Sequel Uncle Bram
Wanita cantik yang bernama Zalila Aksen Hendrayan hidup bak seorang putri. Dia hidup bahagia bersama keluarga angkat yang kaya raya.
Hidupnya amat sempurna. Namun, karena kesalah pahaman antara dirinya dan om angkatnya membuat Lila harus menelan pil pahit.
Om angkatnya tega memperkosanya dan berniat membunuhnya.
Semua mimpi Lila sirna, dia pergi dengan sejuta luka. Tak ada lagi kehidupan bak seorang putri yang ada hanya Lila yang hidup berjuang untuk putranya.
Dan Om angkatnya akhirnya tau apa yang di rahasiakan Lila selama ini. Dia menyesal telah melukai Lila. Namun, penyesalan itu sia-sia, karena Lila sudah pergi jauh dan entah ada dimana.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 27
Lila bersama para Dokter sedang menunggu ambulance yang menjemput pasien datang. Dia terus melirik jam ditangannya.
Semua Dokter dilarang pulang karna rumah sakit kedatangan pasien yang sangat banyak akibat runtuhnya hotel.
Untung saja gajih Lila masuk ke rekening panti asuhan dan kartu atmnya di pegang oleh bu Resna hingga walaupun Lila tak pulang bu Resna bisa membeli kebutuhan dari gajihnya.
Sesungguhnya Lila merasa dilema, selain dia mendapat gajih, dia juga mendapat bonus yang diberikan oleh kepala rumah sakit secara cash, walaupun bonus itu hanya 500 ribu, dia berniat untuk membeli makanan yang enak untuk keluarganya di panti asuhan.
Tapi sayang, Lila harus mengurungkan niatnya karna dia tak bisa pulang karna harus menangani pasien.
Tak lama beberapa ambulance datang disusul oleh mobil polisi yang mengawal. Dan semua Dokter langsung memberi penolongan pertama pada korban tersebut.
Sedangkan Keinya.
"Nyonya!" sapa koki yang bekerja dirumah Keinya dan Bram. "Apa anda ingin makan sesuatu, nyonya?" tanya koki tersebut.
Keinya menggeleng, "Kau bisa istirahat, aku hanya ingin membuat sosis," balas Keinya sambil memakai apron.
Koki tersebut menunduk hormat dan pergi meninggalkan Keinya didapur.
Semenjak kepergian Lila, Keinya selalu memasak sosis, tapi setelah dia memasak, sosis yang dia buat selalu dia bagikan kepada para pekerja. Dia selalu teringat bahwa putrinya meyukai sosis buatannya.
Dan setelah dia selesai memasak, Keinya selalu memandang sosis yang dia buat sambil meneteskan air mata karna teringat Lila.
Keinya memang tidak mengandung Lila dan tidak mendampingi Lila dari bayi. Tapi semenjak dia menikah dengan Bram, Keinya sudah menganggap Lila sebagai putrinya walaupun kala itu usia Keinya masih sangat muda.
Dan walaupun sudah ada Vania dan Tania, rasa sayang Keinya pada Lila tak berkurang sedikitpun. Sampai kapan pun Lila adalah putri sulungnya bersama suaminya.
Puas memandang sosis yang telah dia buat, Keinya menuangkan teh hijau dan menyeduhnya untuk suaminya.
Dia membawa teh hijau tersebut keruang tv.
Keinya pun duduk sambil menyeruput teh miliknya, dia melihat berita tentang rubuhnya hotel. Tak lama scene berita tersebut berpindah menampilkan semua korban yang berada dirumah sakit. Mata Keinya menangkap salah satu Dokter yang sedang berjalan melewati wartawan yang sedang mewawancarai polisi hingga dokter itu tertangkap kamera. Jantung Keinya berdebar saat melihat Dokter tersebut.
Walau dokter tersebut mengunakan masker, tapi dari cara berjalannya saja Keinya tau bahwa dokter itu adalah putrinya, walau pun Lila hanya melewat sebentar didepan kamera.
Tak ingin berharap berlebihan dan lebih memilih memastikan lagi, Keinya terus menatap layar tvnya sambil mencengkram gelas yang dipegangnya berharap wartawan tersebut menyorot para Dokter.
