksikan setiap adegan yang dua orang itu lakukan.
Sungguh hal itu sangat menjijikkan, bagaimana bisa mereka melakukan hubungan layaknya suami istri? sementara mereka adalah Ayah dan Anak? sebegitu kesepiannya sampai ikatan darah pun di abaikan?.
Di tengah-tengah ketegangan itu, Tiba-tiba terdengar suara dering ponsel, mereka mengalihkan pandangannya pada Xavier sang pemilik ponsel.
Tanpa menunggu lama, pria itu segera menekan tombol hijau dan panggilan pun terhubung.
📞: katakan.
📞: [......... ]
Ekspresi Xavier menandakan tengah terjadi sesuatu di sebrang sana, entah apa itu, tetapi baik George maupun Arsen mendadak khawatir.
📞: Baiklah, kami akan segera kesana.
Tidak perlu menunggu jawaban, Xavier langsung mematikan panggilannya.
“Ada Apa Xavier?" Tanya Luna. namun di abaikan oleh pemuda itu.
Xavier mengalihkan pandangannya pada George. “Tuan, kita harus segera ke Rumah Sakit, Nyonya Nafla... "
“Ouh... Shit.. Tunggu apa lagi..ayo!!" Sela George segara bangkit dan menyambar kunci mobilnya. Xavier mengangguk pelan.
“George, Tunggu!!" Seru Arsen mengejar putranya.
Sampai di luar, George sudah melesat bersama dengan mobil mewahnya. Sepanjang perjalanan jelas pikirannya tidak tenang. Dia takut akan terjadi sesuatu dengan istrinya.
Sementara di rumah sakit, Felix tengah memohon untuk keselamatan Nafla.
“Tolong selamatkan kakakku, aku akan memberikan apapun dan berapapun biayanya akan aku bayar, tetapi aku mohon selamatkan dia."
Seakan tidak perduli dengan harga dirinya dan dia tidak pernah memohon sebelumnya, sementara Max yang menyaksikan itu hanya menatap tanpa ekspresi.
“Ya, pihak rumah sakit akan berusaha semaksimal mungkin, Tuan." Ujar salah satu Dokter, lalu kembali menutup pintu.
Felix saat ini benar-benar cemas dan khawatir, dia juga tidak tau jika ternyata Nafla tengah hamil. jika dia mengetahuinya tidak akan membiarkannya bertarung dengan George.
Tendangan dan pukulan yang mengenai perut Nafla, tentu saja mengakibatkan pendarahan.
Tidak lama kemudian terdengar suara langkah kaki yang terburu-buru menghampirinya.
“Felix.. "
Felix mendongak, kilatan amarahnya kembali berkobar kala melihat wajah George dan Xavier.
“Bagaimana keadaan Nafla?" Tanya George mencoba menyampingkan kejadian tadi, dia akan memperhitungkan nanti.
“Apa yang ingin kau dengar? kematian Nafla atau calon anak kalian?" Felix menaikan sebelah alisnya.
Sedangkan George nampak terkejut mendengar jawaban adiknya. “Apa maksudmu? Calon anak?"
Felix tertawa terbahak-bahak dan menggelengkan kepalanya. ”George, kau bahkan tidak tau jika Nafla Hamil?.. wahh... kau terlalu fokus pada ja*lng mu itu, sampai istri sendiri hamil tidak tau."
“Nafla hamil?" Gumamnya pelan, George benar-benar tidak tau, iya dia memang sibuk mempersiapkan renca yang gagal,
gk pnts jd ank
puas kau... kau tendag perut ny brkali"... laki kau...
tlg psh kn merk
kalau aku jadi nafia aku si ogah balik lagi ke orang yg plin plan
ud aq tebak dy gk gila cp" kau nara