Maid Pribadi Tuan Muda Anderson

💝.....

💝.....

💝.....

Sore hari di kamar sepasang suami istri sedang berbincang membahas tentang tadi yang Rama infokan.

"Pah bagai mana ini, dugaan Mamah gak salahkan? Gimana cara untuk kasih tau Adrian, mamah gak mau anak Mamah satu-satunya patah hati."

"Tenang Mah, Papah udah punya rencana buat Adrian, Mamah jangan cemas, kita ikuti cara main si Siska itu nanti pada waktunya Papah akan kasih pelajaran sama orang yang mempermainkan keluarga kita."

"Papah serius, apa rencana Papah? Kasih tau Mamah dong penasaran kan!"

"Ya udah sini Papah bisikin,"

Tuan Darren pun membisikan semua rencana yang akan dia lakukan nanti terhadap Siska si pembohong dan hanya ingin memanfaatkan anaknya saja.

"Wah Mamah setuju Pah, dia harus menerima akibatnya karena sudah mempermainkan keluarga kita, terutama anak kita, apa lagi dia bukan hanya berbohong tentang cinta dia sama anak kita tapi tentang keluarganya dan juga tentang dia mempunyai niat gak baik karena ingin balas dendam sama kita, meskipun dia di manfaatkan oleh ci Rico itu tetap saja dia ambil andil dari semua masalah ini."

"Iya Mah, Mamah tenang saja serahkan semua sama Papah, biar Rama yang urus oke."

"Oke Pah, Papah emang the best deh."

"Mamah jangan pancing Papah dong, nanti Papah khilaf lagi masih sore juga, nanti malam aja ya lemburnya!"

"Apaan sih Papah, Mamah kan gak goda Papah, udah ah Mamah keluar aja kalo di kamar bawaannya panas,"

Andini pun keluar kamar dengan langkah cepat, suaminya yang melihat hanya tertawa renyah melihat tingkah istrinya yang selalu menggemaskan di matanya saat di goda urusan ranjang.

➖

Di kantor Adrian sedang bergegas untuk pulang, tepat pukul 16.00 WIB waktu itu adalah jam pulang seluruh kariawan termasuk dirinya, Adrian yang sedang membereskan dokumen yang tadi dia kerjakan, suara ponsel pun berdering nyaring, Adrian pun melihat layar ponselnya dan saat membaca nama si penelpon senyum bahagia tercetak di wajah Adrian, dia pun langsung mendial tombol hijau.

"Halo sayang, apa kabar? Ada sesuatu mendasak kah? Kamu lagi apa?"

Serentetan pertanyaan Adrian layangkan pada si penelpon, ya yang menelpon itu kekasih hatinya yang sangat ia rindukan.

"Aku baik, tak ada yang mendesak juga, aku lagi ada di lobby perusahaan kamu, kamu cepat turun ya sayang aku menunggumu di lobby jangan lama." sahut Siska lalu mematikan telponnya.

"Hah.. di lobby? halo sayang halo ah.. kenapa di matikan sih."

Adrian pun bergegas memakai jas nya dan membawa semua barang-barangnya, lalu keluar ruangan mengabaikan pertanyaan Nadia yang bertanya padanya, Adeian pun bergegas menekan tombol lift saat pintu lift terbuka Adrian pun langsung memasukinya lalu menekan tombol 1 itu artinya dia menuju lantai 1 tempat lobby berada, selama di dalam lift Adrian tak tenang karena ingin segera melihat apa benar kekasihnya itu ada di lobby kantornya? Sampai di lantai 1 saat pintu besi itu terbuka belum sempurna Adeian langsung menerobas keluar lift dan berlari mencari keberadaan sang kekasih.

"Sayang..." panggil Adrian saat melihat sang kekasih.

Siska pun menoleh pada suara bariton yang sudah dia hapal, saat mata mereka bertemu senyum mereka pun tercetak masing-masing di wajah mereka, saat mereka bertemu langsung berpelukan tak lupa cipika cipiki.

"Kenapa tak menelpon dulu sebelum kesini hmm..."

