NovelToon NovelToon
LIFE PROBLEM

LIFE PROBLEM

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Bullying di Tempat Kerja / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:640
Nilai: 5
Nama Author: alwayscoklat_

Gadis yang tidak pernah bahagia di hidup nya satu kali saja pun tidak pernah

Di rumah?di sekolah? sama saja! tidak ada yang mau membahagiakan dirinya

bahkan seolah olah dunia ikut mendukung ketidakberdayaan diri nya,semua...SEMUA SAMA SAJA!! tidak ada yang peduli ! Tidak ada yang mengasihani diri nya, punya keluarga namun seperti hidup sebatangkara

MAURA ZAFINA AMORA, gadis yang mencoba untuk mencari secercah kebahagiaan walupun mustahil bagi diri nya


"Gue ada di sini karna gue masih hidup" Fina mengulas senyum kecil pada sudut bibir nya.

"Tapi gue bisa bikin lo sembuh"

Fina menggeleng pelan dengan senyuman manis nya. "Gua sendiri aja gak pernah bisa, apa yang bikin lo yakin banget bisa nyembuhin gua??"

"Hidup gua udah terlalu rumit dan sial, jangan terlalu deket sama gua atau lo juga bakalan rusak, ini juga demi diri lo sendiri"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alwayscoklat_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

kematian Nara

Hening membalut dinginnya malam...

Jendela yang berembun tak lagi memantulkan cahaya matahari, melainkan pantulan remang-remang dari lampu jalan yang menembus kegelapan.

Di luar, di saat dunia tertidur lelap, jam menunjukkan pukul tiga dini hari, di mana bayang-bayang menjadi lebih panjang dan rahasia-rahasia tersembunyi berani menampakkan diri.

Nara, dalam balutan gaun tidur putihnya yang kini basah dan menempel di tubuh, terbaring dalam bathtub.

Airnya, yang beberapa saat lalu masih bening, kini berubah menjadi keruh, diwarnai oleh semburat merah yang perlahan menyebar.

Lengan kirinya, yang terulur di atas tepi porselen dingin, menunjukkan sebuah luka sayatan dalam. Sebuah silet berkarat tergeletak tak jauh dari jemarinya yang pucat, seolah menjadi penanda bisu atas keputusan yang telah ia ambil.

Rambut hitamnya yang basah menyebar di permukaan air, menciptakan ilusi kembang api yang suram. Wajahnya yang damai, seolah telah menemukan kedamaian yang ia cari, sedikit terangkat.

Ada senyum tipis, mungkin sebuah rasa lega yang terukir di sana, seolah beban yang selama ini menimpanya telah terangkat. Dalam ketenangan yang mengerikan itu, nyawa Nara terlepas, menyatu dengan air, dengan kebisuan, dan di temani dengan malam yang sunyi.

Semua berangsur hening, hanya desis air dari keran yang menetes, menemani kepergiannya yang sunyi.

Udara dingin yang merayap di bawah celah pintu tak lagi terasa. Arkan dan Rey, yang baru saja masuk, kini mematung di ambang pintu, seolah kaki mereka terpaku pada ubin yang basah. Pandangan mereka jatuh pada satu titik, pada adegan yang terasa seperti lukisan surealis yang mengerikan. Lampu kamar mandi yang tak terlalu terang itu seakan berusaha menyembunyikan kenyataan, namun tetap gagal.

Bagi Rey, yang selama ini melihat Nara sebagai sosok yang penuh tawa, pemandangan itu terasa seperti pukulan di ulu hati. Matanya membulat, menolak apa yang ia lihat.

"Nara...?" bisiknya, suaranya tercekat di tenggorokan, lebih seperti hembusan napas tak berdaya daripada sebuah pertanyaan.

Ia ingin berlari, mengguncang tubuh Nara, dan membangunkannya dari mimpi buruk ini, tetapi kakinya terasa berat, tak mampu beranjak.

Di sebelahnya, Arkan yang selalu menjadi penopang Rey, kini tak mampu mengucapkan sepatah kata pun. Ia hanya bisa menatap nanar, bibirnya bergetar.

Tangannya yang terkepal erat, gemetar, mencerminkan gejolak badai di dalam dirinya.

Pemandangan itu, dengan air yang keruh dan gaun putih yang basah, mengukir lubang kosong di dadanya. Ia ingin berteriak, meruntuhkan dinding-dinding ini, namun suaranya seolah terampas oleh ketakutan yang mencekam.

Mereka berdua, dalam bisu yang memekakkan telinga, hanya bisa berdiri. Waktu seolah berhenti, dan di antara mereka dan sosok Nara di dalam bathtub, terbentang jurang kepedihan yang tak terucap. Hanya keheningan malam dan tetesan air yang terus menetes, menjadi saksi bisu atas kepedihan yang membekukan itu.

