Maura Putri Wijaya, gadis cantik berusia 20 tahun. Putri tunggal dari pengusaha terkenal nan kaya raya, Elgar Wijaya dan Amira Talitha.
Namun, hidup Maura kesepian karena kedua orang tua nya sibuk dengan urusan masing-masing. Membuat Maura terbawa arus hingga memutuskan menjadi seorang sugar baby dari seorang pria tampan yang usia nya jauh di atasnya.
Daniash Anggara Kim, pria dewasa yang berhasil menjadikan Maura baby nya, bahkan mereka menghabiskan banyak malam bersama. Daniash pria beristrikan seorang artis bernama Herra Yuliana, mereka menikah karena perjodohan.
Apa yang terjadi ketika orang tua Daniash mengetahui kelakuan putra nya dengan gadis lain? Sedangkan mereka tau kalau hubungan rumah tangga keduanya baik-baik saja?
"Aku lelah dengan keadaan aku saat ini, bisakah aku menyerah, Dad?"
"Tidak, aku yang akan memberikan semua nya untukmu. Menjadikan mu gadis paling beruntung!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 30 - Takut Sakit?
"Maura pengen ketemu Daddy!" Ucap Maura.
'Apa perlu Daddy yang kesana menghampiri mu, sayang?' Tanya Daniash di seberang sana.
"Tidak, aku yang akan menemui Daddy." Jawab gadis itu dengan antusias.
'Baiklah, kita bertemu di bawah sana. Di taman kota, ada sesuatu yang ingin Daddy berikan untukmu, sayang.'
"Lagi, Dad?"
'Sudahlah, ayo bersiap. Jangan memakai pakaian seperti itu saat keluar, pakai yang biasa nya ya.'
"Iya Daddy ku sayang." Jawab Maura, panggilan pun berakhir. Gadis cantik itu masuk ke dalam kamar dengan langkah ceria, dia masuk ke dalam ruang ganti dan memilih pakaian yang cocok untuk dia kenakan saat akan bertemu Daniash.
Celana jeans yang cukup ketat dan blouse yang dia masukkan ke dalam sela celana nya, tak lupa tas selempang berwarna hitam. Gadis itu menggerai rambutnya, lalu pergi dengan langkah mengendap-endap.
Tapi dia yakin, kalau mama dan papa nya sedang beristirahat di kamar nya, mereka pasti kelelahan setelah perjalanan yang memakan waktu cukup lama.
"Mau kemana sayang?" Tanya Amira saat melihat anak gadisnya keluar dari kamar dengan langkah mengendap-endap. Seketika gadis itu menegang, satu langkah lagi dia akan berhasil keluar dari rumah tanpa ketahuan.
"Maura mau ke rumah temen, Ma. Boleh kan?"
"Malam-malam begini? Kalau papa mu tau, dia pasti marah sayang."
"Ayolah Ma, Maura udah besar lho. Sekarang Maura udah 21 tahun, Maura juga mau rayain ulang tahun Maura sama temen-temen. Ya, boleh ya Ma?" Bujuk Maura.
"Jangan pulang larut malam ya, atau mama kasih tau sama papa." Putus Amira akhirnya, dia paling tidak bisa menolak keinginan putri kesayangan nya. Berbeda dengan Elgar, dia berwatak keras kepala dan tak suka jika keputusan nya di bantah. Meskipun begitu, dia sangat menyayangi Maura.
Maura adalah putri satu-satunya, dulu Maura punya adik laki-laki, tapi sayang karena kejadian memilukan belasan tahun silam, membuat Maura kembali menjadi putri tunggal keluarga Wijaya.
Semua yang di lakukan Elgar, adalah sebagai bentuk kasih sayang untuk putri nya, meski anggapan Maura, papa nya terlalu mengekang dan tak memberikan nya kebebasan sedikit pun. Bahkan dalam urusan berteman, Elgar sangat membatasi pertemanan putrinya, itulah yang menyebabkan Maura tak punya teman laki-laki. Maura hanya berani berteman dengan perempuan, karena kalau dia melanggar, papa nya pasti akan marah besar.
"Kalau begitu, Maura pergi dulu ya Ma. Sayang mama banyak-banyak."
"Iya sayang, have fun sama temen-temen kamu ya. Ingat, jangan minum-minum."
"Iya Ma, Maura gak bakal minum-minum kok." Jawab Maura. Padahal usia nya sudah legal untuk minum, tapi dia tak menyukai alkohol jadi tanpa di cegah mama nya pun, Maura memang takkan melakukan nya.
Gadis itu berjalan dengan riang, keluar dari rumah besar nya. Dia memutuskan membawa salah satu mobil miliknya, hadiah dari sang papa untuk ulang tahun nya. Tapi tahun ini, papa nya belum memberikan nya hadiah apapun.