"Aku cuma mau kasi kamu surprise sama kamu, gimana? Apa kamu terkejut?

"Sangat terkejut sayang, tapi aku senang kamu datang!"

"Kita makan di tempat favorit kita yuk sayang? Aku laper, habis pemotretan langsung ke sini."

"Oke, sebentar aku telpon Bian dulu, tadi aku belum pamit."

Sebelum menelpon Bian, orang yang mau di telpon muncul dari lift bersama Nadia, Siska yang melihat langsung memberi tahu Adrian.

"Sayang itu Bian dan sekertaris mu!"

Adrian pun menoleh ke arah lift yang terbuka dan keluarlah Bian dan Nadia.

"Tuan..."

"Bian saya akan pulang bersama Siska, kamu pulang sendiri biasa kamu pakai mobil perusahaan."

"Oh iya tuan kalau begitu silahkan."

"Kalau gitu saya duluan, ayo sayang," sahut Adrian lalu mengajak sang kekasih untuk pergi dari kantornya.

Bian hanya mengangguk atas jawaban pada tuannya, setelah Adrian dan Siska pergi meninggalkannya, dia pun ikut pergi meninggalkan lobby.

"Ayo Nad kita pulang, kamu mau nebeng gak? Kita searah kan?"

"Eh iya Pak, tapi gak merepotkan?"

"Gak kok kan searah, yuk kita ambil kunci dulu ke pak satpam."

"Iya Pak, makasih sebelumnya."

"Gak usah terimakasih kita kan searah."

Nadia hanya mengangguk saja dan terus mengikuti Bian menuju ps satpam untuk mengambil kunci mobil yang biasa Bian pake sewaktu-waktu kalo kejadian seperti ini terulang setiap Adrian minta pulang sendiri.

Sesampainya di pos satpam Bian pun langsung meminta kunci mobil BMW 330i warna hitam, mobil ini memang khusus Adrian beli untuk Bian, karena Bian tak mau menerimanya jadi Adrian pun bilang pasilitas kantor, jadi dia pun mau pakai di saat Adrian tak di antar pulang dan jemput.

Setelah mendapatkan kunci, Bian pun bergegas menuju lift Nadia hanya mengikutinya sedari tadi, sampai di basment Bian dan Nadia pun keluar dari lift saat pintu besi itu terbuka.

"Nad kamu tunggu di sini saja, karena mobilnya agak jauh dari sini."

"Tak apa pak saya ikut saja,saya gak enak sudah nebeng tapi manja,"

"Yah terserah kamu saja, saya takut kamu pegel aja itu kaki seharian pake hels terus sekarang harus jalan jauh."

Blus Nadia jadi malu di khawatirkan oleh Bian, Nadia emang ada rasa sama Bian tapi dia tak mau mengungkapinnya, maka dari itu saat Bian tawarin pulang bareng Nadia bersorak bahagia dalam hati, "Emang jauh banget ya pak?"

"Lumayan Nad, tuh tiang ke tiga paling belakang mungkin sekitar 9 atau 10 meter? Kamu sanggup jalan kesana?" sahut Bian.

"Hehe.. Jauh juga ya pak, ya sudah saya tunggu di sini saja, tapi gak apa-apa kan pak?" sahut Nadia ragu.

"Iya kamu tunggu." Bian pun bergegas ke mobil yang di parkir agak jauh dari tempat lift.

➖

Di sisi lain Adrian dan Siaka baru saja sampai di tempat Cafe favorit mereka, saat mereka masuk di pintu masuk sudah di sambut oleh pelayan dan langsung di arahkan ke tempat kursi yang kosong untuk berdua.

"Silahkan Tuan dan Nona."

"Terimakasih" sahut Adrian dan Siska.

"Silahkan buku menunya." pelayan itu menyodorkan buku menu kepada dua insan itu.

Mereka pun pesan makanan favorit mereka tenderloin steak medium dan jus jeruk nipis sebagai minumnya makanan penutupnya mereka memesan puding susu dengan pla caramel.

Sang pelayan pun mencatatnya dan mengulangi pesanan merega agar tak ada kesalahan dari pesanan nantinya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...