Tak ada satupun kalimat yang terdengar lagi di sana, hanya keheningan dengan riuh badai di kepala mereka masing-masing, meratapi Nara sang gadis cantik yang sudah lebih dulu berpulang menemui sang tuhan.

●●●●●●

Itu memang kejadian yang begitu tragis, sebuah pemandangan dan kejadian yang tidak akan pernah Rey dan Arkan lupakan.

Kesehatan mental selalu menjadi faktor utama untuk semua orang, dari sana kedua laki-laki itu sadar begitu penting nya kesehatan mental bagi tiap individu. Itu bukan lah hal yang bisa di remehkan, mereka hanya butuh di dengar dan juga di support.

Mereka tak ingin mendapatkan empati dari orang atau mencoba mencari perhatian setiap orang. Mereka benar benar hanya mencoba bertahan hidup dengan gangguan mental yang tak bisa mereka sembuhkan.

"Nara..Udah nyaman banget yah di sana? Sampe-sampe lo gak pernah datang ke mimpi gue lagi." ucap Rey, mengelus batu nisan berwarna hitam yang bertuliskan nama NARA di sana.

"Gue datang ke sini, gue kangen banget sama lo Nara, Gue bawa Arkan juga." gumam Rey lagi dengan sendu. Jelas sekali suara nya pelan dan dalam, menyiratkan kesedihan yang tak bisa dia jabarkan.

"Halo Nara, Apa kabar?" tanya Arkan, menyirami tumpukan tanah itu dengan Air bening dari atas hingga bawah.

Arkan tersenyum kecil memandangi nama yang tertera di sana. "Udah 2 tahun berlalu, waktu cepat banget berlalu yah? Lo pasti baik baik aja di sana, lo udah bisa lihat langit sepuas yang lo mau. Lo udah bisa lihat kita di sini dari atas sana." Celetuk Arkan, Suara nya bergetar, ingin rasanya menangis tapi tak bisa dia keluarkan, seakan semuanya tertahan di tenggerokan.

Rey menghela nafas nya dengan berat. "liatin kita dari sana yah, sesekali mampir lah ke mimpi gue, gue pengen liat lo gak sakit lagi Ra." ucap nya.

Pada akhirnya, semua keputusan yang di ambil oleh Nara terhadap diri nya sendiri membuat mereka yang di tinggalkan sadar, ternyata gadis bertubuh kecil itu tidaklah sekuat yang mereka bisa.

Tapi Rey tau, Sekarang Nara tidak pernah sakit lagi, dia pasti tengah menikmati banyak hal di atas sana.

"bersemi Lebih indah di atas sana Nara. Kita sayang sama lo." ucap Rey lagi.

Arkan mengangguk seakan menyetujui ucapan Rey barusan. "kita bakal sering sering kunjungin lo deh biar gak kesepian." ucap nya. Mengelus batu nisa tersebut dengan lembut.

Tak lagi menyesali semua yang sudah terjadi. Bahkan semua nya tidak akan pernah bisa terulang. Mungkin tuhan jauh lebih sayang kepada nara hingga tuhan mengambil nya lebih cepat dari pada mereka.

Gadis berumur 15 tahun yang berakhir dengan tangan nya sendiri. Semua beban yang tak pernah bisa dia tanggung lagi pada pundak kecilnya. Semua perkataan yang tak bisa dia terima lagi pada hati nya.

Selama ini, gadis itu sudah lebih dari cukp. Hanya saja Nara sudah sampai pada titik terakhirnya mencoba mempertahankan semua nya sebisa yang dia usahakan.

Namun takdir tampaknya tak cukup puas hngga terus menerus menghantam Nara dari segala arah. Mengikis mental nya, di temani dengan hari sial setiap hari nya. KEpala yang berisik itu mulai mempertanyakan banyak hal kenapa dia bisa di perlakukan seperti ini oleh dunia.

Seakan dunia ingin sekali menjadikan nya sampah yang tak pernah di anggap oleh siapapun, meskipun setelah dia mencoba untuk menyuarakan semuanya.

Pada akhirnya, Nara kalah melawan pikiran dan hati nya. Perperangan di antara diri nya dan takdir dimenangkan oleh takdir yang membuat Nara kembali pada pangkuan tuhan karena tak bisa menanggung semuanya.

Dan pada hari itu, 2 tahun yang lalu...Takdir berhasil merenggut satu nyawa yang berharga dari dunia ini. Meskipun raga itu ingin sekali untuk hidup di dunia yang begitu menyesakkan ini.

1
Nick and Judy
Baper banget sama ceritanya.
Linda Ruiz Owo
Terharu, ada momen-momen yang bikin aku ngerasa dekat banget dengan tokoh-tokohnya.
Dark Dynamix
Ceritanya asik banget thor, jangan lupa update terus ya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!