NovelToon NovelToon
Cinta Sebening Embun

Cinta Sebening Embun

Status: tamat
Genre:Romantis / Perjodohan / Tamat
Popularitas:18.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: Shan Syeera

Perjodohan adalah sebuah hal yang sangat
di benci oleh Abraham, seorang pengusaha
muda penerus kerajaan bisnis keluarga nya.

Dia adalah sosok yang sangat di puja dan di
damba oleh setiap wanita, dia merupakan
calon menantu yang sangat ideal dan di
impikan oleh setiap pengusaha dan para
bangsawan yang memiliki anak gadis, jadi
baginya hanya dengan menjentikkan jari
saja, wanita manapun akan dengan senang
hati memasrahkan dirinya untuk merangkak
di bawah kakinya.

Tapi..justru kakeknya, sang pemilik dan
penguasa serta pemegang kendali penuh
dari semua kekayaan keluarganya malah
memilihkan jodoh untuknya.

Dan sialnya lagi..wanita pilihan kakeknya
bukanlah wanita dengan kriteria dan tife
yang selama ini selalu menjadi standard nya.

Abraham sangat membenci keputusan sang
kakek. Namun demi warisan dan kendali penuh
atas segala kekuasaan yang telah di janjikan
padanya. Dengan terpaksa Aham menerima
semua keputusan kakeknya tersebut..

Dan bagi wanita yang juga terpaksa menerima
perjodohan ini..bagaimana kah dia akan bisa
menjalani hidupnya bersama seorang pria yang
sama sekali tidak menginginkan kehadirannya.?

Takdir seakan menjungkir balikan kehidupan
seorang gadis biasa terpaksa yang harus
masuk ke dalam kehidupan sebuah keluarga
yang di penuhi dengan keangkuhan dan
kesombongan akan dunia yang hanya
tergenggam sementara saja..


**Tetaplah untuk selalu di jalanNya..**

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan Syeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

30. Bertemu Mantan

\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*

♥️♥️♥️♥️♥️

Dengan sedikit mengendap-endap Naya keluar

dari kamar mandi. Dia mengedarkan pandangan

dan akhirnya membuang napas setelah yakin

sosok Aham tidak ada di kamar itu.

Naya kembali bingung, rasanya dia tidak akan

sanggup kalau harus tidur di atas kasur. Dia

berjalan ke arah sofa kemudian perlahan mulai membaringkan tubuhnya di sana. Ohh..ini juga

sudah sangat nyaman. Bahkan lebih nyaman

dari tempat tidur di kamar belakang.

Naya masih melihat kearah pintu, takut Aham

tiba-tiba muncul di sana. Tidak terasa matanya

kini semakin terasa berat. Dan akhirnya rasa

kantuk mengalahkan segala nya. Beberapa

saat kemudian dia sudah terlelap dalam tidur

nyenyak nya.

Sementara itu di ruang kerja..

"Apa kau yakin dengan pengakuan mu.?"

Aham menoleh kearah suara. Noah berdiri tidak

jauh di belakang nya.

"Kenapa ? apa kau benar-benar berharap bisa

mendapatkan nya ?"

"Kalau saja Kakek tidak memberikannya padamu

dia mungkin sudah aku miliki sekarang."

Aham mengetatkan rahang nya. Tangan sebelah

kirinya terkepal kuat. Dia kembali meneguk

minumannya di gelas kecil yang sedang di pegang

nya. Noah ikut menuangkan minuman itu, lalu

meneguknya perlahan dengan tatapan intens

terfokus pada reaksi Aham.

"Kau bisa mendapatkan wanita manapun. Wanita

seperti apapun. Tapi dia adalah cinta pertamaku.

Aku sudah mencintainya sejak dia kecil. Saat

pertama kali kakek membawaku ke Panti.."

Aham semakin mengepalkan tangannya.

Tatapan nya lurus ke lukisan Tuan Adiyaksa

yang terpasang menjulang di dinding ruang kerja.

"Apa yang sudah Kakek putuskan tidak bisa di

rubah lagi.."

"Kau tidak pernah menginginkan nya. Dari dulu,

kau sudah menolaknya.!"

Noah berjalan, berdiri di samping Aham. Ikut

menatap lurus kearah lukisan .

"Sejak pertama kali aku melihatnya. Sudah aku

pastikan kalau dia adalah milikku. Dia begitu

cantik, manis memiliki pribadi yang hangat dan menyenangkan. Aku begitu terpesona padanya. Sampai aku tahu kalau kakek sudah menjodohkan

dirinya dengan mu. Aku terpaksa harus mengubur

semua perasaan ku padanya."

