NovelToon NovelToon
Akhir Cinta Dari Formosa

Akhir Cinta Dari Formosa

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Penyesalan Suami / Pembantu
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: IbuAnna30

" Hidup memang harus berani, berani pergi dari sesuatu yang tak pantas untuk di tinggali.
kisah Ana wanita paruh baya yang terpaksa menjadi tenaga kerja wanita(TKW) demi masa depan Anak-anaknya dan juga perjuangannya terlepas dari suami patriaki.
Ana yang selalu gagal dalam rumah tangga merasa dirinya tak layak di cintai sampai dia bertemu dengan laki-laki bernama Huang Lhi yang juga majikan tempatnya bekerja. Namun kisah cinta Ana dan Lhi tak semulus drama perbedaan kasta menjadi penghalang utama. bagaimana kisah mereka? Bisakah Ana mendapatkan cinta sejati? Kemana Akhir akan membawa kisah mereka?

Malam berakhir dengan gemerlap bintang-bintang dan bunga-bunga yang bermekaran mengantarkan pada mimpi yang menjanjikan sebuah harapan. Malam ini Ana lupa akan traumanya bunga di hatinya memaksa bersemi mesti tak pasti akankah tumbuh atau kembali layu dan mati.

ikuti terus kisah Ana dan jangan lupa dukungannya ....
terimakasih .. Update setiap hari, No libur kecuali mati lampu!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IbuAnna30, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29 Malam panjang penuh bintang

Angin musim semi berbisik lembut menebar segar wangi kuncup mawar, langit cerah bintang bertabur indah malam remang berteman ketenangan. Ana menghirup dalam wangi alam, rapalan doa untuk ketenangan sudah tuhan wujudkan. Semua kepahitan kemarin ia buang bersama air mata tanpa penyesalan. Hidup memang harus berani, berani pergi dari sesuatu yang tak pantas untuk di tinggali.

Ana masih bernostalgia dengan kebodohannya saat suara dingin itu menyapa telinga, membuatnya terperanjat dari kursi menatap tak percaya laki-laki yang ada di hadapannya.

"Kenapa melamun sendiri di sini?" Sapa Tuan Lhi membuyarkan semua ketenangan.

Ana gelagapan tak tau harus menjawab apa sebelum pertanyaan Tuan Lhi kembali membuatnya sulit bersuara. "Boleh saya duduk?"

Ana mengangguk bingung, ketenangan berubah menjadi ketegangan .... bukan tapi kecanggungan. Semua terjadi begitu tiba-tiba. Ana masih berdiri di tempatnya, ragu haruskah pergi atau duduk. Pertimbangan di otak masih mencari-cari keputusan yang tepat sebelum Tuan Lhi mempersilahkannya duduk kembali.

Sedikit ragu Ana meletakkan bokongnya di ujung kursi, pinggir hingga mepet pegangan tangan di sisi kanan.

"Sepertinya kamu sering sekali duduk di sini?" Tanya Tuan Lhi memecah keheningan tapi tidak menghilangkan kecanggungan.

"Eh, iya Tuan." Jawab Ana Ragu.

Hening kembali menyerang, membiarkan hati bermonolog dengan kebingungan. Ana menunduk diam sama sekali tak berani mengangkat kepalanya barang semili sedang Tuan Lhi masih menatap lurus gelap di depan sana seolah memberi banyak tanya tak terucap.

"Kamu berencana berapa lama kerja di sini?" Pertanyaan penuh kecanggungan terucap di antara hati yang bermonolog dalam bingung.

"Belum tahu, Tuan." Jawab Ana pelan.

"Aku harap kamu betah bekerja di sini, jangan ragu untuk bertanya atau berbicara kalau terjadi apa-apa." Ucap Tuan Lhi.

"Baik Tuan." Sungguh jantung Ana sudah ingin melompat saat ini, wanita paruh baya itu bak ABG yang sedang di landa cinta pertama saking groginya.

Tuan Lhi sebenarnya tak jauh beda, ini kali pertama dia mendekati wanita di usianya yang juga hampir menyentuh paruh baya. Dunianya terlalu sibuk dengan bekerja hingga Ana hadir di kehidupannya. Informasi dari Āyí Ling yang mengatakan Ana seorang single parents alias janda membuatnya berani mengenal wanita itu lebih dalam.

Bukan tidak laku atau tidak ada yang mau, laki-laki itu juga sering jadi bahan perjodohan rekan bisnis pun ibunya yang juga bersemangat mengenalkannya pada anak gadis teman-temannya tapi anak laki-lakinya itu tak pernah tertarik dan baru dengan Ana perhatiannya tersita. Masih sebatas itu belum bisa di katakan ''jatuh cinta."

"Anginnya sepertinya semakin kencang, beristirahatlah waktu juga sudah malam." Lanjut Tuan Lhi.

Ana menghidupkan layar ponselnya benar saja waktu menunjukkan pukul 10 malam, tidak terasa hanya berdiam-diaman tapi menghabiskan banyak menit dan detik.