Maura mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang, dia terus tersenyum membayangkan wajah sang pujaan hati, siapa lagi kalau bukan Daniash. Pria tampan nan dewasa yang berhasil mencuri hatinya.
Hanya butuh waktu 15 menit untuk Maura sampai di taman kota, tempat yang sudah di tentukan oleh Daniash. Gadis itu memarkir mobil nya dengan rapih, lalu keluar dengan menenteng tas selempang nya.
"Daddy dimana ya?" Gadis itu celingukan mencari sang kekasih.
"Mencari ku, baby.." sepasang tangan besar nan kekar meraup pinggang ramping nya dengan erat, hembusan nafas beraroma mint menyegarkan menguar begitu pria itu bicara.
"Iya, Daddy. Sudah lama? Apa Maura terlambat?"
"Tidak sayang." Jawab Daniash, gadis itu melerai pelukan pria nya lalu keduanya berpelukan erat.
"Kangen banget sama Daddy.." lirih Maura.
"Daddy juga sayang."
"Ngamar yuk?" Ajak Maura membuat Daniash terkekeh.
"Kok ngamar?"
"Biar bisa tidur sambil di peluk Daddy." Jawab Maura seadanya, toh dia memang ingin tidur sambil di peluk oleh Daniash.
"Beneran hanya tidur, atau ada yang lain?" Goda Daniash membuat wajah gadis itu memerah.
"Ya, paling main dulu Dad." Jawab Maura malu-malu.
"Nanti saja, Daddy ingin merayakan ulang tahun mu, sayang."
"Benarkah? Aahhh Daddy!" Maura memekik saat tiba-tiba saja tubuhnya melayang karena Daniash menggendong nya ala bridal style.
Gadis itu tertawa, dia melingkarkan kedua tangan nya di leher Daniash. Setelah memastikan gadis nya berpegangan erat, Daniash memutar tubuhnya dengan cepat, membuat gadis itu tertawa kegirangan di dalam pelukan sang Daddy.
"Aaaaa Daddy pelan-pelan, Maura takut jatuh."
"Daddy takkan membiarkan nya sayang, kamu senang?" Tanya Daniash.
"Hahaha, aku sangat senang. Aku bahagia sama Daddy, aku mencintai Daddy!" Teriak Maura membuat orang-orang yang berada di taman itu menoleh lalu tersenyum melihat pasangan beda usia itu.
'Ya, aku rasa juga aku mencintaimu Maura, gadis kecilku.' Daniash hanya mampu mengatakan itu di dalam hatinya.
"Daddy, berhenti aahhh Maura pusing.."
"Selamat ulang tahun sayangku, selamat ulang tahun."
"Iya iya, terimakasih Daddy. Tapi hentikan putaran ini, aku pusing." Rengek Maura, Daniash pun menurut dan menurunkan gadis nya.
"Kapal oleng kapten.." ucap Maura karena dia merasakan kepala nya berputar.
"Maafkan Daddy sayang.." Daniash langsung memeluk tubuh mungil sang gadis, menyandarkan kepala nya di dada nya. Tinggi Maura hanya sebahu Daniash, pria itu terlalu tinggi.
"Katanya ada yang mau Daddy kasih sama Maura, mana?" Maura mendongak, gadis itu menagih janji Daniash di telepon tadi.
"Ohh, Daddy lupa. Maaf ya sayang, sebentar."
Daniash merogoh saku celana nya, dia mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna merah. Dari penampilan nya, pastilah kotak itu berisi perhiasan, entah itu cincin atau gelang, bisa jadi kalung juga.
Pria tampan itu tersenyum, lalu membuka kotak itu.
"Daddy tau, ini hanya hadiah sederhana. Kamu atau bahkan orang tua mu bisa membeli nya, mungkin dengan toko nya sekaligus. Tapi percayalah, ini Daddy sendiri yang mendesain nya." Ucap Daniash panjang lebar.
Dia mengira, Maura akan kecewa karena dirinya hanya memberikan perhiasan yang tentu saja dengan black card yang Maura miliki, dia bisa membeli nya sendiri.
Tapi, Daniash salah. Maura sangat bahagia dengan hadiah itu, terlihat dari kedua mata gadis itu yang tadi nya berbinar, kini berkaca-kaca. Sekali berkedip saja, air mata itu pasti akan luruh membasahi pipi mulus nya.
"B-aby, kenapa menangis? Kamu tak suka hadiah nya, maaf Daddy hanya berfikir kamu akan sangat cantik jika memakai nya." Daniash salah paham, dia menyangka kalau gadisnya tak menyukai hadiah darinya.
"Daddy, aku menyukai hadiah ku. Sangat, terimakasih sudah memberiku hadiah yang sangat cantik."
"Benarkah?" Maura mengangguk dengan senyum manis nya.
"Huffftt, syukurlah. Daddy kira, kamu tak suka hadiahnya, Bby."
"Tolong pakaikan Dad.."
