"Ganteng banget, pasti burungnya gede."
Penulis gila yang masuk ke dalam novel orang lain, karena malas berurusan dengan plot alay. Dia mengadopsi man villain dan menikahi second male lead.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mellisa Gottardo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
luluh
"Kenapa lo harus gini Yola? lo selalu bikin hati gue sakit, ngga cuma ngejar musuh gue sekarang lo juga adopsi musuh gue yang lain. Jujur aja sebenernya lo pengen gue pergi kan? lo muak sama gue?." Sky terlihat kacau.
"Ngga ada satupun niat gue nyuruh lo pergi, gue bahkan udah bilang kalo gue suka sama lo sebagai lawan jenis. Gue udah tinggalin musuh lo itu, dan masalah gue adopsi Langit karena pure kasihan sama dia. Ngga ada niatan lain, gue juga gatau kalo dia ternyata musuh lo." Ucap Yola lirih, menatap Sky dengan berkaca-kaca.
"Sebenarnya apa yang ada di pikiran lo saat adopsi dia? kita semua seumuran." Sky masih tidak habis pikir.
"Gue pengen punya keluarga yang bahagia Sky, gue tau kalo ngga semudah itu gue dapet pasangan hidup. Karena itu gue cari keluarga dulu, dengan adopsi Langit gue jadi ngrasa aman tinggal sendirian. Gue ngga perlu takut ada orang mesum mbobol rumah gue, atau ngrasa was-was saat tidur." Jujur Yola.
"Tapi kalo ternyata orang mesum itu sendiri yang lo bawa pulang gimana? dia cowo Yola, dia udah gede dan pikirannya jelas mesum." Ucap Sky.
"Sky, gue capek berdebat terus. Kalo emang lo gamau, gue ngga maksa lagi." Yola merasa lelah.
"Jadi lo bener-bener pengen gue pergi?." Sky terlihat tersakiti.
"Ngga, gue pengen lo masuk rumah gue dan nerima kondisi gue saat ini. Itu pun kalo lo emang cinta sama gue, gue nggatau jawaban perasaan lo tentang rasa suka gue." Jawab Yola.
"Gue juga suka sama lo, sejak kita SMP." Lirih Sky.
Deg.
Yola pura-pura terkejut dengan natural, dia harus bertingkah sedikit salting dan kebingungan. Akhirnya Sky mau jujur dengan perasaannya, padahal di buku asli dia tetep diem dan berakhir sadboy.
"Serius?." Yola menatap dengan penuh perasaan.
"Iya, apa bisa lo pilih gue sekarang. Sekali aja lo pilih gue." Ucap Sky, menarik tangan Yola perlahan.
"Gue selalu pilih lo, tapi masalah adopsi ini gue gabisa apa-apa lagi Sky." Sedih Yola.
"Kalo gitu biarin gue tinggal di rumah lo juga, gue tidur bareng lo dan hidup diatap yang sama dengan lo dan anak angkat lo itu." Ucap Sky, matanya terlihat dingin.
"Lo cari kesempatan buat hajar dia lagi kan?." Yola merasa sakit kepala.
"Ngga kok, gue cuma pengen tau alasan dia nerima ajuan adopsi lo." Ujar Sky.
"Ya karena dia butuh uang, uang buat makan, berobat, sekolah, tempat tinggal dan lain-lain. Gue bahkan syok waktu ke kost dia kemarin, dia nunggak uang sewa dan selalu nahan lapar setiap malam." Ucap Yola.
"Apa? kapan lo ke kost bajingan itu?." Sky merasa marah.
"Kemarin subuh, jam 03.00 pagi gue mutusin buat dateng ke kost dia. Gila kan? gue mabuk dan ngrasa sedih banget karena ditinggalin sama lo, gue langsung telepon pengacara gue kalo gue mau adopsi anak." Ucap Yola jujur.
"Lo pergi ke kost laki-laki dalam keadaan mabuk?! jangan bilang waktu itu lo juga tidur disana?." Sky bener-bener terlihat marah.
"Iya, gue sakit. Bangun-bangun Langit udah beliin gue nasi bungkus, yaudah gue makan sambil nunggu pengacara gue dateng bawa berkas adopsi. Awalnya dia nolak, tapi setelah gue kasih dia uang dia mulai mau. Harga diri dia pasti malu banget, tapi karena dia emang butuh makanya nerima permintaan gila dari gue." Jujur Yola.
