NovelToon NovelToon
Aku, Kamu Dan Akta Nikah

Aku, Kamu Dan Akta Nikah

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Pernikahan Kilat / Cintamanis / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:14.4k
Nilai: 5
Nama Author: dtyas

Nara Anjani Sukma berada di situasi harus menikah dengan adik angkat pria yang akan melamarnya. Sakti Pradana tidak menduga ia akan bertukar jodoh dengan kakak angkatnya. Dua karakter bertolak belakang, pertemuan tak terduga dan pernikahan mendadak seperti tahu bulat, drama rumah tangga apa yang akan mereka jalani.

===

“Sudah siap ya, sekarang aku suamimu. Bersiaplah aku buat kamu bahagia jiwa dan raga.” Sakti Pradana.

“Aku penasaran, apa milikmu bisa sesakti namamu.” Nara Anjani Sukma

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dtyas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27. Pakaian Dalam

Bab 27

 

“Di sebelah sana, mbak.” Marko menunjuk ke arah paddock di mana Sakti dan para crew berada. 

Suasana cukup terik. Nara menggunakan kaca mata hitam bahkan Indro memegangi payung untuk melindungi dari terik matahari. Tidak pernah menonton drag race, entah dia salah kostum atau tidak.

Celana pensil berbahan jeans dengan kaos putih lengan pendek dilapisi outer hitam. Rambut di kuncir ekor kuda. Lengkap dengan wedges. Memastikan tim yang mendukung Sakti memang laki-laki semua seperti yang diakui tadi pagi.

Marko bicara pada salah satu crew, lalu menunjuk ke dalam mobil.

“Bentar mbak, aku panggilkan bang Sakti.”

Kehadiran Nara di tempat itu cukup mencolok. Berdiri menatap sekitar, lalu lalang crew dari peserta drag race. Sangat sibuk dan panas.

Sakti keluar dari mobil yang akan digunakan untuk racing. sudah memakai setelan pembalap. Tersenyum melihat kedatangan istrinya.

“Hai, sayang,” sapa Sakti lalu menghampiri dan memeluk Nara. “Panas ya?”

“Banget.”

Sakti terkekeh. “Gaes, ini bini gue,” teriak Sakti.

Para crew bersorak. Ada yang mengangguk, bahkan ada yang mengatupkan tangan sebagai pengganti salaman dari jauh. Nara pun ikut tersenyum dan mengangguk.

“Mbak, bisa jadikan kita model atau artis kayak mas Sakti nggak?” teriak salah satu crew.

Rupanya info Sakti membintangi sebuah produk sudah sampai kepada timnya juga. Nara hanya menjawab dengan senyum.

“Jangan, lo jadi crew aja. Nanti nggak ada yang bantu gue,” teriak Sakti. “Satu jam lagi mulai, kamu tunggu di VIP zone. Kalau sudah mulai baru ke tribun, nanti Marko yang temani.”

“Hm.”

“Ndro, temenin ya bini gue.”

“Siap, mas. Seneng saya bisa lihat beginian secara langsung. Kalau pake kocek sendiri, berapa duit tau dah.” Indro terkekeh masih memayungi Nara.

“Kasih semangat dulu dong.”

Nara mengernyitkan dahi, khawatir Sakti macam-macam. Apalagi mereka berada di tempat umum. Benar saja, pria itu kembali memeluk bahkan tidak segan mencium Nara.

“Jangan sampai celaka, awas kamu!”

Sakti terkekeh.

“Kalau aku menang dapat apa?” Sakti memakaikan topi miliknya di kepala Nara.

“Dapat piala. Suruh siapa ikut beginian.” Nara mencibir.

“Awas ya, aku balas nanti malam,” ujar Sakti lirih.

Sepuluh menit sebelum dimulai, Marko mengajak Nara ke tribun. Didampingi Indro juga.

“Pakai ini mbak.”  Rupanya Marko sudah menyiapkan kipas portable untuk istri atasannya. “Itu bang Sakti,” teriak Marko menunjuk mobil yang bergerak beriringan di pit lane. “Pit stopnya yang sebelah sana.”

Nara mengangguk meski belum paham.

“Berapa lama acara ini?” tanya Nara sambil mengarahkan kipasnya ke arah wajah. Marko menjelaskan singkat drag race yang diikuti Sakti. 

“Mau dimulai mbak.”

Nara ikut berdiri mengikuti Marko dan Indro. Cukup berisik dengan riuh teriakan penonton saat acara dimulai. Nara meringis menyaksikan mobil-mobil itu saling berkejaran.

“Kenapa menepi?”

“Ganti ban. Kalau racing begini harus ganti ban,” jelas Indro.

Pandangan Nara tertuju pada mobil yang dikemudikan Sakti, meliuk dan melesat dengan cepat. Ada mobil yang akan menikung lalu tergelincir dan menabrak sisi lintasan bahkan terguling dan menabrak mobil lainnya. Nara berteriak begitu pun dengan penonton lain.

