Petualangan Misteri Azman

Mereka kemudian melaksanakan shalat subuh berjamaah dan masjid desa itu hampir penuh karena ada banyak tim sar yang ikut shalat disana.

Seperti masjid masjid di desa pada umumnya selesai shalat subuh berjamaah mereka melanjutkannya dengan dzikir bersama.

Azman kemudian duduk di teras masjid berdampingan dengan Daim, keduanya bersandar sambil meluruskan kaki mereka.

"Motor bapak ya itu" ucap salah seorang anggota Tim sar yang duduk di sebelah kiri Azman.

"Benar pak, oh ya kok ada banyak tim sar pak disini, apa sedang latihan ya" ucap Azman dengan ramah.

"Motornya keren Pak, kami disini sedang berusaha mencari lima orang pendaki yang hilang lima hari yang lalu pak" ucap anggota Tim sar itu dengan ramah.

"Apakah sekarang jalur pendakian di tutup pak?" Tanya Azman.

"Benar pak, sampai kami berhasil menemukan kelima orang itu" jawab anggota Tim sar dengan ramah.

"Apa saya boleh ikut membantu mencarinya, ya sekalian saya berolahraga pak" ucap Azman sambil tersenyum hangat ke anggota Tim sar itu.

"Tentu saja boleh Pak, semua pendaki di perbolehkan membantu kami namun tetap dalam ikatan kelompok, jika bapak mau bisa ikut kelompok saya, kenalkan nama saya Umar" ucap anggota Tim sar yang mengaku bernama Umar itu sambil menyodorkan tangannya mengajak Azman berjabat tangan.

"Senang bisa mengenal Pak Umar, nama saya Azman Pak" ucap Azman dengan ramah sambil berjabat tangan dengan Pak Umar.

"Dari sini masih cukup jauh ke titik pencarian dan kita akan menggunakan kendaraan kita sampai pos satu pendakian, kami juga sudah membuka jalan kesana jadi bisa di gunakan dengan sepeda motor dan mobil offroad" ucap Pak Umar dengan ramah.

"Iya Pak, jadi jam berapa kita akan berangkat Pak" ucap Azman dengan ramah.

"Jam enam saja pak, masih ada lima belas menit lagi, kemarin sore kami berhasil menemukan jejak mereka namun karena situasi tidak memungkinkan jadinya kami mundur dan hari ini kita akan ke lokasi itu lagi pak, semoga saja kita berhasil menyelamatkan para pendaki yang hilang itu" ucap Pak Umar dengan ramah.

"Jika begitu saya permisi sebentar pak, hendak berganti pakaian dulu, soalnya jika pakai pakaian ini kurang nyaman untuk saya mendaki" ucap Azman dengan ramah dan langsung berdiri.

"Silahkan Pak" ucap Pak Umar.

Azman kemudian berjalan ke motornya lalu mengambil celana dan kaos dari box motornya dan langsung berjalan ke kamar mandi untuk berganti pakaian.

Azman juga mengganti sepatunya menggunakan sepatu boot karet agar lebih aman untuknya dan dia juga mengeluarkan satu radio komunikasi lalu berjalan kembali menemui Pak Umar.

"Maaf Pak, apakah boleh saya minta frekuensi radio komunikasi bapak" ucap Azman dengan ramah.

"Iya Pak, kita menggunakan jalur point to point frekuensi uhf di 465.780 pak" ucap Pak Umar sambil berdiri demikian juga dengan anggota Tim sar yang lainnya.

Azman kemudian menyetel radio komunikasinya ke frekuensi 465.780 tersebut lalu mencobanya dan sudah tersambung dengan semua radio komunikasi anggota Tim sar itu.

Mereka semua kemudian naik ke kendaraan masing masing lalu melaju pelan menuju ke lokasi parkir mereka dan Azman mengikutinya di paling belakang karena dia tidak mengetahui lokasi yang di tuju itu.

"Azman, kelima pendaki itu di sembunyikan oleh penunggu gunung itu, dan semuanya masih hidup kok" ucap Daim yang sudah di bonceng oleh Azman.

