Mikayla seorang gadis berumur 20 tahun yang memiliki kelebihan diantara perempuan lainnya, ia bisa mengeluarkan asi dari dadanya dan itu suatu anugrah untuk nya, karna dengan begitu ia bisa menyumbangkannya untuk bayi-bayi yang ada dipanti asuhan yang tak jauh dari rumahnya, yang memang hanya untuk membeli susu formula saja terkadang tidak bisa, maka dari itu ia sangat bersyukur bisa membantu dipanti asuhan tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahutia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Isi Hati Wildan part 1
Prov Wildan
Entah kebetulan atau takdir, saat aku bermaksud kerumah bu Sri untuk mengambil asi, tiba-tiba aku dikejutkan oleh sosok gadis yang kemarin aku temui direstoran, gadis yang membuatku merasa penasaran, bukan hanya aku, gadis itu pun tak kalah terkejut sama sepertiku, disaat itu pun aku bertanya apakah dia yang selama ini menyumbangkan asinya untuk putraku, dan gadis itupun mengiyakannya. Entah kenapa mendengar ucapan gadis itu ada kesenangan tersendiri dalam hatiku, ternyata mereka adalah satu orang yang sama, dan aku sangat bahagia mengetahui kenyataan itu. Hingga bu Sri datang dan kembali menjelaskan semuanya, singkatnya, saat itu aku langsung mengutarakan maksud kedatanganku kerumah itu, untuk mengambil asi seperti biasa, namun alangkah terkejutnya aku saat gadis itu menolak untuk memberikannya, tanpa ku tau alasannya, aku pun langsung sedikit terbawa emosi, bahkan aku juga sempat bertanya apa karna aku ayah dari bayi tersebut makanya dia tidak mau memberikan asinya lagi untuk anakku, mungkin karna terdengar nada bicaraku yang sedikit meninggi membuat bu Sri menatap heran padaku, aku juga dapat melihat rasa tak senangnya padaku atas ucapan yang terlontar dari mulutku tadi kepada anaknya, aku yang menyadarinya langsung meminta maaf, dan kembali bertanya apa alasan gadis ini tak mau memberikan asi untuk putraku, akhirnya bu Sri pun menjelaskannya, jika saat ini keadaan putri nya sedang tidak sehat, sehingga dia tak bisa menyumbangkan asi nya pada bayi mana pun termasuk anakku.
Seketika tubuhku lemas mendengarnya, pikiranku sedikit berkelana memikirkan nasip putraku, bagai mana jika nanti dia bangun dan menangis meminta asi? Sedangkan satu minggu terakhir ini kebutuhan asinya selalu terpenuhi, dan itu sangat berpengaruh padanya, Al sudah tidak lagi rewel, mungkin karna rasa kenyang, hingga membuatnya seperti itu. Mungkin bu Sri dapat melihat wajahku yang sedikit murung, hingga wanita paruh baya tersebut menyarankan sesuatu yang tak terpikirkan olehku dan gadis itu. Beliau mengatakan jika anakku bisa mengkonsumsi asi dari gadis yang mernama Mikayla itu, asalkan dari sumbernya langsung, seketika mataku langsung berbinar mendengarnya, akhirnya ada secerca harapan untuk ku, maksudku, anakku, namun saat aku meliriknya, gadis itu seolah menolaknya, ia juga mengatakan pada ibunya agar tidak memaksanya, karna gadia itu takut jika penyakitnya akan menular pada bayiku karna kesehatannya yang memburuk, namun aku terus membujuknya, aku juga mengatakan jika bayiku hanya menginginkan asinya saja dan tak mau asi dari wanita lain, mendengar penjelasanku terlihat dia sedikit berpikir, dan akhirnya ia pun langsung menyetujuinya dengan catatan dia harus memeriksakan kesehatannya dulu kedokter, dan bertanya apakah asinya layak diberikan pada bayi nya atau tidak, dan aku langsung menyetujuinya. Selama perjalanan kami hanya saling diam, hingga tak terasa mobil yang kami tumpangi telah sampai diparkiran rumah sakit, setelahnya kami pun langsung masuk kedalam gedung bertingkat tiga itu, untung pasien nya tidak banyak hingga kami tak terlalu lama mengantri disana, saat seorang suster