“Ya Tuhan. Apa pengemudinya selamat?” tanya Nara menepuk lengan Marko.

“Aman mbak. tuh liat dia keluar.” Petugas sigap menyemprot kobaran api dan menyelamatkan pengemudi.

Nara semakin khawatir kalau hal itu terjadi pada Sakti, apalagi mobil yang celaka sempat ingin menyalip jalur Sakti.

Marko dan Indro berteriak karena mobil Sakti berkejaran dengan satu mobil lainnya menuju finish line.

“Yes,” teriak Marko.

“Wah, hebat Mas Sakti.”

Nara menghela lega. Bukan karena Sakti memenangkan racing, tapi ia lega karena tidak terjadi sesuatu pada mobil itu. Marko dan Indro masih berteriak kegirangan, Nara langsung duduk.

“Dasar kera sakti, seharusnya dia cari hobi yang lebih baik dari ini.”

***

“Makan-makan, nanti Marko yang transfer,” ujar Sakti pada para crew yang langsung bersorak. perayaan kemenangan, hal yang biasa dilakukan oleh Sakti. Meski kali ini dia tidak ikut serta.

Sudah berganti pakaian dan membawa ransel menuju vip zone. Nara diminta menunggu di sana, ia kasihan dengan istrinya itu. Sudah pasti tidak nyaman dengan suasana yang ada. Biasa berada di ruangan dingin dan nyaman atau hotel dan gedung pertemuan. Kali ini Sakti malah membawa ke tempat yang ramai, bising dan panas.

“Keren mas.” Indro menunjukkan kedua ibu jarinya.

“Harus dong, siapa dulu penyemangatnya.”

“Udah ditungguin tuh, dari tadi resah dan gelisah.” Indro menunjuk Nara. kebetulan wanita itu duduk membelakangi pintu masuk.

“Masa sih?”

“Belum pernah nonton yang begini. Lihat mobil kebalik panik banget, kayaknya khawatir banget. Udah sana deketin. Jarang-jarang singa betina mendadak melunak kayak anak kucing.”

Sakti tergelak mendengar perumpamaan yang diucapkan Indro, menepuk lengan pria itu lalu menghampiri istrinya.

“Nungguin ya,” bisik Sakti dengan posisi agak membungkuk, mengalungkan tangan di leher istrinya dan mendaratkan bibir di pipi wanita itu.

“Makan lama kamu makin berani ya.”

“Aku menang loh.” Sakti merapatkan kursi lalu mendudukinya.

“Apa tidak ada hobi atau pekerjaan lain? Yang kamu lakukan itu berbahaya.”

Mendengar keluhan dan kekhawatiran Nara sambil menopang dagu. Bibir Sakti tersenyum, katakanlah ia sudah gila. Padahal istrinya sedang mengoceh, tapi terdengar seperti alunan nada yang begitu merdu. Nada cinta, mungkin.

“Kamu dengar tidak? Malah melamun.”

“Dengar sayang. Jangankan keluar dari bibir kamu, suara hati saja aku dengar dengan jelas."

“Ck, pintar ngeles. Pantas aja balapan kamu menang.”

“Aku lapar, kita ke ….”

“Sakti.”

Sakti dan Nara menoleh. seorang pria dengan penampilan parlente bersama wanita dengan penampilan extraordinary berjalan menghampiri. Kalau dilihat kedua manusia itu seperti pebisnis atau pengusaha.

“Pak Ronal,” ujar Sakti lalu berdiri dan menjabat tangan pria paruh baya yang disebut Ronal.

Nara ikut berdiri.

“Selamat ya. Saya sudah yakin kamu yang menang.”

Nara masih bergeming, memperhatikan interaksi suami dan pasangan itu.

“Kamu juaranya,” ujar si wanita dan mendekatkan wajah seakan ingin cipika cipiki dengan Sakti.

Dengan sigap Sakti langsung menoleh pada Nara.

“Sayang, kenalkan ini Pak Ronal dan Tante Neli.”

“Sayang,” ujar tante Neli.

“Nara, istrinya Sakti.” Nara mengulurkan tangan lalu berjabat dengan Ronal dan Neli, keduanya terlihat bingung.

Sakti mengulum senyum. Tidak menduga kalau Nara yang mengakui kalau dia adalah istrinya.

“Iya, ini istri saya. Nanti resepsi kami, kalian pasti diundang.”

Ronal terkekeh. “Sudah sold out ya. Pasti banyak yang patah hati, tapi kalian serasi. Ah iya, gimana tawaran saya tadi?”

“Hm. Sepertinya belum, pak,” sahut Sakti.

Nara memiringkan kepala seakan menantang Neli karena wanita itu menatap sinis padanya.

“Sayang sekali, padahal kamu bisa jadi BA dan setiap kegiatan akan kami fasilitasi.”

