Arkan Bagaskara seorang duda yang dijodohkan dengan seorang mahasiswanya yang hobi membuat masalah dikelasnya. Arkan merasa diumurnya yang cukup matang menjalin hubungan dengan Febriana Indriana adalah hal yang sulit, dia ingin hubungan yang serius bukan seperti anak remaja yang baru jatuh cinta. Apalagi sifat kekanak-kanakan dan memberontak yang Febri miliki membuat kepalanya sakit. Tapi mau bagaimana lagi keluarganya memiliki hutang budi dengan keluarga Febri dan mau tak mau Arkan harus menikahi Febri. Namun apakah semua berjalan Lancar disaat Febri jatuh Cinta dengan pria yang lebih muda darinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gulla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 26
FLASH BACK
Febri menarik tangan Arkan, Febri pergi ke rumah Arkan. Senyumnya mengembang, hari ini dia akan tampil di pensi sekolahnya. Arkan telah berjanji akan melihat pertunjukan tarinya. Kebetulan hari itu Arkan libur, Febri rasanya sudah tidak sabar ingin menunjukkan kemampuannya pada Arkan.
Febri turun dari mobil, ia di antar oleh supirnya, namun Febri menatap bingung Arkan yang sedang berbicara dengan teman-temannya. Kali pertama Febri melihat oranglain bersama Arkan selain dirinya. Febri menghampiri Arkan penuh semangat, bahkan ia langsung memeluk Arkan dari belakang.
Arkan tersentak kaget merasakan pelukan seseorang, yang sangat ia kenal. Anak kecil yang akhir-akhir ini menghiasi hidupnya. Arkan meminta ijin temannya sebentar, ia ingin berbicara dengan Febri. Temannya menatap aneh Arkan yang berinteraksi berlebihan dengan anak SD. Arkan membalikkan tubuhnya menghadap Febri, lalu mensejajarkan tingginya dengan Febri.
"Kenapa Febri kesini pagi-pagi?" tanya Arkan.
Febri cemberut, pasti Arkan lupa sama janjinya untuk menonton penampilan pertamanya. "Kak Arka lupa, kalau hari ini kakak mau nonton Febri." Ujar Febri.
Arkan menelan ludahnya, ia menepuk kepalahnya tanpa sadar. Bagaimana ia bisa lupa janjinya dengan Febri, dan sialnya ia sudah mengiyakan ajakan temannya untuk mendaki ke gunung lawu. Arkan dilemma, ia menatap ke arah temannya sebentar. Ia akhir-akhir ini jarang sekali menghabiskan waktu bersama teman-temannya. Jika ia membatalkan janjinya pasti teman-temannya akan kecewa. Lagi pula Febri masih anak kecil, Arkan akan membujuk Febri jika ia tidak bisa datang.
"Febri maafkan kakak yah, kakak tidak bisa datang. Kakak ada acara sama teman-teman kakak," Arkan mengelus rambut Febri sayang.
"Kakak tidak bisa datang menonton Febri," Arkan menggeleng.
"Kakak jahat," seru Febri pada Arkan karena tidak menepati janjinya.
Febri cemberut, air matanya mengalir. Ia tidak menyangka jika Arkan tidak akan menghadiri pertunjukkan pertamanya. Ia ingin Arkan menontonnya, bagaimanapun Arkan adalah pangerannya yang telah menolongnya, ketika ia tidak punya teman. Namun sekarang Arkan malah pergi meninggalkannya, tidak ada yang mau berteman dengannya lagi. Febri menangis kemudian ia berlari menjauhi Arkan. Ia membenci Arkan. Arkan tidak mau lagi bersamanya.
"Kakak sudah tidak sayang lagi sama Febri," isak Febri karena Arkan melupakannya. Arkan tidak mau lagi dengannya.
"Febri benci kak Arka." Ujar Febri sedih bercampur marah. Gadis kecil itu menatap Arkan dengan penuh kebencian. Ia tidak suka di bohongi seperti ini. Ia benci di bohongi.
Arkan tersentak kaget melihat itu, ia berusaha mengejar Febri. Ia merasa bersalah, ia tidak peduli dengan tatapan teman-temannya yang bingung bagaimana seorang anak SMA (Sekolah Menengah Atas) memiliki hubungan dengan anak SD (Sekolah Dasar). Arkan berlari mengejar Febri yang berlari keluar dari halaman rumahnya.
"Febri maafkan kakak," teriak Arkan pada Febri agar menghentikan langkah kaki nya.