Aham terdiam. Tapi pegangan di gelas kecilnya

semakin kuat. Dia seakan ingin meremas gelas

itu. Noah meliriknya sekilas.

"Ambil saja kalau kamu memang menginginkan

nya ! Siapa yang butuh wanita seperti itu.!"

Geram Aham dengan intonasi suara yang kuat.

Bibir Noah tersenyum sinis.

"Kita buat kesepakatan.! biarkan dia menjatuhkan

pilihan hatinya sendiri. Tidak boleh ada yang memaksakan diri padanya.!"

"Dia sudah menjadi istriku sekarang. Tentu saja

hati nya akan dia serahkan padaku.!"

"Apa kau yakin dengan hal itu ?"

Aham terdiam. Tapi tatapannya semakin dingin.

Tangan kirinya juga semakin terkepal kuat.

"Tidak ada wanita yang akan menolak pesonaku.

Apa kamu yakin dia bisa bertahan berada di

sisiku, apalagi aku bebas melakukan apapun

padanya, karena dia sudah sah menjadi

milikku.!"

Kali ini Noah yang terdiam. Ada kilatan api

kecemburuan yang besar dari sorot matanya.

"Kalau kau merasa mampu bersaing denganku

baiklah, kita lihat siapa yang akan menang !"

Ketus Aham, kali ini dia benar-benar meremas

gelas kecil di tangannya.

"Oke.! Tapi kau harus berani melepaskan nya

seandainya dia lebih menjatuhkan hatinya padaku.!"

Prang !

Aham melempar gelas kecil yang tadi di pegang

nya ke dinding kamar hingga pecah berkeping-

keping. Matanya masih menatap lurus kearah

lukisan. Noah hanya melirik sekilas kearah

pecahan gelas tersebut.

"Ambilah kalau kau bisa !"

Desis Aham sambil kemudian dia mengambil

mantel setelah itu beranjak keluar dari ruangan

meninggalkan Noah yang hanya tersenyum tipis.

Di depan pintu Aham berpapasan dengan Pak Ali

yang sudah siap dengan alat pembersih. Aham

berjalan acuh keluar dari rumah. Pak Ali hanya

bisa menatapi punggung Tuan nya itu. Mau

kemana Tuan Muda malam-malam begini ?

Pak Ali hanya bisa menggeleng resah.

----- -----

Adzan subuh berkumandang. Naya menggeliat

dan membuka matanya perlahan. Dia segera

bangkit dari sofa. Kemudian bergegas menuju

ke kamar mandi, saat melintas ke tempat tidur

Naya menautkan alisnya karena dia tidak melihat

sosok Aham ada di sana. Kemana laki-laki itu ?

Apa semalam dia tidak tidur di kamar ini ??

Hati Naya tiba-tiba menjadi resah.

Dia menggeleng dan mencoba menepis semua

pikiran buruk yang kini memenuhi kepala nya.

Dengan cepat dia masuk ke kamar mandi.

Sampai pagi Aham belum juga muncul ke dalam

kamar. Mungkinkah dia tidur di kamar sebelah ?

Ya..bisa saja seperti itu. Naya membuka gorden,

kemudian merapihkan tempat tidur.

Hari ini dia harus ke kantor. Ada banyak hal yang

harus di kerjakan nya. Ponsel Naya berdering.

"Assalamualaikum.. Monica..?"

"Hari ini Nona ke kantor ?"

"Iya Mon saya ke kantor."

"Baiklah, saya ke tempat Nona sekarang."

"Kamu masukan saja mobilnya ke dalam ya

Mon.? bilang saja mau menjemput saya pada

penjaga pintu gerbang.."

"Baik Nona."

Naya mengakhiri percakapan nya. Dia berbalik

dan langsung memekik saat melihat kini tubuh

Aham sudah terbaring terlentang di atas kasur.

Bagian kakinya masih menjuntai ke bawah.

Naya mendekat, berdiri di pinggir tempat tidur.

Menatap lekat wajah Aham yang terpejam kuat.

Debaran kuat di dadanya tiba-tiba saja kembali

muncul membuat Naya merutuki diri sendiri .

Perlahan Naya membuka sepatu yang di pakai

Aham. Kemudian membuka mantel yang masih

membungkus tubuhnya. Ini sedikit sulit karena

tubuh Aham yang tinggi tegap. Naya harus

bersusah payah untuk bisa melepaskan nya .