Keberuntungan berpihak pada Keinya. Wartawan tersebut menyorot salah satu pasien yang tengah diobati. Dan bersaam itu dia melihat Dokter yang memakai masker mengelap keringat di dahinya hingga masker yang digunakan Dokter tersebut terlepas. Ya dan Dokter itu adalah Lila.
Keinya berdiri dari duduknya dan menjatuhkan gelas yang sedang dipegangnya. Dia langsung meneteskan ait mata haru karna Allah memberi jalan untuk bertemu kembali dengan putrinya.
"Papih ....! papih ....!" teriak Keinya dengan keras.
Tak lama, Bram datang menghampiri. "Sayang ada ap ..." Perkataannya terpotong saat melihat layar di tv, dia melihat Lila sedang memakai maskernya kembali.
"Lila!" lirih Bram dengan mata berkaca-kaca.
Kemudian dia memeluk istrinya dan mereka pun saling menangis haru karna bisa menemukan dimana putri mereka sekarang.
Keinya melepaskan pelukan suaminya dan menatapnya. "Papih, ayo kita jemput putri kita," ucap Keinya seraya menghapus air mata suaminya.
Bram tersenyum dan mengangguk.
••••
Keesokan harinya.
Lila menghela napas sejenak saat beres mengecek para pasien. Tubuhnya begitu lelah. Setelah kemarin dia dan para Dokter tak diijinkan pulang, hari ini pun semua Dokter harus bergantian untuk ber'istirahat.
Dan tibalah waktu Lila ber'istirahat. Dia hanya membeli roti dan air mineral untuk makan siang.
Memang makanan itu tidak akan mengenyangkan perutnya. Tapi Lila memakan roti hanya untuk mengganjal saja.
Sebab pada sore hari akan ada catering gratis yang akan diberikan pihak rumah sakit untuk para Dokter. Lila lebih memilih menyimpan uangnya untuk membelikan makanan yang enak untuk keluarganya dipanti, dan membelikan beberapa potong baju untuk Lyodra.
Dia berjalan membawa roti dan air mineral kebelakang rumah sakit. Ada kursi panjang yang tersedia disana. Setelah menyantap roti dia melihat jam ditangannya. Lila sedikit tersenyum karna mengetahui dia masih punya waktu 45 menit lagi untuk ber'istirahat.
Melihat tak ada satu orang pun dibelakang rumah sakit. Lila membaringkan diri dikursi panjang sambil meringkuk menjadikan kedua tangannya sebagai bantal.
Karna lelah wanita malang tersebut akhirnya tertidur.
Ditempat yang tak jauh dari Lila. 4 pasang mata bersembunyi mengawasi gerak-gerik Lila. Ya. Siapa lagi kalau bukan Bram dan Keinya. Sedari tadi Keinya dan Bram mengikuti Lila. Saat melihat putrinya, Keinya ingin sekali berlari dan memeluk Lila. Namun Bram menahannya karna takut Lila malah akan terkejut dan menghindar lagi.
Melihat Lila yang meringkuk dari kejauhan. Keinya dan suaminya mendekag kearah Lila. Keinya melihat Lila sedang tertidur. Dia duduk disebelah kepala Lila dan Bram berdiri dibelakang mereka.
Keinya terus mengusap lembut rambut putrinya yang sedang tertidur.
Kemudian Lila tersenyum dalam tidurnya. Lila bahagia bisa kembali merasakan elusan tangan dari wanita yang sangat amat dirindukannya. Dan Lila berpikir ini hanya mimpi. Sepersekian detik dia mengerjapkan matanya saat ada air jatuh didahinya dan itu adalah air mata mamihnya.
Lila tersenyum saat melihat Keinya, "Mamih!" lirih Lila, kemudia dia menutup kembali matanya karna masih mengira bahwa dia hanya bermimpi. Namun kesadarannya kembali saat dia merasa ada yang mencium keningnya.
Dia pun bangkit dari tidurnya dan langsung duduk. Kemudian dia menampar-nampar pipinya karna masih merasa bermimpi sedang melihat mamihnya duduk disampingnya.
tetep nyesekk