Ana beranjak dari duduknya di susul Tuan Lhi yang juga berdiri di hadapannya. Kembali terjadi kecanggungan akses jalan hanya ada di samping kiri itu artinya Ana harus melewati depan Tuna Lhi, tapi laki-laki itu berdiri tegak tanpa sadar bahwa badan tegapnya menutup akses jalan satu-satunya.

Ana memiringkan badannya seminim mungkin mengambil celah sedikit di samping lengan sang Tuan, "permisi Tuan," cicitnya pelan.

Tuan Lhi yang baru menyadari menggeser badannya dengan cepat, hingga nyaris kembali terduduk saking gugupnya. Namun sebelum Ana benar-benar menjauh dari tempatnya dia kembali memanggil wanita itu, sekedar mengucapkan "selamat malam."

"Ana, Wăn'ān *," ucap Tuan Lhi.

Ana membalas dengan sedikit senyuman, " Wăn'ān, Tuan."

Malam berakhir dengan gemerlap bintang-bintang dan bunga-bunga bermekaran mengantarkan pada mimpi yang menjanjikan sebuah harapan. Malam ini Ana lupa akan traumanya bunga di hatinya memaksa bersemi mesti tak pasti akankah tumbuh atau kembali layu dan mati.

Pagi datang tanpa merayap, sinar terang dengan cepat menyergap mengantarkan terik yang teramat. Ana sengaja keluar lebih siang, bukan karena kesiangan tapi menghindari bertemu laki-laki yang semalaman membuatnya tersipu. Sial nya ciput cinta masih berpihak padanya, pagi itu tepat saat Ana baru saja membuka pintu paviliun, pintu samping rumah utama juga terbuka dan pelakunya orang yang sedang di hindarinya, Tuan Lhi.

Tatapan beradu berperang dengan kecanggungan yang belum enggan menghilang, sampai suara cempreng gadis pembawa informasi membuyarkan.

"Zăo'ān*, Tuan" sapa Citra penuh kesopanan.

Tuan Lhi mengangguk sebelum berlalu pergi melanjutkan aktifitas joging paginya, sedang Ana secepat kilat berjalan menuju dapur di rumah utama.

"Āyí semalam lihat drama cina di taman belakang nggak," oceh Citra saat melihat Āyí Ling keluar dari kamarnya.

Ana berharap wanita itu tidak menanggapi atau setidaknya menjawab 'tidak' sialnya wanita itu justru lebih heboh dari 2 orang yang lebih muda.

"Rasanya Āyí pengen memindahkan badan yang perempuan biar begeser dikit,Cit." Sahut wanita tua itu.

"Gemeskan, Āyí. Padahal tangan yang laki udah di senderan bangku lo, misal geser dikiittt aja tambah seru dramanya," timpal Tika.

Ana yang sadar jadi bahan sindiran hanya terdiam menahan malu yang bersemu, semalam dia tidak sadar bahwa mata pencari informasi sedang awas-awasnya, jadilah dia sasaran empuk gibah pagi. Bahkan Citra dengan sengaja mencuri foto dan sialnya pagi itu juga ia kirim ke nomor Ana pun nomor Āyí dan Tika tentunya, lengkap sudah bahan gibah pagi ini.

Candaan-candaan penuh godaan itu baru berakhir saat pemilik rumah keluar dari kamarnya, Nyonya Huang. Ana dengan sigap menyiapkan sarapan tanpa memperdulikan slentingan Citra dan Tika yang masih melanjutkan gibahnya di lantai 2.

Segelas jus buah dengan Mántou Ana siapkan di meja, tidak lupa 2 butir telur rebus untuk sang Tuan juga sudah tersedia.

"Ana, sore nanti siapkan kudapan seperti biasa. Teman-temanku akan bermain mahyong di sini,'' titah Ny.Huang.

"Baik, Nyonya." Jawab Ana pelan. Ana sudah hafal apa saja yang harus di siapkan tiap kali acara bermain mahyong di adakan di rumah itu, berbagai kudapan harus di siapkan dan 2 menu yang tak pernah ketinggalan risol dan bakwan jagung.

2 camilan khas indonesia itu selalu jadi rebutan tiap kali Ana sajikan, bukan hanya tamu nyonya nya tapi juga 2 rekan kerjanya yang katanya tak bisa berhenti menyomot tiap kali Ana membuat Risol dan bakwan jagung.

"Buat sedikit banyak makanan Indonesia mu itu, teman ku mengatakan ingin membawanya pulang untuk mantunya yang sedang ngidam," titah Ny.Huang kembali

"Baik."

"Kau belanja lebih banyak, besok Andi dan Mia akan datang." Pungkas Ny. Huang yang sudah menyelesaikan sarapannya.

Ana menunduk sopan, sebelum kembali ke dapur membereskan bekas menyiapkan sarapan kemudian bersiap menuju pasar berbelanja kebutuhan untuk sore hari dan besok. Dapurnya akan sangat sibuk sepertinya.

____Bersambung.

Wăn'ān * : selamat malam

Zăo'ān * : selamat pagi

Mántou : sejenis Bakpao tanpa isi

Sesuai janji kita kasih bunga-bunga untuk Ana.

__IbuAnna

1
Kim shin
gemesh
Kim shin
apakah bab ini di beri bawang 10 kilo 😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!