Meilika seorang siswi kelas 11 berparas cantik dan pintar...tapi akibat ulahnya sendiri dia merasakan akibat dari permainannya sendiri...
"Stop...hentikan..mas, aku hamil anak kamu". Semua orang terkejut mendengar ucapan gadis cantik yang menangis terisak, yang ditujukan pada mempelai pria tersebut.
Ya gadis itu adalah Meilika yang usianya baru 17 tahun
"Siapa kamu, aku tak mengenalmu..bagaimana aku bisa menghamilimu" ucap mempelai pria yang terkejut dengan ucapan meilika.
Penasaran? baca aja yuk
oh ya kak jika berkenan follow Instagram aku mamika759🤭🤭
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mamika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menunggu
Di malam hari, Mei yang sudah berbaring di atas kasurnya tidak bisa tidur karena ia sangat gelisah. Mei membolak balikkan tubuhnya di atas kasur dan sudah memejamkan matanya tapi ia masih tidak bisa tidur. Pikirannya kemana-mana setelah ia menerima panggilan dari Bima.
Keesokan harinya pun Mei datang ke sekolah tidak bersemangat seperti biasanya. Hari ini Mei sangat tidak fokus dalam pelajaran. Ia tampak lesu memikirkan apa yang akan terjadi pada dirinya esok.
"tidak...tidak..." teriak Mei sambil menggelengkan kepalanya dan menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Teriakan Mei membuat semua murid dan guru menatap ke arahnya. Mei tidak sadar kalau ia sedang berada di dalam kelas dan guru sedang menjelaskan pelajarannya.
" Kamu kenapa" ucap pak Haikal yang melihat Mei.
" M..maaf pak, saya..saya sudah tidak tahan lagi mau ke toilet pak. Saya permisi pak ke toilet!" ucap Mei berdiri dan meninggalkan kelas setelah mendapatkan izin dari pak Haikal. Mei pun berjalan dengan lesunya menuju toilet
Di dalam toilet Mei membasuh mukanya karena wajahnya terlihat kusut akibat kurang tidur lalu mengeringkannya dengan tisu. Hari ini ia sangat tidak bersemangat dan malas untuk belajar, sehingga ia memutuskan menuju ke ruang guru piket untuk izin pulang ke sekolah dengan alasan tidak enak badan.
Mei mendapatkan izin dari guru piket. Ia berjalan kembali menuju kelasnya dengan membawa selembar kertas yang menerangkan bahwa ia diberikan izin untuk pulang. Mei masuk ke dalam kelasnya, lalu menghadap pak Haikal untuk meminta izin meninggalkan kelasnya.
" Maaf pak!" ucap Mei
" ya, ada apa?" tanya pak Haikal.
"Saya izin pulang pak, saya tidak enak badan pak!, dan ini surat izin saya dari guru piket, pak!"ucap Mei dengan memberikan surat izin dari guru piket kepada pak Haikal. Pak Haikal mengambilnya dan membacanya sekilas lalu memberikan izin.
" ya, kamu boleh pulang." Ucap pak Haikal dan memberikan kembali surat izin tersebut kepada Mei.
" Terima kasih, pak." Ucap Mei dan mengambil surat izin tadi.
Mei berjalan menuju mejanya. Cindy yang melihatnya bertanya-tanya kenapa dengan Mei. Mei merapikan bukunya di atas meja lalu memasukkannya ke dalam tasnya.
"Elo kenapa mau pulang? Lo sakit?" tanya Cindy dan dijawab anggukkan oleh Mei.
" Emang Lo sakit apa?" tanya Cindy
" Gue nggak enak badan, Dah gue pulang ya Sin." ucap Mei lalu berjalan keluar kelas.
Mei pun berjalan menyusuri koridor sekolahnya. Ia memikirkan kemana ia harus pergi. Ia mengeluarkan ponselnya dan membuka aplikasi ojek online untuk mengantarnya ke tujuan yang ia pesanannya.
Tak lama ojek online Mei pun datang. Mei menaiki ojek online tersebut untuk mengantarkannya ke tempat tujuannya.
Akhirnya ia sampai ditempat tujuannya. Ojolnya pun berhenti di depan bangunan yang menjulang tinggi , dan sangat mewah. Mei nampak gugup melangkahkan kakinya memasuki gedung tersebut. Ia memantapkan langkah kakinya untuk berjalan masuk ke dalam gedung tersebut.
Sesampainya di lobby, ia langsung berjalan pelan menuju ke meja resepsionis.
" Permisi mbak," ucap Mei pada resepsionis yang bernama Dewi terlihat dari tanda pengenalnya.
" Ya, ada yang saya bisa bantu dek?" ucap resepsionis itu yang melihat Mei dari atas sampai bawah melihat seragam sekolah yang dikenakan Mei.
" Ya mbak, saya mau bertemu dengan Bapak Kaka Rahardian," ucap Mei dengan salah satu tangannya meremas bajunya karena gugup.
" Maaf dek, Apa adik sudah buat janji? dan nama Adik siapa?" tanya Dewi.
" Belum, saya Meilika mbak" ucap Mei dengan menggelengkan kepalanya.
" Ada perlu apa ya dek mau bertemu pak Kaka? Adik harus membuat janji dulu untuk bertemu dengan pak Kaka," ucap Dewi menjelaskan pada Mei.
" Mm..ada yang mau saya sampaikan mbak dengan pak Kaka. Bisakah mbak memberi tahu pada pak Kaka kalo saya mau menemuinya?" ucap Mei pada Dewi.
" Baiklah, saya akan menghubungi sekretaris. Oya, siapa nama adik tadi?" ucap Dewi.
" Meilika," jawab Mei.
" oke, ditunggu sebentar ya!"ucap Dewi. Mei pun mengangguk.
Resepsionis itu pun menghubungi sekretaris Kaka. Tak lama setelah menghubungi sekretaris Kaka, Dewi pun menghampiri Mei yang masih berdiri di depan mejanya.
" Maaf dik lama menunggu, Pak Kakanya sekarang masih ada meeting di ruangannya. Kata sekretarisnya adik disuruh menunggunya. Adik tunggu saja di sana," ucap Dewi sambil menunjuk sofa di lobby untu Mei menunggu.
" Berapa lama mbak meetingnya?" tanya Mei.
" Meetingnya baru saja dimulai, mungkin sekitar 1 jam-an meetingnya selesai," jawab Dewi.
" Baik mbak, saya menunggu di sana" ucap Mei seraya menunjuk sofa di lobby.
Mei pun berjalan menuju sofa yang ada di lobby dan duduk di sana untuk menunggu Kaka.