Siapa yang menyangka permohonan yang berada di ujung nyawanya terkabulkan. Arum, gadis cantik yang merupakan salah satu gundik gubernur jenderal Belanda kembali ke masa lalu.
"Aku tidak mau mati dalam keadaan mengenaskan! Dicampakkan dan kehilangan anakku! Terlebih, kepada mereka!"
Mampukah Arum merubah masa depan nya? Apakah semuanya berjalan seperti yang diharapkan nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Periksa semua!
"Maneer? Panggil pria dengan jas putih itu.
"Maneer?" Panggilnya lagi.
"Ma....."
"Berapa bulan?" Tanya Frans dengan suara tenang dengan matanya terpejam sejenak, tangannya memainkan pena yang dia ketuk- ketuk pada meja dihadapannya.
"Sekitar 2 bulan maneer." Sekarang giliran pria dengan jas putih itu yang memejamkan matanya sejenak. Guci antik keramik itu langsung tumbang dan pecah berserakan di sana.
"S1al! Itu bukan darah daging ku! Beraninya dia bermain api!" Caroline terperanjat mendengar teriakan suaminya. Frans berdiri mendekati tubuh yang terbujur kaku itu.
"Jadi karena itu, dia meminum racun nya."
"Benar maneer, itu faktor utamanya."
"Kau bersama dengannya sepanjang hari, pastinya tau bukan? Masih ingin diam?" Tatapan mengintimidasi Frans membuat tubuh wanita itu gemetar.
"Ampun maneer! Jangan hukum saya! Saya hanya melakukan perintah dari Nyai Dania." Jelasnya langsung berlutut.
"Siapa!" Sentak Frans. Dia tau kapan dia berhubungan dengan para Nyai di kediaman nya. Jika dia tidak menginginkan keturunan dari mereka, maka mereka akan diminta menggunakan kontrasepsi. Sehingga dia tidak bisa dikibuli begitu saja.
"Salah satu diantara penjaga yang tiada kemarin maneer." Jelasnya berlutut memohon ampun.
"Berapa lama? Apa karena aku tidak ada? Atau setiap malam?" Tanya Frans kembali.
"Saya hanya tau sebanyak 3 kali dalam seminggu. Selebihnya saya tidak tau lagi." Jawabnya jujur.
"Angkat kepala mu!" Wanita itu mengangkat kepalanya.
"Kau yakin?"
"I-iya ma-maneer."
"Buang semua barang-barang wanita ini dari kediaman ku! Bakar! Termasuk juga jasadnya!" Ucapan Frans membuat semuanya kaget.
"Sekarang!" Titah Frans.
"Minta semua Nyai berkumpul disini sekarang juga! Semuanya!"
*****************
Disisi ruangan lain, para nyai membentuk kumpulan mereka sendiri. Sambil membahas hal yang terjadi di bangunan yang mereka tempati.
"Kenapa dia melakukan nya ya?"
"Siapa yang tau, mungkin saja dia makan hati karena maneer tidak menatap nya atau menemuinya seperti dulu."
"Tapi, bukankah kita sama? Semuanya mengalami hal yang sama. Maneer hanya akan menghabiskan waktu bersama dengan nyai yang masih segar, kalau sudah bosan. Ya, begitu...."
"Benar! Itu adalah resiko yang harus siap kita terima. Setidaknya kita tidak luntang lantung di jalanan atau pun kesulitan untuk makan. Seperti di desa!" Ujar yang lainnya.
"Tidak ada nyai yang akan dinikahi oleh maneer. Mereka hanya bermain dengan kita dan sebagai gantinya, kita juga membersihkan rumah nya. Lebih baik seperti ini, daripada hidup di luar sana, kita bisa dip3rkosa tentara seperti hewan."
"Tapi, itu tidak termasuk dengan Arum."
"Kau ini bagaimana, dia itu masih baru. Maneer masih belum bosan dengan nya. Beberapa bulan lagi, dia akan seperti kita." Serentak, mereka melihat Arum yang melewati mereka.
"Hei! Kau mau kemana? Kau tidak dengar apa yang dikatakan oleh maneer? Para Nyai, tetap disini!" Arum berbalik menatap kumpulan wanita itu.
"Aku dengar, tapi aku juga mendengar kalau sekarang. Para Nyai diminta berkumpul di ruang tamu." Jelas Arum.
"Siapa yang bilang?"
"Itu benar!" Sela penjaga yang datang.
"Maneer meminta kalian untuk segera berkumpul." Jelas mereka kembali.
"Baiklah."
"Ayo!"
*****************
"Kami sudah datang maneer." Jelas salah satu diantara mereka.
"Berbaris!" Para nyai langsung melakukan nya.
"Dokter?" Ucap mereka pelan melihat beberapa dokter yang masuk.
"Periksa mereka! Aku ingin tau siapa yang hamil dan tidak! Jika ketahuan, mereka akan terima konsekuensinya! Seperti dia!"
"Sekarang!" Frans duduk di kursi kayu dengan meja bundar nya. Begitu juga dengan Caroline, wanita itu tersenyum kecil pada Arum. Seiring dengan ketakutannya yang hilang, digantikan oleh statusnya sebagai istri sah di kediaman ini dan Arum serta wanita-wanita itu adalah kumpulan wanita yang tidak berharga.
"Jangan sampai ada yang terlewat!" Jelas Caroline.
'Aku berharap, diantara mereka banyak yang mengandung! Tapi bukan anak suamiku! Aku tidak sudi! Sehingga fokus ku, hanya pada wanita ini! Wanita s1alan ini!' batin Caroline menggerutu menatap Arum yang begitu tenang meskipun dia ditatap saat ini dan juga diejek oleh Caroline.
Bersambung....
Yuk berikan 3 komentar untuk update berikutnya hari ini 😁
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiahnya ya terimakasih banyak 🥰 🙏 🙏