Akhirnya mantel itu terlepas. Sejenak Naya

menghela napasnya. Habis dari mana laki-laki

ini sebenarnya.? Mata Naya membulat ketika

dia melihat noda merah di beberapa bagian

kaos putih polos yang di kenakkan Aham.

"Lipstik.."

Lirih Naya dengan wajah sedikit pias. Apakah

semalam laki-laki ini menghabiskan waktunya

bersama dengan wanita lain.?

Tidak tahan dengan itu, Naya bergerak, dia harus

membuka kaos itu dan membuang nya.! jadi

semalam dia habis bersenang-senang dengan

wanita lain.? Oke, baiklah, terserah.! Hati Naya

saat ini di penuhi dengan hawa panas.

Dengan kasar dia membuka paksa kaos yang

di kenakkan Aham. Tapi posisi dirinya saat ini

sangatlah rawan. Dia membuka baju Aham

dengan posisi badannya berada di atas tubuh

Aham. Karena gerakan tangannya yang sedikit

kasar, pria itu tampaknya sedikit terganggu.

"Feli.."

Gumam Aham. Gerakan tangan Naya terhenti.

Feli ?? jadi semalam dia bersama dengan Feli ?

Naya mengatupkan bibirnya. Hawa panas di

dada nya kini semakin terasa. Pantas saja dia

tidak pulang semalam ?

Naya mencoba melepaskan kaos itu. Namun

gerakannya yang kasar dan tergesa-gesa rupanya

membuat laki-laki itu sangat terganggu. Tiba-tiba

Aham bergerak membuat kaki Naya kehilangan keseimbangan dan tiada ampun tubuhnya kini

jatuh di atas tubuh Aham.

Mata Aham terbuka seketika. Dia menatap intens wanita yang kini sedang menindih nya. Matanya sedikit merah, bibirnya menyeringai tipis, Naya

tersadar dari kekagetannya saat tangan Aham

menarik pinggangnya dengan kuat hingga kini

tubuh mereka benar-benar rapat. Wajah mereka

hampir bersentuhan.

Aroma alkohol bercampur dengan wangi

parfum wanita kini menyeruak memenuhi

indra penciuman Naya membuat kekesalannya kembali muncul.

"Apa kau begitu bernapsu padaku ?"

Suara berat Aham membuat wajah Naya berubah semerah tomat. Dia segera menarik dirinya ingin bangkit. Tapi telapak tangan Aham makin kuat menahan pinggangnya.

"Maaf..aku tidak sengaja."

"Sengaja atau tidak, kau memang terlihat sangat

bernapsu padaku. !"

"Tidak ! jangan sembarangan.! sudah lepas !"

"Kalaupun benar tidak apa-apa.! Kau bebas

melakukan nya ! Hanya kamu yang bisa ! wanita

lain harus berjuang dulu untuk bisa bersamaku.,!"

Apa ?? berjuang.? dasar pembohong ! buktinya

semalam kamu menghabiskan waktu bersama

dengan kekasihmu itu.!

"Tidak ! Aku sungguh tidak sengaja ! aku hanya

ingin melepaskan kaos mu.!"

Naya mengutuk Aham dalam hatinya.

"Baiklah, kau boleh mencari alasan apapun.!

Sekarang biarkan aku tidur sebentar lagi.

Semalam kamu sudah membuatku tersiksa."

Apa tersiksa ? dasar pembual.!

"Ini sudah siang, aku harus pergi bekerja.!"

Aham membuka matanya. Kesempatan ini

di gunakan Naya untuk segera melepaskan

dirinya dari pelukan Aham. Tidak sengaja dia

menyentuh dada polos Aham karena saat ini

kaos yang tadi dipakainya sudah berhasil Naya

lepaskan dari tubuhnya. Naya tertegun saat

tangannya menyentuh kulit tubuh Aham.

Ini gila ! kulit laki-laki ini memang sangat halus.

Sangat tidak masuk akal, dia dengan tubuh yang

penuh otot , tapi bisa memiliki kulit sehalus ini.

Naya lagi-lagi di buat terheran- heran dengan

kondisi fisik laki-laki ini.

Aham akhirnya membiarkan Naya bangkit. Dia

masih merasakan kepalanya saat ini pusing.

Sudut matanya melihat Naya bergegas masuk

kedalam kamar mandi.

***** *****

Mobil mewah yang membawa Naya kini berhenti

di loby sebuah kantor yang cukup megah. Hari ini

dia akan bertemu dengan agen advertising yang

akan menggarap iklan dan promosi untuk produk

perhiasan baru nya.

