Kean tak seberuntung kakak-kakaknya, yang menemukan jodohnya dengan mudah, Kean berkali-kali gagal menikah bahkan yang terakhir di khianati wanita yang di cintainya dengan tulus.
Lelah mencari jodoh hingga usianya semakin matang Kean nyaris menyerah dan justru di jodohkan dengan gadis desa pilihan Bundanya.
Lentera si gadis miskin yang menjadi tulang punggung keluarganya, kehidupannya tak seberuntung gadis-gadis yang lain, namun semua itu berubah ketika bertemu dengan Bunda Mutia sebagai Bosnya. Akankah Kean mau menerima jodoh dari bundanya??? Bisakah dirinya hidup bahagia dengan gadis desa pilihan ibunya???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ke kampus
"Mas Kean yakin mau ngantar Tera ke kampus?" Tera tak percaya jika CEO sibuk seperti suaminya meluangkan waktu untuk mengantarkan dirinya ke kampus.
"Ya serius lah, anggap aja bagian dari kencan kita." Ucap Kean sembari memakai dasinya.
"Tapi Mas Kean sibuk kan? jangan sampai pekerjaan Mas Kean tertunda karena mengantarkan Tera. " Ucap Tera sembari memasang bros di hijabnya.
"Ehm... Tenang nanti aku antar terus Mas berangkat kerja." Ucap Kean sejujurnya dia juga ada pertemuan dengan Klien tapi masih ada waktu 2 jam lagi pasti cukup jika hanya sekedar mengantar ke kampus pikirnya.
Kean ingin meluangkan waktu meski hanya sekedar mengantar Lentera ke kampus, setidaknya dia bukan suami yang hanya ingin bersama saat di kamar namun dia juga ingin menjalani hari bersama Tera di sela waktu sibuknya seperti ini.
"Tapi... " Tera merasa tak enak sejujurnya dirinya juga takut jika orang-orang menatap dirinya aneh karena pernikahan dirinya juga tidak di ketahui oleh orang-orang kampus, sementara Kean keluarga yang punya andil dalam saham di kampus tempatnya belajar.
"Stttt, udah anggap aja kamu di antar pacar halal sekarang."
Tera hanya bisa pasrah pada akhirnya, senang tapi takut tentang bagaimana pandangan orang tentang dirinya nantinya saat dia yang biasa saja mendadak datang di antar mobil mewah dan di sopiri CEO tampan seperti suaminya ini.
Selama turun ke lantai bawah tangan Kean tak melepaskan tangan Tera, bagi penghuni apartemen ini mereka sudah tau jika Tera dan Kean suami istri, jadi tak ada yang berpandangan aneh pada keduanya.
"Silahkan masuk sayang." Ucap Kean sembari membukakan pintu mobilnya untuk Lentera.
"Ya ampunn, Sweet banget sih...." Batin Tera tersenyum malu.
Tera masuk dan duduk di sisi Kean, Tera grogi saat Kean mendekati tubuhnya hingga ujung hidung mancung itu mengenai pipinya.
Kean memasangkan sabuk pengaman mobil untuk Tera namun gadis yang sudah tak gadis lagi itu terlalu jauh berprasangka pada Kean hingga wajahnya malu sendiri karena pikiran jauhnya.
"Astaghfirullah, otakku sudah tercemar karena hal yang terjadi semalam." Batin Tera mengusap wajahnya malu sendiri.
"Aku juga ingin, seperti yang kamu pikir." Ucap Kean berbisik di telinga Tera hingga tubuh itu meremang.
"Tapi aku takut tak bisa berhenti." Ucap Kean tersenyum lalu menempelkan dua jari tangannya dari bibirnya kemudian di letakkan ke bibir Tera.
"Apaan sih..." Tera tersenyum canggung sambil mengibaskan tangannya di depan wajahnya.
Kean tertawa lalu menyalakan mesinnya, Dia tau jika Tera berpikiran yang sama karena sampai saat ini pun setiap putaran adegan semalam masih terputar jelas satu persatu di memorinya.
"Astaghfirullah, Nyebelin banget sih." Gumam Tera bertemu merah karena tawa Kean seperti mengejek dirinya.
"Maybe from now on, I'll fall more deeply in love with you." Ucap Kean sembari menatap dalam ke arah Lentera yang menundukkan kepala merona.
"Terimakasih Mas, tapi maaf sebelumnya aku tak pernah merasakan bagaimana aku jatuh cinta, namun setiap bersama dirimu dada ini tak bisa berhenti untuk tidak bergetar, dan hati ini tak bisa berhenti untuk tidak memanggil nama suamiku seorang." Ucap Tera sambil tersenyum balik menatap Kean.
Kean mengangguk lalu mengusap kepala berlapis hijab itu lembut, tak apa mencintai memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, apa yang di rasakan Tera padanya saat ini membuktikan jika tubuh Tera sendiri sudah mencintai kehadirannya, namun Tera sendiri belum menyadari perasaan dirinya.
"Tak apa, Mari perlahan." Ucap Kean dan mereka pun melaju keluar dari area apartemen menuju kampus Lentera.
***
Up lagi jangan lupa jejak manisnya🥰
Boleh dong Vote bagi yang belum, kasih bunga untuk pagi mereka juga mau bangettt, Kopi untuk begadang nanti malam juga makin suka.
Terimakasih yang sudah setia membaca, semoga kalian sehat selalu.
Sejujurnya Autor setelah puasa belum benar-benar fit, musimnya kurang bagus jadi sering sakit, semoga setelah ini sehat terus jadi bisa menulis lagi seperti dulu-dulu.
lanjut aku baca cerita Faiza dan Zein 👍
Terima kasih author dan sehat sehat juga untuk author nya 😍😍
Sudah lounching kah buku nya Faiz dan Zain ??