NovelToon NovelToon
KINASIH (Babak Pertama)

KINASIH (Babak Pertama)

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Epik Petualangan / Akademi Sihir / Persahabatan / Dunia Hybrid
Popularitas:665
Nilai: 5
Nama Author: Rona Aksara

Perlu waktu lama untuknya menyadari semua hal-hal yang terjadi dalam hidupnya.
suka, duka, mistis, magis, dan diluar nalar terjadi pada tubuh kecilnya.
ini bukan tentang perjalanan yang biasa, inilah petualangan fantastis seorang anak berusia 12 tahun, ya dia KINASIH.

Pernah kepikiran engga kalau kalian tiba-tiba diseret masuk ke dunia fantasi?
kalau belum, mari ikuti petualangan kinasih dan rasakan keseruan-keseruan di dunia fantasi.

SELAMAT MEMBACA..!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rona Aksara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 22: Kekuatan Tersembunyi

Ruang kimia akademi Fonte de magia.

Sejak lonceng tanda berakhirnya pembelajaran berbunyi. Ester dan adelle sudah menunggu ma'am viola di dalam ruangan kimia akademi. Mereka menunggu dengan perasaan tegang dan takut.

KRIET...

Pintu ruang kimia dibuka perlahan. Ma'am viola segera masuk dengan berjingkat. Takut di dengar oleh guru yang lain. Lalu menutup pintunya kembali dengan perlahan.

BLAM...

"Haruskah dengan sobekan kertas sekecil itu, ester?." Ma'am viola terkekeh.

Ester hanya menggaruk kepala yang tak gatal. Lalu segera duduk. "Maaf ma'am, jika tingkahku terkesan tidak sopan."

Ma'am viola hanya mengangguk. Lalu menyerahkan kembali cawan petri kepada adelle.

"Aku juga meminta maaf karena telah mengambil hasil eksperimen tanpa sepengetahuanmu. Bagaimana, apakah kalian ingin membicarakan masalah kemarin?." Ma'am viola bicara dengan nada yang santai seperti tidak terjadi apa-apa.

Ester dan adelle saling tatap. Lalu keduanya mengangguk.

"Apa yang sebenarnya anda rencanakan, ma'am?" Adelle mencoba memberanikan diri untuk bertanya lebih dulu.

Ma'am viola segera menyeret sebuah kursi, lalu segera duduk. "Apakah kalian tidak merasa ada yang janggal dengan akademi ini?."

Ester menggeleng. Adelle tetap diam seolah ingin secepatnya mengetahui maksud dari tujuan ma'am viola.

"Baiklah, Stella dan Magenta bukan orang yang baik untuk kalian, para goblin." Ma'am Viola berkata dengan nada datar.

"Memang benar, tuan darko memerintahkan mereka berdua untuk membagikan ilmu sihir kepada kalian. Namun, penyihir jahat tetaplah penyihir yang sangat kejam. Selalu ada pikiran licik di balik kebaikannya." Ma'am viola menghela napas panjang.

"Apa yang mereka rencanakan?." Sergah Adelle.

"Tahan amarahmu adelle, biarkan ma'am viola menceritakan semuanya." Ester mencoba menahan adelle untuk tetap diam.

Ma'am viola memperbaiki posisi duduknya. Mencoba lebih santai untuk menjelaskan situasi yang sangat rumit ini.

"Aku tidak begitu tahu ini adalah sekedar rumor atau sesuatu yang akan menjadi kenyataan. Keberadaanku disini hanya sementara, aku hanya singgah. Namun, beberapa waktu lalu, magenta memberitahuku jika dia ingin melenyapkan ras goblin secepat mungkin. Dia ingin mengadu domba kalian, agar kalian bisa saling membunuh satu sama lain."

DEG...

Seketika jantung kedua goblin—ester dan adelle—terasa nyeri, seperti ada sebilah tombak yang menghujam jantungnya. Mereka bergidik ngeri mendengarkan apa yang dikatakan oleh ma'am viola.

"Tidak mungkin, Mereka adalah penyihir yang baik!." Bentak adelle.

Ma'am viola menggeleng. "Tidak semua yang kau lihat baik, hatinya juga baik. Masih banyak makhluk kejam di dunia fantasi ini. Magenta salah satunya."

"Tidak mungkin, ma'am. Aku tidak bisa menerima kenyataan ini." Tukas adelle. Dirinya dilanda cemas.

"Hei, adelle. Kau tahu apa perihal kedua penyihir itu? Kita hanya ras goblin, bukan ras yang kuat, apalagi terhormat." Sergah Ester.

"Apakah kalian pernah melihat magenta dengan wujud yang lain?." Ma'am viola mencoba menyelidik.

Kedua goblin itu serentak menggeleng.

"Apakah dalam beberapa hari atau minggu kedepan akan ada acara besar di akademi ini?."

Kedua goblin itu serentak mengangguk.

"Akan ada kontes sihir tepat disaat bulan sedang purnama." Ucap ester perlahan.

"Magenta sialan." Desis ma'am viola perlahan.

Ma'am viola sejatinya sudah mengetahui kekuatan tersembunyi di balik ramahnya senyuman madam magenta. Kekuatan yang tidak semua makhluk bisa menghadapinya dengan tenang. Kali ini mungkin sudah saatnya kekuatan itu bangkit lagi. Kekuatan sebesar apakah yang dimiliki madam magenta? Hanya Ma'am stella dan ma'am viola yang mengetahuinya.

"Lalu, kami harus bagaimana Ma'am?." Adelle bertanya dengan mimik wajah penuh kekhawatiran.