"Of course, baby." Daniash mengambil kalung dengan liontin berbentuk huruf inisial D&M, juga hiasan mahkota di atas nya.
Sebuah cincin berlian juga Daniash hadiahkan pada sang gadis di hari ulang tahun nya, cincin bertahta kan berlian asli.
"Sangat cantik saat kamu memakai nya, sayang."
"Terimakasih Daddy, Maura suka hadiah nya. Tapi kenapa liontin nya huruf D&M, Dad?" Tanya Maura polos.
"D kan inisial nama Daddy, Daniash. Untuk M nya inisial nama mu, sayang. Mahkota di atas nya menyimbolkan bahwa kamu adalah putri, sayang."
"Daddy.."
Hanya sebuah kalung yang terlihat sederhana, tapi tidak dengan harga nya. Jauh dari kata sederhana, karena Daniash yang memesan kalung dan cincin itu langsung ke toko perhiasan nya secara custom. Jadi, takkan ada yang menyamai cincin atau kalung itu.
"Jangan menangis, ini hari bahagia mu, sayang."
"Jangan menangis? Tapi Daddy yang membuat kejutan ini, tentu saja aku terharu Daddy."
"Haha, mana Daddy tau hal sederhana seperti itu bisa membuat gadis kecil Daddy menangis." Ucap Daniash sambil terkekeh.
"Masih ada waktu dua jam sebelum aku pulang, jadi Daddy yakin gak mau ngamar dulu?"
"Baiklah, ayo sayang." Putus Daniash, dia menggandeng tangan sang gadis, lalu membawa nya ke dalam mobil.
"Dad, bagaimana dengan mobilku?"
"Biarkan saja disitu, sayang." Jawab Daniash. Tentunya rawan kalau sampai mobil Maura terlihat parkir di hotel kan? Daniash yakin, papa Maura takkan membiarkan anak gadisnya berkeliaran sendiri tanpa pengawasan. Apalagi Maura adalah putri satu-satunya, jadi dia harus berhati-hati.
Sebelum hubungan nya dengan Herra selesai, Daniash tak mau hubungan mereka terpublikasi dulu. Dia tak mau nama baik sang gadis tercemar karena nya.
Daniash melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang ke arah hotel yang dia sewa malam ini, hotel tempat dia melihat gadisnya dari balkon tadi.
Setelah sampai, Daniash memakaikan gadisnya masker dan topi. Tentunya ada banyak mata-mata, entah itu suruhan orang tua Daniash, bisa juga suruhan orang tua gadisnya.
Elgar Wijaya dan Amira Talitha, nama yang terkenal sebagai pewaris perusahaan terbesar milik seseorang yang Daniash sendiri tak tau seperti apa wajahnya. Dia hanya tau nama nya saja, tanpa tau seperti apa rupa dan perawakan nya.
Di kamar, Maura langsung melucuti pakaian nya dan melompat ke atas tempat tidur, membuat Daniash terheran-heran. Kenapa gadisnya sangat antusias sekali untuk bermalam dengan nya?
"Yang, cuci kaki dulu."
"Aku cuma pengen gituan sama Daddy, setelah itu Maura harus pulang. Kata Mama, aku harus pulang sebelum jam 11 malam. Sekarang sudah jam 9, jadi ayo Dad kita tak punya banyak waktu."
"Ya ampun, sayang.." Daniash menggelengkan kepala nya, tapi pria itu tetap mendekat ke ranjang dan berbaring di samping gadisnya, memeluk nya erat dan memulai nya dengan ciuman yang lembut, namun lama kelamaan semakin menuntut karena nafssu yang mulai memuncak.
"Aaahhh Daddy.." Maura mendesaah pelan yang terdengar sangat seksii di telinga Daniash, membuat hasraat nya semakin berkobar. Dia tak tahan untuk segera menerkam gadisnya.
"Bby, pemanasan nya udah ya? Daddy udah gak kuat."
"Heem Dad.." jawab Maura lirih. Daniash bangkit dari tubuh sang gadis, lalu melucuti pakaian nya sendiri hingga polos. Maura dengan jelas bisa melihat betapa gagah dan perkasa nya benda yang mengacung tegak di antara paha Daniash.
"J-adi selama itu benda sebesar itu yang masuk ke dalam anu ku, Dad?"
"Memang nya kenapa, Bby?"
"Gede Dad, kok Maura jadi takut ya."
"Takut apa?"
"Takut sakit." Cicit Maura sambil memalingkan wajahnya. Mendengar jawaban sang gadis, Daniash tergelak kencang.
.......
🌻🌻🌻🌻
bikin karya bagus lainnya saja gak usah nambah.kl kepanjangen bikin males mengikuti.
ku kirim vote ya kak....
Ditunggu judul selanjutnya
rasanya gak rela cepat tamat...
terimakasih banyak Thor sdh menghibur kami pembaca 🙏🙏
semangat Thor dgn Karya selanjutnya 💪