memanggil nama kayla, untuk masuk, aku pun mengekorinya dari belang, kami disambut dengan ramah oleh dokter tersebut, ia bertanya tentang keluhan Kayla, dan gadis itu langsung mengatakannya. Selesai diperiksa dokter mengatakan jika Kay bisa menyusui bayinya, dokter tersebut juga memberika beberapa resep vitamin yang harus Kay minum nanti, dokter itu mengatakan jika Kay sebaiknya tepat waktu jika menyusui bayinya ataupun jika waktunya asi harus dipompa, agar tak membuatnya nyeri, bahkan dokter juga memberikan saran yang membuatku benar-benar langsung membeku ditempat, saat ia menyarankan agar aku membantu Kay untuk mengeluarkan asinya dengan cara, aah kalian pasti tau maksudku kan? dokter menyarankan seperti itu karna mengira jika kami adalah pasangan suami istri, entah kenapa aku tak ada niat untuk membantah ucapan doktet itu, malah aku merasa senang saat dokter tersebut mengira jika aku adalah suami dari gadis itu, entahlah mungin aku sudah gila, namun sepertinya gadis itu sangat keberatan dengan ucapan dokter tersebut, dan ia pun langsung mengatakan jika kami bukanlah pasangan suami istri, dokter itupun langsung meminta maaf, setelah keluar dari rumah sakit, kami pun bergegas melanjutkan perjalanan menuju rumahku, Kay sempat protes kenapa aku tak menyangkal nya tadi didepan dokter tentang status kami, yang bukan lah pasangan suami istri, namun kujawab apa yang perlu dijawab saja, setelah itu ia tak lagi bicara, gadis itu lebih memilih diam, hingga tak terasa kami pun sampai dihalaman rumah ku, setelah mematikan mesin mobil, aku pun langsung mengajaknya turun dan masuk kedalam rumah, ia hanya mengangguk dan mengikuti langkahku sesampainya didalam mama terkejut melihatku datang bersama Kay, terlihat ia menatap bingung kearah kami, namun saat itu juga aku menyuruhnya duduk dan menceritakan semuanya, jika Kayla sebenarnya adalah ibu asi dari baby Al selama ini, setelah mendengar ceritaku entah kenapa reaksi mama sama sepertiku, dia terlihat sangat senang. Aku hanya tersenyum melihat itu, setelahnya aku pun berpamitan untuk berangkat kekantor, namun hanya kepada mama saja, tidak mungkin kan aku juga berpamitan dengan gadis itu, bisa besar kepala nanti dia, walaupun aku membutuhkannya tidak mungkin aku terlalu memperlihatkannya, aah begitulah sifatku yang terkadang sedikit egois, butuh, namun tak mau mengakuinya. Ku perhatikan wajahnya yang sedikit murung saat aku berangkat, entah hanya perasaanku saja, atau apa, aku juga tak mengerti, bahkan sempat terbesit dipikiranku apa karna aku tidak berpamitan dengannya makanya dia murung? tidak mugkin kan? toh kami juga tidak ada hubungan apapun pikirku, setelahnya aku pun langung pergi kekantor, dengan mengendarai mobilku, namun belum jauh aku dari kediamanku tiba-tiba aku langsung memutar balik mobil miliku karna menyadari jika ponselku tertinggal dikamar, untung belum jauh dari rumah,pikirku, setelah memarkirkan mobil aku langsung naik kemar ku, aku melihat pintu kamar itu sedikit terbuka, apakah ada maling? pikirku, merasa penasaran aku pun langsung melangkah mendekati kamar itu, sedikit terkejut saat melihat ada Kay didalam kamar ku, aku terus memperhatikan gerak-gerik gadis tersebut yang sepertinya melihat-lihat isi yang ada didalam kamarku, tak ingin menunggu lama aku pun langsung masuk dan mempertanyakan keberadaannya itu didalam kamarku, Kay sedikit kaget melihat kedatanganku, apa lagi saat aku menatapnya tajam sambil mempertanyakan keberadaan dirinya didalam kamarku, namun Kay hanya menjawab jika dia salah masuk kamar, mendengar jawabannya, tentu aku tidak langsung percaya, aku terus melangkah maju agar gadis itu menjawab dengan jujur, hingga kulihat tubuhnya