"Maaf Nona, apa saya bisa bertemu dengan Pak

direktur ?"

Naya bertanya dengan sopan pada resepsionis

yang ada di loby.

"Apa anda sudah membuat janji sebelum nya

Nona ? "

"Sudah, saya Kanaya dari Az Zahwa Jewelry.."

"Ohh.. baiklah silahkan anda langsung naik saja

ke lantai 20. Nanti di sana sekretaris Direktur

akan menyambut anda."

"Terimakasih banyak.."

Resepsionis itu hanya mengangguk sopan.

Naya dan Monica langsung melangkah menuju

ke arah lift khusus yang akan membawa mereka

ke lantai 20.

Naya memasuki ruang kantor direktur PT Inios

Advertising.

"Silahkan Nona..Pak Direktur sebentar lagi datang.

Dia baru saja selesai meeting."

"Terimakasih.."

Naya tersenyum pada sekretaris cantik itu.

Dia duduk dengan tenang di sofa. Monica duduk

tidak jauh dari dirinya.

Tidak lama ke dalam ruangan muncul dua orang

pria. Pria yang satu kelihatannya sangat sibuk,

dia masih terfokus pada berkas di tangannya.

Naya berdiri menyambut kedatangan dua orang

yang di yakini sebagai direktur perusahaan ini.

Dan orang itu kini berdiri di hadapan Naya dengan

mata dipenuhi rasa terkejut. Begitupun Naya.

"Kanaya..?"

"Kak Rey..?"

Mereka saling menunjuk satu sama lain. Mata

laki-laki muda itu tampak berbinar.

"Apa kabar Nay ? kok..kamu bisa datang kesini.?

Apa kamu klien yang ingin bertemu dengan ku.?"

Naya tampak tersipu. Tuhan..kenapa dia harus

di pertemukan kembali dengan laki-laki ini.

"Iya Kak..saya mewakili Pak Robin.."

'"Ohh.. baiklah. Silahkan duduk."

Naya mengangguk kemudian duduk kembali di

tempatnya semula. Tatapan pria muda itu masih

belum lepas dari wajah cantik Naya. Jantungnya

kembali berdetak kencang, tidak pernah berubah,

masih sama seperti 2 tahun yang lalu.

Pria itu adalah pemilik perusahaan advertising

ini. Richard Rahardian Wijaya, atau yang biasa

di panggil Rey oleh Naya, dia adalah senior di

kampus nya Naya dulu. Cinta pertama nya Naya

juga. Hanya saja dua tahun ini laki-laki itu tidak

pernah lagi bertemu dengan dirinya, sejak

kejadian terakhir.

Lagi-lagi perbedaan strata sosial membuat nasib

cintanya terhalang dinding pemisah yang sangat

kokoh. Dan Naya sadar betul akan keadaanya.

"Jadi Nay..? sekarang kamu bekerja di perusahaan

ini ? sebagai asisten pribadi Direktur ?"

Richard membuka berkas kontrak kerjasama di

tangannya. Dia menatap sebentar ke arah Naya.

"Iya Kak..baru sebentar saja kok."

Richard kembali memeriksa berkas itu. Untuk

sesaat Naya memperhatikan laki-laki yang ada

di hadapannya ini. Tidak ada yang berubah dari

dirinya. Dia tetap seorang Richard yang tampan,

tegas, dan acuh tak acuh.

"Oke, bagaimana kalau kita bicarakan kerjasama

ini sambil makan siang.?"

Naya terdiam, dia tampak ragu. Richard melirik

dan menatapnya.

"Kenapa ? kau keberatan ?"

"Ohh ? Gak kok.?"

Naya tergagap. Senyum gusar tercipta di bibir

indah nya membuat mata Richard terpaku.

"Jadi bagaimana ?"

Naya terdiam berpikir.

"Baiklah.."

"Oke, good ! kita berangkat sekarang ?"

Richard berdiri, Naya juga berdiri. Sejenak mereka

kembali saling berpandangan. Rasa itu masih ada.

Walau tidak sebesar dulu. Itulah yang di rasakan

oleh Naya. Tapi bagaimana dengan Richard ?

Ternyata rasa itu tidak pernah berubah sama

sekali. Apalagi sekarang, dia melihat banyak

hal telah merubah tampilan fisik wanita ini. Dia benar-benar luar biasa sekarang.

Akhirnya mereka memutuskan untuk melakukan

pembicaraan sekaligus makan siang di sebuah

restoran mewah.

Saat ini mereka sudah mulai menikmati makan

siangnya dengan tenang di temani oleh asisten

mereka masing-masing.