Febri tidak menghentikan larinya, ia tetap berlari bahkan ke jalan raya. Febri mengabaikan teriakan Arkan, ia tidak ingin lagi melihat Arkan. Febri bahkan tidak menyadari ada mobil yang melaju cepat ke arahnya. Arkan yang masih berada jauh dari Febri, menjerit histeris.
"FEBRI AWAS!!!!" Teriak Arkan kencang karena belum mampu mengejar Febri kecil.
"FEBRI..."
Namun semua terlambat, mobil itu menghantam tubuh kecil Febri hingga gadis terpental di jalan raya. Tanpa sadar Arkan langsung berlari cepat menyusul Febri sambil berteriak menyelamatkan gadis kecil itu.
"Febri bangun, maafkan kakak." Isak Arkan, ia merasa bersalah. Ia tidak ingin kehilangan Febri. Ini semua salah nya. Karena nya Febri jadi celaka seperti ini. Andai saja ia tidak melupakan janji-janjinya dengan Febri pasti ini tidak akan terjadi. Ia menyesal dengan penuh penyesalan.
"Kakak salah, seharusnya kakak tidak seperti ini." Arkan langsung menggendong Febri dan membawa nya pergi ke rumah sakit. Mata nya perih menahan air mata, ini semua salah nya seharusnya ia tidak egois kepada Febri membatalkan janji nya sepihak tanpa memikirkan perasaan anak kecil ini. Bodoh rutuk Arkan dalam hati. Ia telah membuat gadis kecil ini terluka karena nya dan Arkan tidak akan bisa memaafkan diri nya jika terjadi apa-apa pada gadis kecil ini. Arkan akan membenci diri nya sendiri jika terjadi sesuatu pada Febri. Ia tidak sanggup membayangkan hal itu jika benar-benar terjadi pada diri nya sendiri. Arkan menangis dalam sendu. Hati nya ikut berdarah melihat keadaan Febri yang terluka di hadapan nya.
*****
Febri terbagun dari tidurnya, ia memimpikan hal itu. Febri mengatur napas-nya, mimpi apa itu Febri merasa itu sangatlah nyata. Namun kenapa harus di saat dirinya kecil, lalu siapa sosok Kak Arka di dalam mimpi-nya. Lalu Ia menoleh ternyata di samping-nya ada Arkan yang memeluknya erat seakan tak ingin kehilangan. Febri mengernyit ketika ia menyadari ia tidak mengenakan apa-apa di balik selimut yang menutupi tubuh-nya.
Tiba-tiba pipi Febri bersemu, ia lupa jika semalam ia telah menyerahkan diri-nya pada Arkan. Ia memberikan kewajiban-nya sebagai istri kepada Arkan. Mereka berdua melakukan hubungan suami istri, lagipula ia juga sudah menikah dengan Arkan jadi menurut-nya tidak masalah, apalagi Arkan menyentuhnya dengan lembut. Febri tidak menyesal telah memberikan keperawanannya pada suaminya itu. Karena ia yakin ia telah jatuh cinta pada Arkan. Jatuh cinta pada kelembutan nya dan juga kesabaran menghadapi dirinya.
Hanya saja mimpi-nya barusan mengusik ketenangannya. Kenapa ia harus bermimpi seperti itu, setelah pernyataan cinta-nya tadi malam. Hati Febri gelisah. Ia merasa jika sosok pria di mimpi-nya adalah Arkan. Apakah benar pria di dalam mimpi nya itu adalah Arkan.
Jika itu Arkan berarti pria itu pernah membuat nya kecelakaan. Tapi itu tidak mungkin itu adalah kenyataan. Febri menggelengkan kepala-nya, ia mencoba memejamkan matanya kemudian tertidur kembali. Walaupun ibu-nya pernah bilang jika Arkan teman masa kecilnya, Febri masih belum bisa mempecayai-nya. Mungkin itu Cuma mimpi, lagi pula ia tidak pernah merasa mengalami kecelakaan seperti itu. Namun jika itu benar, Febri tidak tahu ia harus berbuat apa, apakah ia harus marah dan membenci Arkan karena sejujurnya Febri sudah jatuh hati pada Arkan, ia takut kehilangan Arkan dalam hidup-nya.
Febri mencoba memejamkan mata namun ia tak mampu. Febri penasaran dengan mimpinya, apa sebaik-nya ia bertanya pada Arkan? Febri rasa ia harus membicarakan ini pada Arkan besok. Ia harus tahu apa yang sebenar-nya terjadi. Dan kenapa ia tidak bisa mengingat seperti apa masa kecil nya.
jangan lupa follow Instagram author ya @wgulla_
mohon maaf kak author cantik
batuk nih dudanya meresahkan