Ini adalah kisah seorang pria kaya dingin yang memiliki misophobia. Yang terkena sebuah jebakan dari seorang wanita yang sangat dibencinya.
Tapi, apa jadinya bila jebakan ini berakhir menjadi sebuah berkah?
Kehidupan mereka berubah, mulai dari rasa benci yang kini menjadi cinta.
Albert Robert Nero, akankah pria kaya dingin ini mampu meluluhkan hati seorang Sena Laurenchia si wanita nakal?
Baca kisah mereka di BOS DINGIN MENGEJAR ISTRI NAKAL.
***
Sikap dingin seorang Antonio Lefrand tidak membuat Aurelie Daneliya berhenti mengejarnya. Karena Aurelie tahu, di balik sikap dinginnya terdapat hati yang sangat lembut.
SEASON 2 (MENCURI HATI BOS DINGIN)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Su Hwan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BDMIN 30
Hari berikutnya Sena sengaja bangun lebih pagi untuk membuatkan Alnorld sarapan. Sena bertekad bahwa mulai hari ini ia akan menjadi ibu yang baik untuk Alnorld, menyiapkan segala keperluannya, memanjakannya dan menghujaninya dengan perhatian.
Setelah selesai dengan menu sarapan yang di buatnya, Sena bergegas menuju kamar sang putra untuk membangunkannya.
cup
Alnorld mengerjapkan mata ketika merasakan kecupan Sena di keningnya.
"Mommy?" kata Alnorld menatap heran dengan keberadaan Sena di kamarnya.
"Good morning, my baby. Ayo bangun, bersiaplah segera. Mommy sudah menyiapkan sarapan untuk kita berdua." kata Sena yang di balas anggukan oleh Alnorld.
Sena kembali ke kamarnya, bersiap untuk mengantarkan Alnorld ke Sekolah. Dan setelahnya Sena kembali ke meja makan untuk menyantap sarapan bersama sang putra tercinta.
"Tumben sekali mommy bangun lebih pagi dari pada aku." kata Alnorld begitu mendudukkan diri di kursi makan.
"Apakah tidak boleh kalau mommy bangun lebih pagi untuk menyiapkan sarapan untuk putra mommy?" tanya Sena.
"Bukan begitu, hanya saja ini sangat berbeda. Tidak seperti mommy yang biasanya." kata Alnorld sembari memulai sarapannya.
Sena hanya tersenyum mendengar kata-kata yang diucapkan Alnorld. Ya, dia memang berbeda. Mulai hari ini dia akan menjadi orang yang baru, orang yang lebih baik tentunya.
Setelah selesai dengan acara sarapannya, Sena mengantarkan Alnorld ke Sekolah.
Alnorld meraih handle pintu mobil untuk membukanya.
"Eh, sebentar." kata Sena mencegah membuat Alnorld seketika menoleh.
cup
cup
cup
Sena mengecup kedua pipi dan kening Alnorld.
"Mommy, apa yang kau lakukan?" gerutu Alnorld sembari mengusap bekas ciuman Sena di pipi dan keningnya.
"Mommy hanya memberikanmu ciuman. Kenapa memangnya?" tanya Sena heran.
"Aaaaarrgghh, aku bukan anak kecil. Jangan cium-cium aku." kata Alnorld kemudian berlalu meninggalkan Sena yang terbelalak mendengar ucapannya.
"Oh Tuhan, secepat inikah putra kecilku dewasa? Dia bahkan sudah tidak mau ku cium." gumam Sena lalu melajukan mobilnya meninggalkan Sekolah Alnorld.
-------------------------------------
tok
tok
tok
"Masuk." kata Albert dari dalam ruangannya.
"Permisi, bos. Ada Tuan William di depan." kata Evan.
"Hemm, biarkan dia masuk." kata Albert.
"Baik, bos." kata Evan kemudian meninggalkan ruangan Albert.
Setelah keluar dari ruangan bosnya, Evan langsung menghampiri William yang duduk di ruang tunggu.
"Tuan, silakan masuk. Tuan Albert sudah menunggu." kata Evan mempersilakan.
"Terima kasih, van." kata William menepuk bahu Evan kemudian berlalu memasuki ruangan Albert.
William membuka pintu ruangan Albert tanpa mengetuk terlebih dahulu dan langsung menghampiri Albert di meja kebesarannya tanpa bersuara.
"Ada urusan apa kau kemari?" tanya Albert tanpa mengalihkan perhatiannya dari dokumen di depannya.
"Aku perlu bicara denganmu tentang Sena dan Alnorld." jawab William masih dengan berdiri menatap Albert.
Albert menghela nafasnya kasar dan meletakkan bulpoin yang sedari tadi ia mainkan.
"Ada apa dengan Sena dan PUTRAKU Alnorld?" tanya Albert menatap tajam William.
"Aku mencintai Sena dan menyayangi putranya. Kau adalah ayah biologis Alnorld, jadi aku hanya ingin kau tahu bahwa aku ingin menjadi Ayah sambungnya dan akan menyayanginya seperti putraku sendiri." jawab William yang ntah sejak kapan sudah mendudukkan dirinya di sofa dalam ruangan Albert.
Albert diam dan menatap William dengan tajam. Apa yang dikatakan oleh William tentu saja melukai egonya sebagai seorang ayah. Kata-kata William seolah-olah menohoknya, menyindir seakan dia bukan merupakan ayah yang menyayangi dan mampu membahagiakan putranya.
"Alnorld tidak butuh ayah sambung untuk menyayangi dan membahagiakannya. Kasih sayang dan perhatianku saja sudah cukup untuk menghujaninya dan membuatnya bahagia. Dia PUTRAKU." kata Albert menegaskan kata putra seolah-olah memberi tahu William untuk tidak mengklaim Alnorld sebagai putranya.
"Ya, sampai kapanpun dia adalah putramu. Aku mencintai Sena, aku juga menyangi Alnorld. Aku ingin menjadikan mereka sebagai bagian dari keluargaku." kata William.
"Dalam mimpimu, Sena dan Alnorld tidak akan pernah menjadi milikmu." gerutu Albert yang masih bisa di dengar oleh William.
"Aku kemari tidak untuk meminta ijin atau restu darimu untuk memenangkan hati Sena dan Alnorld. Aku hanya ingin kau tahu saja." kata William kemudian beranjak meninggalkan ruangan Albert.
Albert menatap kepergian William dengan tatapan tidak suka. Tangannya sudah mengepal kencang hingga warna kuku di jarinya memucat. Ia tidak suka, ia benci saat orang lain menginginkan apa yang sudah seharusnya menjadi miliknya. Ya, Sena dan Alnorld adalah miliknya. Setidaknya itulah yang Albert tanamkan dalam alam bawah sadarnya kini.
################
Hallo, everybody...
Sehat-sehat kan semuanya?
Oh iya, sekarang author lagi sibuk-sibuknya bantu persiapan acara pernikahan saudara sampai jarang pegang HP. Jadi maklumi ya kalau author baru bisa up sekarang.
Mohon do'anya untuk kelancaran acara pernikahan saudara author ya.
Setelah acara sibuk-sibuk ini selesai, author akan berusaha untuk up setiap hari.
See you,
🙋
bikin baper