"Bagaimana kabar ibu dan anak-anak

panti Nay ?"

"Alhamdulillah baik Kak.."

Richard menatap wajah Naya. Apakah dia

masih punya kesempatan untuk memiliki

wanita ini lagi ?

"Maafkan Mama ku Nay.. Aku sungguh tidak

tahu kalau semua ini akan terjadi."

Suara Richard terdengar sangat menyesal.

Naya menatap Richard sebentar.

"Semua yang sudah terjadi tidak akan bisa di

ubah Kak. Aku yakin Tuhan sudah mengatur semuanya dengan baik.."

"Aku sangat menyesali semuanya Nay.. Aku

sudah mengkhianati cinta kita demi semua ini."

Naya tersenyum getir.

"Sudah lah Kak..tidak perlu di sesali lagi."

Keduanya meneruskan acara makan siang nya

tanpa ada pembicaraan lagi.

Setelah Naya melaksanakan ibadah sholat

dhuhur, mereka langsung melakukan

pembahasan tentang pembuatan iklan

yang akan di garap.

"Baiklah..aku akan memakai model terbaik

untuk proyek iklan ini..Semua model pasti akan berebut untuk membintangi iklan perhiasan ini. "

"Iya Kak Rey atur saja semuanya dengan baik.

Kalau sudah menemukan model yang tepat,

segera lakukan pembuatan iklannya karena

perusahaan akan segera meluncurkan produk

baru ini..

"Oke Nay..nanti aku kabari lagi.."

Keduanya akhirnya mengakhiri pertemuan.

Mereka melangkah keluar dari ruang VIP tersebut.

Saat baru saja keluar dari pintu ruangan,

seorang wanita paruh baya di temani seorang

wanita cantik langsung menyerbu kearah

kedatangan Richard dan Naya. Langkah mereka semua terhenti. Mata Naya dan mata wanita

paruh baya itu beradu dalam keterkejutan.

"Ohh..masih berani menemui putraku kamu ya.."

Wanita itu langsung maju, kemudian mengangkat

tangannya.

"Mama stop..!"

Richard menahan tangan wanita itu yang tadi

hampir saja mendarat di wajah Naya. Mata

wanita itu semakin membulat. Tatapan benci

dan meremehkan dia hunuskan pada Naya yang terdiam tenang dibelakang tubuh tegap Richard.

\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*

Bersambung.....

1
Clorris Azzahra
maaf tor pemenggalan kalimat kurang enak, kalau cerita bagus sekali lagi maaf ya tor makasih
Utamy Utamyy
teman aham wanita jadi"an
Novi Jahan
Luar biasa
Selamet Turipno
Cerita yg tak jelas hanya memuji tampan dan cantik
Selamet Turipno
bagus kayaknya ceritanya cuma satu yg kurang bagus menurut gua apa tidak ada nama lain tokoh utamanya ngapain mesti Abraham Ibrahim lebih bagus
Gadis Puspa Kartika
Luar biasa
tus tiani
aaaah dasar aham arogan
tus tiani
makanya jadi laki jangan banyak tingkah
tus tiani
nah mulai kan, aham siap2 aja loh..
tus tiani
ego aja ditinggikan tuan aham, Tampa sadar sudah kalah secara perlahan tapi pasti
tus tiani
biasanya setelah bahagia baru ketemu dengan keluarganya.
Khairul Azam
novel othor ini yg aku suka cuman yg menikahi wanita tanguh, yg lainya ngak aku suka wanitanya terlalu plinplan lemah semua gak ada harga diri semua
elank yl
ceritanya bagus 👍🏻
Arida Susida
Luar biasa
winda aulia
emang GK salah sih Noah jadi penjaga Kanaya. selalu gercep.
ayi fujiarti
mengulang lagi untuk sekian kalinya... tak pernah bosan baca karya ka shan
Naura Ovo
sayang aham jadi laki,,murahan apa karna dia tampan ya thor 😁🤭🤭🤭
Siti Aminah
thor tng ksh tau apa2 saja karya novel mu thor...aku ingin membacany. atw para reader tlng klo ada yg tau...ksh tau aku yah judul2 novel ny othor .
Khadijah Nafisah: di baca
total 2 replies
Siti Aminah
aku jg ngucapin trm ksh thor...krn sdh menyuguhkan cerita se bagus...se menarik d se seru ini. aku snht suka sepertiny akan aku ulang2 membaca ny
Siti Aminah
Noah sllu jd pahlawan bagi kaum hawa...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!