Menjadi seorang dokter bedah ilegal di dalam sebuah organisasi penjualan organ milik mafia berbahaya, membuat AVALONA CARRIE menjadi incaran perburuan polisi. Dan polisi yang ditugaskan untuk menangani kasus itu adalah DEVON REVELTON. Pertemuan mereka dalam sebuah insiden penangkapan membuat hubungan mereka menjadi di luar perkiraan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ke Italia
Pagi yang cerah di Florence, Italia. Ava melangkah keluar dari mobil mewah Don Vittorio. Dia mengenakan gaun putih sederhana, rambutnya terurai alami, tapi matanya selalu waspada.
Dua bodyguardnya, Luca dan Marco, berdiri tak lebih dari dua langkah di belakangnya, mengawasi setiap gerak-geriknya.
"Ayo, Ava, kita lihat koleksi baru di butik itu," ujar Don Vittorio sambil memegang bahunya dengan lembut, namun jelas penuh kewaspadaan.
Ava tersenyum tipis, pura-pura patuh. Tapi di dalam hati, satu nama terus bergema, yaitu Alex.
Kakaknya. Orang yang dicintainya. Orang yang dihilangkan Don Vittorio setelah mengetahui Alex mencoba membawanya pergi dari dunia mafia ini.
“Ava Sayang … daddy akan tinggalkan kau di sini bersama Luca dan Marco. Jadi … nikmati waktu refreshing-mu, oke? Kau boleh membeli apa pun yang kau suka,” kata Don Vittorio setelah beberapa menit di dalam butik.
“Ya,” jawab Ava sambil mengangguk. ‘Ini kesempatanku, aku harus mencari cara nanti.’
Lalu Don Vittorio berbisik di telinga Marco kemudian setelah itu berbalik pergi.
*
*
*
*
Devon menghela napas panjang saat kakinya menginjak landasan Bandara Peretola, Florence.
Pagi yang sejuk menyambutnya, jauh berbeda dari hiruk-pikuk New York yang ria tinggalkan sementara.
Sebagai seorang detektif polisi, ini mungkin pertama kalinya dalam lima tahun dia mengambil cuti dan itu pun karena paksaan ibunya.
“Keluarga besar kita berkumpul setelah sepuluh tahun, Devon. Kau pikir aku akan membiarkanmu tak datang lagi?"
Ia tersenyum mengingat ancaman ibunya itu sambil menggeser koper kecilnya. Tapi sebelum menuju ke villa keluarga di tepi Sungai Arno, ada satu hal yang harus dilakukannya terlebih dahulu, yaitu mengambil jas pesanan ibunya di butik ternama di pusat kota.
"Boutique Salvatore,” gumamnya membaca alamat yang dikirim ibunya.
Ia tak tahu bahwa kunjungan sederhana ini akan mengubah segalanya.
*
*
Lonceng kecil di atas pintu berdentang saat Devon memasuki butik elegan bernuansa kayu tua itu.
Wangi kulit dan parfum mahal memenuhi udara.
“Buongiorno, Signore," sapa seorang wanita paruh baya di balik pintu masuk dengan senyum ramah.
“Aku ingin mengambil pesanan atas nama Revelton," ujar Devon.
Wanita itu mengangguk, “Baik, Tuan. Silahkan tunggu di ruangan VIP nomer 2.”
“Tak perlu, aku di sini saja,” sahut Devon yang kemudian duduk di sofa tengah butik.
Wanita itu mengangguk, kemudian berbalik ke ruang belakang. Saat menunggu, Devon mengamati ke sekelilingnya.
Tiba-tiba, pintu ruangan VIP nomer satu terbuka. Bukan wanita tadi yang keluar.
Tapi seorang perempuan muda dengan rambut sebahu, mata biru kehijauan yang tajam, dan ekspresi dingin.
Devon langsung membeku saat melihat wanita itu. Bagaimana tidak? Wanita itu adalah Ava—wanita yang selama ini dicarinya.
Dan sebelum dia sempat berkata apa-apa, ada dua pria bertubuh besar muncul dari belakangnya, terlihat sedang mengawalnya.
“Ava!” panggilnya ketika Ava tak melihatnya.
Ava menoleh dan melihat Devon. Namun ekspresi wajahya begitu asing dan datar—seolah tak mengenal Devon.
Dua pria itu langsung berdiri di depan Ava ketika Devon menghampirinya. Ava memegang lengan Luca.
Marco memegang tangan Ava yang melangkah mundur seakan menjauhi Devon. “Dia tampak berbahaya, Nona,” bisiknya.
Devon mengernyit dan heran dengan reaksi Ava. “Ava, aku—“
“Aku tak kenal kau!” potong Ava dan berbalik pergi.
Devon menatap wanita yang berjalan ke arah pintu keluar. Ava mengabaikannya dan bahkan seperti tidak mengenalnya sama sekali.
Dan Devon merasa tahu apa artinya itu. Pasti Ava dalam keadaan berbahaya dan dua pria tadi adalah anak buah Don Vittorio.
Devon diam sejenak. Lalu setelah Ava keluar, pria itu langsung menuju ke mobilnya dan mengikuti ke mana Ava pergi bersama dua bodyguard nya itu dengan hati-hati.
masih penasaran siapa yg membocorkan operasi Devon di markas Don Vittorio dulu ya 🤔🤔