"Kita akan bekerja sama. Untuk sementara ini, aku berjanji sepenuhnya akan membantu kalian, para ras goblin. Tidak akan aku dahulukan ego ku kali ini. Tolong, percayalah padaku." Pinta ma'am viola dengan rasa tulus.

"Saya belum sepenuhnya dapat mempercayai anda. Buktikan jika anda benar-benar ingin membantu kami." Ucap ester sambil berkacak pinggang.

Ma'am viola mengangguk dan tersenyum. "Baiklah, akan aku buktikan. Mulai besok hingga satu hari sebelum kontes sihir dimulai, aku akan membantu adelle menyelesaikan eksperimen sihirnya. Aku akan menjadi mentormu, adelle."

Adelle hanya mengangguk. Rasa khawatir masih membelenggu dalam dirinya.

"Bolehkah saya mengajak seseorang untuk bergabung dengan kita?." Pinta adelle.

"Seseorang? Dia manusia?." Ma'am viola melipat dahi.

"Dia kinasih, apa anda mengenalnya?." Ester memotong pembicaraan.

Ma'am viola terperanjat. Dia segera berdiri dari duduknya. Keringat bercucuran pada pelipisnya. Dia dilanda panik. "Benar dugaan magenta, akan ada orang yang membalaskan dendam reyna." Gumamnya dalam hati.

"Apakah anda baik-baik saja, ma'am?." Tanya adelle.

Ma'am viola hanya diam. Dia terkulai lemas di lantai ruangan kimia akademi. Dia menyadari jika apa yang telah dia perbuat akan menuai akibat yang akan dia terima.

...

Ruang guru akademi fonte de magia.

BRAK...

Madam magenta memukul meja di hadapannya dengan sangat keras. Dia terlihat bersungut-sungut. Seperti sedang meredam amarah pada seseorang.

"Stella, dimana kawanmu itu?!." Bentak madam magenta pada ma'am stella.

Ma'am stella hanya menggeleng.

"Disaat seperti ini, mengapa dia harus menghilang? Dia pasti lupa jika hari ini ada pertemuan untuk membahas kontes sihir minggu depan."

Madam magenta tidak kuat menahan gejolak amarahnya. Dia mondar-mandir sambil sekuat tenaga menahan dirinya. Pelahan sepasang gigi taring keluar dari bibirnya. Lalu tanpa banyak basa-basi lagi, dia segera membuka pintu ruangan. Dengan niat hati untuk mencari keberadaan ma'am viola.

KRIETT...

Pintu ruangan terbuka. Terlihat ma'am viola sudah berdiri diambang pintu sedari tadi.

"Hai, magenta. Maaf aku terlambat. Ada urusan dengan para goblin. Mari kita mulai pembicaraan kita. Oh iya? Bolehkah aku meminta secangkir teh hangatmu? Aku merasa haus." Ucap ma'am viola tanpa rasa bersalah.

Melihat kejadian itu, ma'am stella hanya terkekeh.

"Viola sialan, Kau tidak tahu sopan santun, ya?." Hardik madam magenta.

Ma'am viola dengan santainya mengabaikan madam magenta yang asik menggerutu. Dia ambil secangkir teh hangat, lalu segera duduk di kursi bersebelahan dengan ma'am stella.

"Hei, santai lah sedikit, magenta. Lihatlah gigi taringmu keluar dari sarangnya." Ma'am viola terkekeh.

"Jaga ucapanmu, viola. Kubungkam kau!." Madam magenta mendengus kesal.

Madam magenta segera duduk di kursinya. Dia menghela napas panjang. Meskipun masih ingin menyalurkan amarahnya pada viola. Perlahan gigi taring itu segera menghilang dari bibirnya.

"Nah, kau terlihat lebih cantik jika tanpa gigi taringmu itu, magenta." Ma'am viola tertawa sembari menyeruput secangkir teh hangatnya.

"Biarkan saja magenta, sekarang fokuslah pada apa yang ingin kau bahas." Ma'am stella mencoba menengahi pertengkaran kecil-kecilan itu.

Madam magenta menarik napas dalam-dalam. "Baik, akan kumulai pembicaraan ini. Dan kau viola, harap tenang."

Ma'am viola mengangguk sambil mendengus pelan.

"Acara kontes sihir akan diadakan satu minggu kedepan. Aku ingin kalian berdua membantuku untuk menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan. Dan aku berharap semua goblin dapat berpatisipasi langsung dalam kontes tersebut." Madam magenta terlihat serius.

"Lantas, bagaimana jika ada beberapa goblin yang menolak untuk ikut kontes ini, magenta?." Tanya ma'am stella.

"Bujuk mereka. Bilang pada mereka jika tidak mau berpartisipasi dalam kontes ini, mereka tidak akan pernah lulus untuk selamanya." Madam magenta terkekeh.

Ma'am stella dan ma'am viola saling tatap. Lalu mengangguk untuk mengiyakan perintah madam magenta.

"Habis sudah waktu kalian untuk bersenang-senang para goblin sialan. Musnah lah dari dunia fantasi ini." Madam magenta mendesis perlahan.

......Bersambung......

1
Oscar François de Jarjayes
Sudut pandang baru
Rona Aksara: engga, itu cuma adegan pembuka aja, sudut pandangnya masih kinasih kok
total 1 replies
Dâu tây
Ceritanya bikin merinding, ga bisa lepas ya!
Rona Aksara: merinding sebadan badan ga kak? /Chuckle/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!