membentur tembok dibelakangnya, dan aku langsumg mengukung tubuhnya, sejujurnya hatimu berdebar melakulan itu, takut ia berteriak karna mengira aku akan berbuat mesum padanya, namun aku tak perduli, aku terus mendekatinya hingga wajah kami hanya berjarak satu jengkal, tiba-tiba gadis itu memejamkan matanya dengan rapat, sangkin rapatnya hingga terlihat kerutan diatas kelopak matanya, mungkin ia sedikit takut jika aku akan berbuat macam-macam padanya, aku tersenyum menikmati wajah gadis yang ada dihadapanku, tanganku terangkat ingin membelai wajah mulus yang masih terlihat sedikit pucat disana, belum lagi aku mempat menyentuhnya tiba-tiba aku mendengar suara tangisan putraku, bersamaan itu Kay langsung membuka matanya, mungkin karna ia juga mendengarnya. Saat aku lengah gadis itupun langsung menepis tanganku,dan langsung berlari menuju pintu kamar, aku langsung meneriakinya dan mengatakan jika aku belum selesai dengannya, namun ia menjawab kalimat yang sama, meminta maaf dan mengatakan jika dia salah masuk kamar, setelah mengatakan itu Kay langsung keluar, mungkin ia menuju kamar putraku. Sebenarnya aku tak mempermasalahkannya sama sekali, itu hanya alasan agar aku bisa dekat saja dengan gadis itu, entahlah aku meras gadis itu sesalu punya magnet untuk menarikku agar selalu dekat dengannya. Tak berselang lama, aku pun keluar setelah mengambil apa yang ku cari, aku menoleh sebentar kearah kamar anakku karna pintu tersebut sedikit terbuka, entah kenapa tiba-tiba kakiku melangkah begitu saja mendekati kamar itu dan akhirnya mencoba mengintip apa yang gadis itu lakukan dari daun pintu, sayang nya aku tidak dapat melihat apa yang gadis itu lakukan, karna posisinya saat itu sedang membelakangiku, tiba-tiba aku dikejutkan dengan suara mama yang entah sejak kapan sudah berada dibelakangku, mama mengatakan jika aku sedang mengintip saat itu, aah mamaku itu lucu sekali, masa iya aku mengintip dikamar anakku sendiri, mungkin karna mendengar suara berisik kami dari luar, akhirnya Kay pun menghampiri kami, tak mau mama semangkin menggodaku aku pun langsung pergi dari sana, namun baru dua langkah mama kembali memanggilku dan meminta aku untuk berpamitan dengan putraku dengan cara mencium nya, aku berdecak kesal, namun tetap melakukannya, aku mendekatkan wajahku pada putraku, dan otomatis juga berdekatan dengan wajah gadis itu, tanpa pikir panjang aku langsung mencium wajah dan kening putraku, disaat yang bersamaan ku lihat Kay memalingkan wajahnya dan sedikit menjauh kan wajahnya dari kami, aku dan putraku, setelah itu aku langsung berpamitan dengan mama dan juga Kay, aku berpesan padanya agar ia menjaga putraku selama aku tidak ada, kulihat ia mengangguk sambil tersenyum padaku, yang seketika membuat hatiku menghangat.
***
Selama berada dikantor aku selalu memikirkan gadis itu, yang saat ini sedang berada dirumahku, dan itu membuatku tidak fokus dalam bekerja, rasanya aku ingin pulang lebih awal, tapi apa alasanku jika pulang lebih awal? bisa-bisa mama kembali meledek padaku, dan akhirnya aku pun menunggu hingga sore hari, tepatnya jam lima sore, aku pun langsung bergegas pulang, saat sampai dirumah aku melihat Kay dan mama sedang duduk diteras rumah bersama dengan putraku, saat itu ibu kembali menggoda dengan bertanya kenapa pulang lebih awal, namun aku hanya menjawab seadanya, kulirik gadis itu yang terlihat lebih segar, dan juga,,, ternyata dia memakai baju yang berbeda, cantik, itulah yang dapat menggambarkan penampilannya saat ini.
Next
Duuh isi hati Wildan kok panjang amat ya? 😅
Kalian gk jenuh kan bacanya guys?? aahh semoga saja gk ya, 😁 jangan lupa like nya ya para readersku agar otornya lebih semangat nulisnya😘🤗