🌻Bijaklah dalam membaca. Novel ini mengandung unsur 21+🌻
Siapa yang mau mengalami kegagalan di hari pernikahan? Pasti tidak ada yang menginginkannya.
Niranida Alifia, hampir saja mengalaminya. Kekasihnya membatalkan pernikahan mereka tepat di hari H.
Untunglah ada seorang pria yang mau menikah dengannya, dan acara pernikahan berjalan lancar. Tapi bagaimana jalan kisahnya kalau menikah bukan dengan pria pilihannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vivi We, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 30. Aneh
Nira melemparkan jas milik Arka saat mobil yang mereka tumpangi telah sampai di kediaman mewah Arka.
"Nira." panggil Arka yang ikut turun dari mobil menyusul Nira yang keluar lebih dulu.
"Pakai ini!" teriak Arka, dia tak mau kalau sampai ada pelayan laki-laki di rumahnya melihat Nira dengan pakaian seperti itu, karena menurutnya itu sangat terbuka.
Namun, Nira tak menghiraukan Arka dan terus berjalan dengan langkah cepat sambil melambaikan tangannya pada Arka. Dia malas meladeni Arka yang sangat aneh menurutnya. Bagaimana tidak aneh? Baju saja dipermasalahkan.
Brak....
Nira menutup pintu kamar dan tak selang berapa lama, Arka juga menyusulnya. Arka berdiri menatap tajam pada Nira yang sekarang ini berhadapan dengannya. Arka terlihat begitu menahan amarah karena perintahnya diabaikan.
"Ganti bajumu sekarang juga!" perintah Arka.
"Kau ini kenapa sih? Tidak! Lagian baju ini juga bagus, kenapa harus ganti?" tanya Nira.
"Ganti, atau aku yang akan melucutinya?" ancam Arka.
"Ah, kau ini apa-apaan?" Nira hendak berjalan melewati Arka tapi dihadang sebuah lengan kekar.
"Arka." teriak Nira dengan geramnya saat Arka tak main-main dengan ucapannya dan menarik bajunya secara paksa.
"Ok, ok! Aku ganti. Aku akan ganti baju. Tapi, kau keluar dulu." Nira mengalah dari pada pria itu berbuat nekat.
"Kenapa aku harus keluar?" tanya Arka.
Nira benar-benar emosi tingkat dewa menghadapi suaminya itu. Dia mengambil nafas dalam-dalam dan membuangnya secara perlahan.
"Tuan Arka yang terhormat, ini kamarku. Dan sekarang aku mau ganti baju. Masa iya kau mau di sini melihatku ganti baju? Bagaimana kalau kau tak bisa menahan godaan?" sindir Nira dengan menahan emosinya yang siap meledak.
"Ck, siapa yang akan tertarik dengan tubuhmu?" ejek Arka.
"Ok. Kita buktikan." Nira menarik sudut bibirnya sambil membuka kancing celananya.
"Stop! Aku keluar." Arka bergegas keluar dari kamar sebelum dia lepas kendali. Karena sejujurnya miliknya sudah setengah bangkit.
Setelah Arka keluar, Nira tertawa terbahak-bahak karena berhasil mengerjai Arka. "Dasar orang aneh dan menyebalkan! Selalu seenaknya sendiri!"
Sedangkan di luar kamar Nira, Arka berkali-kali menghirup nafas dalam-dalam dan membuangnya perlahan. Dia mencoba meredam hasrat yang bangkit. Hasrat yang tak pernah tersalurkan lagi setelah kejadian yang pernah dia alami bertahun-tahun lalu.
______
Perusahaan milik Arka,
Arka duduk di kursi kebesarannya sambil menatap tajam Rey yang sekarang ini berdiri di depannya.
"Jelaskan!" suara tegas Arka menusuk ke dalam telinga Rey.
"Jelaskan apanya, Tuan?" tanya Rey kurang paham. Dia tiba-tiba dipanggil masuk dan disuruh menjelaskan sesuatu tanpa dia tahu apa itu.
Arka memijat kedua pelipisnya yang terasa pusing. Kenapa dia bisa memiliki asisten yang lemot seperti Rey.
"Satu,, dua,, ti,,"
"Maaf, Tuan. Saya sungguh tidak tahu." jelas Rey dengan wajah memelasnya.
"Kenapa kau tahu kalau Nira berada di rumahnya saat aku mencarinya di apartemen?" tanya Arka.
"Oh, itu? Bilang dari tadi kalau Anda menanyakan tentang Nona Nira. Kenapa harus berbelit-belit?" ucap Rey sambil cengengesan. "Ups, maaf, Tuan." Rey langsung menutup mulutnya.
"Jelaskan!" perintah Arka.
"Saat saya pulang dari rumah Anda kan sudah larut. Kebetulan saya lewat jalan yang tak jauh dari apartemen Anda, saya melihat Nona Nira yang jalan sempoyongan. Nah, saya hampiri dan Nona meminta diantar ke rumah papanya." jawab Rey dengan jujur dan Arka mendengarkan dengan seksama penjelasan Rey.
"Kenapa kau tidak memberitahuku?" tanya Arka penuh selidik.
"Tidak terpikirkan, Tuan. Saat itu saya panik karena Nona Nira terlihat sangat lemah dan tidak bertenaga. Berjalan saja tidak berdaya." jawab Rey.
"Lalu?"
Pertanyaan lanjutan itulah yang membuat tangan Rey gemetar dan keningnya mengeluarkan keringat dingin.
kl dah begini byk x syaratnya....😞
but...ttp Semangat!!!
nyimak ya 🤝☺️💪
kasihan GEO ya ...
gmna nanti klo Arka tau klo Nira adlh adiknya Livia