"Kenapa mereka sampai di sembunyikan oleh penunggu gunung" ucap Azman sambil mengendalikan motornya karena jalanan yang di lewati itu cukup licin.

"Mereka jorok dan berbicara kotor serta sembrono, sehingga penunggu gunung marah lalu masukkan mereka ke dunia ilusi, dia tidak ada niatan melukai atau membunuh mereka kok, biasanya dalam satu bulan mereka sudah di keluarkan akan tetapi kondisi mereka bisa berbahaya karena stok makanan mereka hanya tinggal tiga hari lagi" ucap Daim.

"Apakah kau tidak bisa mengeluarkan mereka dari sana tanpa perlu aku kesana" ucap Azman.

"Aku tidak bisa karena sosok penunggu itu malah meminta mu untuk datang kesana, katanya dia ingin menyampaikan sesuatu dengan mu, entah apa itu" ucap Daim.

"Apa kuntilanak lagi?" Tanya Azman.

"Bukan, tapi roh yang sudah sangat tua seperti di kanekes itu loh, namun sosoknya yang disini seorang kakek tua" ucap Daim.

"Kakek Tua" ucap Azman.

"Iya kakek Tua, nanti kau akan melihatnya kok" ucap Daim

"Tapi disini aura goibnya kenapa sangat terasa, dan kenapa banyak sekali roh halus yang mengawasi kita" ucap Azman yang mulai melihat banyak sekali arwah arwah gentayangan yang melayang di kiri dan kanan jalan.

"Mereka hanya ingin melihat mu saja, sudah aku tanya kok, jadi kau tidak perlu mengurusi mereka, mereka itu arwah para pendaki yang meninggal dunia di gunung ini selama berpuluh puluh tahun" ucap Daim.

"Apa tubuh mereka sudah di kuburkan dengan layak" ucap Azman.

"Sudah semuanya, kecuali tubuh kakek penunggu gunung ini" ucap Daim.

"Jika tubuh mereka sudah di makamkan dengan layak kenapa arwah mereka masih disini" ucap Azman.

"Itu karena perbuatan jahat mereka selama hidup, jadi roh mereka di tolak" ucap Daim.

"Semoga aku tidak sampai di tolak juga saat aku mati" ucap Azman yang terus mengendalikan motornya karena kini jalanan mulai mengecil dan menanjak cukup curam.

"Ya selama kau sering berbuat kebaikan insyaallah roh mu akan di terima" ucap Daim.

"Ya kita hanya bisa berusaha saja" ucap Azman.

"Azman kita sudah dekat kok" ucap Daim.

"Dekat dengan apa" ucap Azman.

"Dekat dengan lokasi pparkir sedangkan untuk para pendaki masih lumayan jauh" ucap Daim.

"Oke tidak masalah kok" ucap Azman dengan ramah.

Dan tidak sampai lima menit Azman sampai di lokasi parkir atau yang disebut pos pendaki satu lalu ikut berbaris bersama Pak Umar dan yang lainnya untuk menerima arahan dari pemimpin tim sar.

"Oke semuanya dengarkan baik baik, kita akan ke lokasi dimana di temukan salah satu tas milik pendaki yang hilang, kita akan menyisir mulai lokasi itu per kelompok yang sudah ditentukan, sebelum kita berangkat mari kita berdoa terlebih dahulu kepada Allah SWT sesuai dengan agama dan kepercayaan masing masing agar kita selalu di berkati, di jaga dan dimudahkan, berdoa dimulai …. ….. ….. doa selesai, mari kita berangkat" ucap pemimpin tim sar tersebut.

Tim sar itu di bagi menjadi lima kelompok dan Pak Umar ternyata pemimpin kelompok pertama jadi mereka harus berjalan lebih dulu.

"Semuanya, periksa perlengkapan masing masing, selalu dengarkan radio komunikasi dan laporkan apabila ada yang kalian temukan atau ada kejadian darurat, ingat juga utamakan keselamatan kalian semua, apakah ada pertanyaan atau masukan" ucap Pak Umar memberikan arahan sesaat sebelum mereka berjalan.