“Tawaran yang menarik, tapi saya sudah terikat kontrak.” Ronal perwakilan dari salah satu perusahaan bahan bakar. Sakti tidak ingin meninggalkan perusahaan yang selama ini mendukungnya dalam kegiatan racing, mulai dari awal sampai sekarang ia punya nama.

“Kamu terima iklan parfum,” cetus Neli.

“Beda produk tante dan hanya kebetulan saja.”

“Kenapa menolak tawaran saya?” tanya Neli.

“Itu … sepertinya bukan bidang saya jadi model.”

“Tawaran apa?” tanya Nara menatap suaminya lalu kembali menatap Neli.

“Model pakaian dal4m pria,” sahut Neli.

Rasanya Nara ingin mengump4t. Suaminya mendapatkan tawaran untuk membintangi produk pakaian dal4m. Tidak akan dia izinkan. Ingin segera mengakhiri pembicaraan itu dan pergi dari sana, Nara memeluk lengan Sakti dan mencubit kecil.

“Hm, sepertinya kami harus pergi. Terima kasih atas tawarannya,” tutur Sakti. “Ayo, sayang.”

“Tunggu,” sela Neli. “Seharusnya sebagai istri kamu mendukung suami. Sakti sedang berada di puncak, tawaran dan kesempatan tidak datang dua kali.”

Nara membuka tasnya, mengeluarkan kartu nama dan memberikan pada Neli.

“Saya lebih tahu potensinya. Dia berbakat, tapi tidak punya semangat di bidang itu.”

“Nara Wijaya,” ujar Neli.

“Wijaya? Kamu siapanya Jimmy Wijaya?” tanya Ronal mengambil alih kartu nama dari tangan Neli.

“Jimmy Wijaya, opa saya. Nama asli saya, Nara Anjani Kusuma. Kami permisi, sepertinya suami saya butuh istirahat.”

Sakti mengangguk pada Neli dan Ronal. Meninggalkan VIP zone, Indro mengekor di belakang. Marko sudah sibuk mengurus masalah lain.

“Neli, nenek lincah,” gumam Nara dan Sakti langsung terbahak. “Senang kamu ditawari iklan pakaian dal4m.”

“Kira-kira pantas nggak. Nanti aku peragakan, cukup di depan kamu aja.”

“Idih.”

 

\=\=\=\=\=

Abimanyu ; kapan unboxing, kuaci udah habis satu pak

Readers : tau, gak sabar nih

Sakti : Sabarlah, dipikir gue nggak kepengen apa. Udah kebelet ini. Tanya ke author noh

Author :Wani Piro 🤣

1
hiro_yoshi74
othornya masih demen bikin nara uring"an ceburu .....
hiro_yoshi74
🤣🤣🤣🤣🤣 makin gemes ow . nara mulai posesip tapi gengsi masih setinggi langit .
kali kali buat yg bucin abis naranya thor
mery harwati
Author : Wani piro?
Readers : Opo opo wani, bonek e dilawan🤣💪
Siti Nur Rohmah
jangan unboxing dulu Thor ,,,
bikin kera sakti semakin blingsatan dulu🤣🤣🤣
Quinza Azalea
iya nih othor kasian Sakti🤣
Shee
ceritanya lucu, gemes bikin orang pengin ketawa tapi di bikin senewen juga sam para uget uget.
sehat selalu kak biar biasa selalu update 🥰🥰🥰
Shee
sakti aja dah g sabar ya sak, tapi lampunya masih kuning aja belum ijo🙈🙈🙈
Shee
😂😂😂😂😂😂
ada ja lagi istilah nenek lincah🙈🙈
nara dah pengin banget getok itu nenek² ke gatelan banget, harusnya tadi kasih sikat wc😄😄
Shee
wah indro minta di jepret pake karet mulutnya😂😂😂
untuk nara g denger😄😄
Shee
kak beloh nambah up g c, berasa kurang kalau baca nara sama sakti.
kaya nara q dah tersakti-sakti /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/🙈🙈
Shee: di tunggu kak😍😍
total 2 replies
Shee
nah kan udah mulai tersakti-sakti nara😂😂
Quinza Azalea
next
Sastri Dalila
/Grin//Facepalm/
Felycia R. Fernandez
tato naga
Felycia R. Fernandez
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Felycia R. Fernandez
cocktail pasti Nih
hiro_yoshi74
gemes kan gayanya aja yg judes abis tapi cemburunya keliatan wk wk wk 🤣🤣🤣🤣🤣 gengsi di gedeein yo ra 🤭
Quinza Azalea
buktikan🤣
mmh nengmuti
kera sakti di lwan🤣🤣
Shee
tersakti-sakti tar bisa salto, jumpalitan, dan terbang g ya sak😂😂😂
ada aja bahasa lo sak, kalau kata nara mah lebay tapi dia demen mesam mesem sendiri😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!