"Haah... jadi alasan lo gabisa dihubungi waktu itu karena ngejar dia?." Sky terlihat kacau sekali.
"Kalo di pikiran lo isinya pikiran kotor mending buang jauh-jauh, gue bawa dia sebagai anak. Gue masih perawan sampai detik ini." Kesal Yola.
"Lo begini bener-bener karena gue ngga jawab pertanyaan lo dan milih pulang?." Ujar Sky.
"Iya lah, gue kesepian Sky. Gue kesepian dalam keadaan mabuk dan galau, gue sendiri kaget dengan apa yang udah kue putuskan dalam keadaan mabuk itu. Tapi, gue bakal tanggung jawab karena. Lo sendiri yang ngajarin gue buat tanggung jawab dengan keputusan gue sendiri." Ujar Yola.
"Lo bener-bener....... akhh terserahlah, Yola lo mau nikah sama gue?." Ujar Sky.
Deg.
"H-hah?." Yola terkejut.
"Anjir kok tiba-tiba nglamar sih, harusnya kan kita pacaran dulu kan ya?." Batin Yola syok.
"Gue tanya, apa lo mau nikah sama gue? pernikahan kita bakal backstreet waktu di sekolah kok. Gue ga peduli kalo di kartu keluarga kita bakal ada nama bajingan itu, tapi lo harus nikah sama gue." Ucap Sky, menunduk menatap penuh ke arah Yola.
"Janji sama gue kalo lo ga bakal pukul Langit lagi?." Yola masih curiga.
"Pfttt Hahahahahaha.... gue ngga bisa janji, siapa tau dia duluan yang pancing gue kan?." Sky tertawa tapi terluka.
"Sky, lo begini karena cemburu?." Yola mendongak.
"Lo masih tanya? apa belum jelas gimana keadaan gue sekarang?." Sky benar-benar sedang kacau.
"Kalo gitu gue bakal kasih semua cinta gue sama lo, tapi lo harus janji ngga bakal pukul atau cari masalah sama Langit. Biarin dia sembuh, se enggaknya sampai dia sembuh total." Ucap Yola, bertaruh.
"Jadi setelah dia sembuh gue boleh hajar dia?." Sky terlihat menahan emosi, rahangnya terkatup.
"Ya, dan dalam masa pengobatan ini gue harap lo mau jadi dewasa kaya sebelumnya. Jujur gue cinta sama sifat lo yang dewasa dan tenang, gue pikir lo bakal dukung keputusan gue karena niat gue baik saat adopsi Langit." Ujar Yola.
"Gue mau kalo lo nikah sama gue." Ujar Sky.
"Pernikahan bukan buat main-main Sky. Kita juga nggabisa seenaknya bercerai kalo ngrasa ngga cocok." Ucap Yola.
"Tenang aja, gue ga bakal biarin lo lepas dari gue lagi setelah ini." Sky menggenggam tangan Yola erat, tatapan obsesi yang menakutkan terlihat.
"Wah gini rasanya di cintai orang gila ya? gimana dong ini, gue jadi takut." Batin Yola.
"Gue bakal putusin jawabannya setelah liat gimana interaksi lo sama Langit, kalo lo masih meledak-ledak ya gue gabisa nerima." Jujur Yola.
"Bahkan sampai akhir lo masih mikirin dia?." Sky tertawa tidak percaya.
"Kan gue udah bilang sekarang Langit itu anak gue, gue bersikap layaknya orang tua. Sekarang gue ngga sendirian, kalo sampe dia semakin menderita setelah sama gue gimana?." Yola jadi emosi.
"Lo tulus sama dia?." Sky menatap Yola terkejut.
"Iya, gue tulus sama dia. Gue secara tulus pengen dia sembuh, pengen dia ngga kelaparan, pengen dia hidup lebih baik. Apa salah niat baik gue? selama ini gue punya kekayaan tapi dunia gue sepi. Gue pikir keadaan gue dan Langit bisa buat saling melengkapi, Langit butuh uang dan gue butuh keluarga." Ucap Yola, matanya berkaca-kaca.
Sky menatap Yola dengan tatapan rumit, dia diam tapi matanya seakan menembus masuk ke dalam kepala Yola. Yola menatap balik dengan berani, dia sudah lelah dan kedinginan sekarang.
capekkk banget sama drama ini wkwkwk😭😭😭
mati karena makan mie instan 😭🙏